INDUSTRIALISASI
1. Pendahuluan
Sejarah ekonomi dunia menunjukkan bahwa industrialisasi merupakan suatu proses interaksi antara pengembangan teknologi,inovasi,spesialisasi produksi, dan perdagangan antarnegara yang pada akhirnya sejarah dengan meningkatnya pendapatan masyarakat mendorong perubahan struktur ekonomi di banyak Negara dari yang berbasis pertanian menjadi industry.pengalaman hampir semua Negara menunjukkan bahwa indusrialisasi sangat penting karena menjamin pertumbuhan ekonomi jangka panjang.Fakta di banyak Negara menunjukkan bahwa tidak ada perekonomian yang betumpu pada sector-sektor primer mampu mencapai PN per kapita diatas U$$ 500 selama jangka panjang.Rute industrialisasi telah menunujukkan bukti-bukti keberhasilan bagi Negara yang sekarang disebut dengan Negara industry maju.Keberhasilan ini telah banyak berkembang,seperti Indonesia yang telah berhasil mendapatkan kemerdekaan di perang dunia II sehingga mencoba menerapkan model pembangunan yang telah berhasil di Negara-negara industry maju.
2. pembahasan
Faktor-faktor pendorong industrialisasi
a. Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri
Negara yang pada awalnya pembangunan ekonomi memiliki dasar/primer/hulu seperti semen dan baja serta memiliki industry barang modal.Negara ini akan mampu atau kuat dalam mengalami proses indstrialisasi yang pesat dibandingkan dengan Negara yang yang hanya memilki indusri hilir,karena apabila industry hulu dan tengah sudah kuat akan lebih mudah untuk negra tersebut untuk membangun industry hilir.
b. Besarnya pasar dalam negeri
Besar pasar dalam negeri ini ditentukan oleh jumlah penduduk dengan tingkat PN per kapita.Besar pasar dalam negeri seperti Indonesia merupakan salah satu factor perangsang bagi pertumbuhan kegiatan ekonomi.Pasar yang besar dapat menjaminin skala ekonomis dan efisiensi dalam proses produksi.Jika pasar domestic kecil maka untuk mencapai produksi optimal Negara melakukan ekspor.
c. Cirri industrialisasi/cara pelaksanaan industrialisasi
Tahapan implementtasi
Jenis industry yang diunggulkan
Pola pembangunan sector industry
Insentif yang diberikan termsasuk kepada investor
d. Keberadaan Sumber Daya Alam
Negara yang kaya akan SDA laju pertumbuhan ekonominya lebih rendah dan terlambat melakukan industrialisasi dibandingkan dengan Negara miskin SDA.
e. Kebijakan atau strategi pemerintah yang diterapkan
Pola industrialisasi di Negara yang menerapkan kebijakan substitusi impor dan kebijakan perdagangan luar negeri yang protektif. Jadi seperti Indonesia selama pemerintahan orde baru hingga krisis terjadi berbeda di Negara yang menerapkan kebijakan promosi ekspor dalam mendukung industrinya.
Perkembangan sektor industry manufaktur nasional
Industry primer atau hulu mengelolah output dari sector pertambangan menjadi bahan baku siap pakai untuk kebutuhan proses produksi pada tahap selanjutnya dan industry sekunder atau industry manufaktur yang terdiri dari industeri tengah yang membuat barang-barang modal,serta indusrti hilir yang membuat barang keperluan rumah tangga.Tingkat pembangunan sector industry tidak hanya diukur dari pertumbuhan outputnya dalam pembentukan PDB dan kontribusinya terhadap nilai ekspor.Perhatian lebih banyak diberikan kepada industry manufaktur.
Pertumbuhan output
Melesatnya pertumbuhan ekonomi di negara ekonomi baru, baik di kawasan Asia maupun Amerika Latin, memunculkan masalah baru.
Meningkatnya inflasi sebagai risiko yang harus ditanggung dalam menggenjot pertumbuhan dinilai dapat memicu perekonomian cepat panas.Indonesia bersama China, India, dan Singapura memunyai potensi besar mengalami overheating.Indikasi tersebut terlihat dari meningkatnya inflasi di sejumlah emerging market dalam beberapa waktubelakangan.
Inflasi di emerging country lebih tinggi dibandingkan inflasi di negara-negaramaju.Namun, menganggap overheating belum menjadi prioritas utama institusinya karena BI terus menjaga inflasi inti berada di bawah lima persen. Data terbaru menunjukkan infl asi inti di Indonesia terakhir berada pada level 4,36 persen.
Menurut Hartadi, selama ini infl asi inti menjadi indikator utama dari lebarnya output gap. Padahal, output gap menjadi faktor penting yangmemengaruhioverheating.
Dia menambahkan overheating akan muncul jika output gap mengecil dan permintaan meningkat, sedangkan suplai terbatas. “Dalam memerangi tandatanda pengecilan output gap, kita jangan menekanpermintaan(demand).
Tapi, suplai yang ditambah. Jadi, jangan sampai salah kebijakan Tidak Merugikan Sementara itu, dampak masuknya arus dana asing (capitalinflow) tidak merugikan perekonomian dalam negeri.
sebagian arus modal asing yang ke Indonesia dapat diarahkan ke dalam investasi jangka panjang. “Kembalinya arus dana asing ke Asia seharusnya menjadi peluang bagi negara-negara di Asia untuk mendapatkan investasi dan mendanai pembangunannya derasnya arus dana asing pada tahun ini akan menciptakan sejumlah tantangan bagi bank sentral, termasuk mengelola risiko yang bakal muncul.
Proses pemulihan ekonomi global saat ini diwarnai perbedaan cukup tajam antara negara ekonomi baru (emerging market) dan negara maju. Sejak krisis finansial global muncul pada 2008, sejumlah negaranegara berkembang berhasil mencatatkan pertumbuhan lebih cepatdibandingkannegaramaju.
Akibatnya, banyak arus modal dari negara-negara maju mengalir ke negara ekonomi baru, termasuk ke Indonesia. Data terbaru dari Institute for International Finance (IIF) menyebutkan arus modal asing yang masuk ke negara ekonomi baru tahun ini masih tinggi, meskipun cenderung menurun. Nilainya diperkirakan mencapai 800 miliardollarASpada2011.
Pendalaman sruktur industry
Berbagai macam jenis barang menurut sifat atau penggunaannya. Barangmodal
Sesuaitahapan yang ada dalam pelita, sektor industri juga mengalami
penargetan dan pencapaian sasaran,
seperti ini :
o (1 April 1969–31 Maret1974) sektor pertanian dan industry dititikberatkan pada industri yang mendukung sektor pertanian.
o (1 April 1974–31 Maret1979) sektor pertanian dan industry dititikberatkan pada industri yang
mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.
o (1 April 1979–31 Maret 1984) sektor pertanian dan industry dititikberatkan pada pengolahan bahan baku menjadi barang jadi.
o (1 April 1984–31 Maret 1989) sektor pertanian dan industry dititikberatkan pada industri yang menghasilkan mesin-mesin industri baik
untuk industri berat maupun ringan.
o (1 April 1989–31 Maret 1994) sektor pertanian dan industry diprogramkan untuk dapat menghasilkan barang ekspor industri yang menyerap banyak tenaga kerja, industri yang mampu mengolah hasil
pertanian dan swasembada pangan dan industri yang dapat menghasilkan barang-barang industry.
o (1 April 1994–31 Maret 1998) sektor pertanian dan industry dititikberatkan pada pembangunan industri nasional yang mengarah pada penguatan dan pendalaman struktur industri didukung kemampuan
teknologi yang makin meningkat. Dengan penargetan dan pencapaian hasil teknologi yang dimaksudkan, Indonesia tumbuh menjadi kawasan industri di berbagai tempat. Lahan-lahan pertanian banyak berubah menjadi kawasan industri, baik oleh pemodal asing (PMA) maupun pemodal dalam negeri (PMDN). Mental pejabat Orde Baru yang korup menambah parah dampak industrialisasi di Indonesia. Banyak industri yang tidak mempunyai atau tidak lolos dalam penyampaian analisis dampak lingkungan (AMDAL), tetapi karena mampu menyuap pejabat berwenang yang mengeluarkan izin pendirian kawasan industri, akhirnya mampu membangun industri tersebut. Jika semua unsur pendirian industry yang mengarah pada ramah lingkungan itu terpenuhi, tentu dampak negatifnya dapat ditekan seminimal mungkin. Dengan demikian, kelestarian lingkungan
hidup akan dapat selalu dijaga.
Tingkat Teknology dari Produk-produk Manufaktur
Membandingkan suatu teknologi Negara dari produksi yang berbeda-beda industry manufaktur dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
industri teknologi tinggi : seperti alat-alat perkantoran
industri teknologi menengah : produk dari plastic dan karet/produk sederhana.
Industri teknologi rendah :kertas, percetakan tekstil dll.
Dengan pendekatan ini memberikan informasi fakta terhadap derajat teknologi Indonesia dibandingkan dengan Negara lain.Produksi manufaktur Indonesia masih tergolong teknologi rendah.Teknologi tingkat rendah yang sangat menonjol 47% di Indonesia yaitu seperti tekstil,pakaian jadi,,industri kertas,kayu.Sekitar % industri manufaaktur tingkat menengah 25% industri plastic,semen,karet.Sisanya 28% industri teknologi tinggi termasuk kimia,elektronik dan kendaraan bermotor.
Ekspor
Kegiatan ekspor juga dapat untuk mengukur derajat pembangunan suatu Negara dari industri manufaktur.
Ekspor dapat melakukan laju pertumbuhan produk ataupun dengan pasar negra tujuan.Industri manufaktur suatu Negara dapat dikatakan maju apabila manufakturnya rata-rata per tahun tinggidan tingkat diversifikasi pasar juga tinggi serta pasar dengan Negara tujuan.Karena,Negara ini menandakan bahwa daya saing produknya tinggi sehingga dapat masuk ke pasar-pasar di banyak Negara.
Ketergantungan pada impor
Ketergantungan industri dalam negeri terhadap barang-barang modal impor sampai sekarang masih tinggi karena industri barang modal dalam negeri belum berkembang seiring peningkatan kebutuhan.
dalam kurun tiga tahun terakhir impor barang modal rata-rata tumbuh 32,25 persenpertahun.Tahun 2009 impor barang modal mencapai 18,31 miliar dolarAS.Tahun 2010, Kementerian Perdagangan mencatat impor barang modal mencapai US$ 26,9 miliar atau naik lebih dari 31,69 persen dari tahun sebelumnya.
Sementara itu, pertumbuhan industri barang modal berupa alat angkut, mesin dan peralatan,minus 2,87 persen dan sebesar 10,35 persen pada 2010. permasalahan utama dalam pengembangan industri penghasil barang modal antara lain keterbatasan kemampuan desain dan rekayasa, ketergantungan pada komponen impor, infrastruktur pendukung yang belum memadai, serta kurangnya insentif fiscal dan kredit perbankan.
pemerintah berusaha mengatasi kendala dan mendorong pertumbuhan industri barang modal seperti permesinan dan perkapalan dengan memberikan sejumlah fasilitas.
Jika swasembada pangan sulit terwujud karena program peningkatan
produksi pangan tidak dilaksanakan dengan konsisten, pemerintah akan terlihat konyol.Dengan terwujudnya swasembada pangan, Indonesia akan mampu beradaptasi saat terjadi gejolak harga pangan. Agar semua komponen masyarakat terdorong bekerja keras, impor bahan pangan harus dikurangi secara bertahap, dan memberdayakan sumber daya lokal. Untuk menjaga ketahanan pangan, pemerintah belum memenuhi empat aspek. Meliputi ketersediaan pangan, stabilitas ketersediaan atau pasokan pangan, keterjangkauan harga pangan, dan aspek konsumsi pangan.Indikasi rapuhnya ketahanan pangan nasional terlihat dari impor gandum yang mencapai 6,6 juta ton per tahun atau 100 persen dari total kebutuhan dalam negeri. Impor beras 2 juta ton per tahun, setara 25 persen dari kebutuhan dalam negeri. Impor jagung 1 juta ton per tahun atau 62 persen dari total kebutuhan dalam negeri. Impor gula 1,6 juta ton per tahun, impor kedelai 1,1 juta ton per tahun, impor daging sapi 600.000 ekor per tahun, dan impor garam sekitar 40 persen dari kebutuhan dalam negeri.
permasalahan teknologi dan SDM
Terpuruknya daya saing tersebut merupakan akibat dari berbagai faktor. Menurut Pada tataran makro, terdapat 3 (tiga) faktor, yaitu:
tidak kondusifnya kondisi ekonomi makro
buruknya kualitas kelembagaan publik dalam menjalankan fungsinya sebagai fasilitator dan pusat pelayanan
lemahnya kebijakan pengembangan teknologi dalam memfasilitasi
kebutuhan peningkatan produktivitas.
Sementara itu, pada tataran mikro atau tataran bisnis
rendahnya efisiensi usaha pada tingkat operasionalisasi perusahaan
lemahnya iklim persaingan usaha.
rendahnya kondisi daya saing Indonesia, disebabkan oleh buruknya kinerja perekonomian nasional dalam 4 (empat) hal pokok, yaitu:
buruknya kinerja perekonomian nasional yang tercermin dalam kinerjanya di perdagangan internasional, investasi, ketenagakerjaan, dan stabilitas harga,
buruknya efisiensi kelembagaan pemerintahan dalam mengembangkan kebijakan pengelolaan keuangan negara dan kebijakan fiskal, pengembangan berbagai peraturan dan perundangan untuk iklim usaha kondusif, lemahnya koordinasi akibat kerangka institusi publik yang masih banyak tumpang tindih, dan kompleksitas struktur sosialnya,
lemahnya efisiensi usaha dalam mendorong peningkatan produksi dan inovasi secara bertanggung jawab yang tercermin dari tingkat produktivitasnya yang rendah, pasar tenaga kerja yang belum optimal, akses ke sumberdaya keuangan yang masih rendah, serta praktik dan nilai manajerial yang relatif belum professional.
keterbatasan di dalam infrastruktur, baik infrastruktur fisik, teknologi, dan infrastruktur dasar yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat akan pendidikan dan kesehatan.
Masalah-masalah struktual dan organisasi
Basis ekspor dan pasarnya yang tinggi
Indonesia memiliki banyak SDA dan indusrti tekstil yang berlimpah merupakan factor utama keunggulan namun,produk dan pasar ekspor Indonesia sangat sangat terkonsentrasi.
Ketergantungan impor yang sangat tinggi
Sejak tahun 1990 Indonesia sudah menarik banyak investor asing di industri berteknologi.Tetapi kebanyakan industri tersebut bukan merupakan proses manufaktur.Tahun 1997 impor bahan baku industri kimia dan industri mesin.Industri padat karya sangat bergantung pada impor bahan baku karena tidak adanya suplai dari dalam negeri serta lemahnya industri dalam negeri yang tidak di dukung oleh industri-industri lainnya.Walaupun pertumbuhan PMA manufaktur industri di Indonesia sangat pesat tetapi masih sangat bergantung pada impor bahan baku dari Negara lain.
Tidak adanya industri menengah
Konrtibusi industri-industri berteknologi menengah terhadap pembangunan sector industri manufaktur menurun.hal ini juga dialami oleh sector industri produk-produk padat karya.Sementara itu produk teknologi rendah tumbuh pesat disebabkan pertumbuhan padat modal yang tumbuh pesat seperti kayu,kertas,makanan.
Konsentrasi regional
Industri besar dan menengah berkonsentrasi di pulau jawa dan jabodetabek.Meskipun pemerrintah telah memberikan berbagai macam intensif kegiatan produksi manufaktur tetap dipusatkan di pulau Jawa.hal ini disebabkan karena pulau Jawa mengalami peningkatan produksi yang di dukung oleh pemasok pasar yang besar dan berkembang pesat sehonggan menghasilkan pendapatan per kapita dan populasinya menunjukkan infrasruktur yang baik.
Strategi pembangunan sektor industri
strategi pembangunan industri di masa depan adalah membangun daya saing industri manufaktur yang berkelanjutan di pasar internasional. Untuk itu, strategi pembangunan industri manufaktur ke depan dengan memperhatikan kecenderungan pemikiran terbaru yang berkembang saat ini, adalah melalui pendekatan klaster dalam rangka membangun daya saing industri yang kolektif. Industri manufaktur masa depan adalah industri-industri yang mempunyai daya saing tinggi, yang didasarkan tidak hanya kepada besarnya potensi Indonesia, seperti luas bentang wilayah, besarnya jumlah penduduk serta ketersediaan sumber daya alam, tetapi juga berdasarkan kemampuan atau daya kreasi dan keterampilan serta profesionalisme sumber daya manusia Indonesia.Pembangunan industri tersebut diarahkan pada penguatan daya saing, pendalaman rantai pengolahan di dalam negeri serta dengan mendorong tumbuhnya pola jejaring (networking) industri dalam format klaster yang sesuai baik pada kelompok industri prioritas masa depan, yaitu: industri agro, industri alat angkut, industri telematika, maupun penguatan basis industri manufaktur, serta industri kecil-menengah tertentu.
sektor industri mengemban misi 2004-2009 sebagai berikut:
Meningkatkan penyerapan tenaga kerja industri
Meningkatkan ekspor Indonesia dan pember-dayaan pasar dalam negeri
Memberikan sumbangan pertumbuhan yang berarti bagi perekonomian
Mendukung perkembangan sektor infrastruktur
Meningkatkan kemampuan Teknologi
Meningkatkan pendalaman struktur industri dan diversifikasi produk
Meningkatkan penyebaran industri.
Kebijakan industri pasca krisis ekonomi
negara yang paling rentan terhadap dampak krisis adalah negara yang fundamental ekonomi domestiknya tidak kuat.Lemahnya fundamental ekonomi sebuah negara salah satunya dapat disebabkan oleh kebijakan yang tidak tepat. Salah satunya berkaitan dengan posisi bank sentral yang memiliki kewajiban mengatur kebijakan moneter. Bank sentral tentu akan memiliki kekuatan intervensi dalam mengatasi berbagai permasalahan ekonomi, misalnya kredit macet ataupun gelembung subprime.
Pemerintah optimistis akan mampu men¬gatasi dampak krisis keuangan dunia kali ini. Dalam mengatasinya memang dibutuhkan ketenangan se¬mua pihak agar dapat senantiasa berpikir rasional un-tuk mencarikan jalan dan solusi. Meskipun tidak seluruh masalah berada di jangkauan wilayah kebijakan dan wewenang pemerintah, partisipasi dan peran serta se¬mua pihak dalam mengatasi dampak krisis keuangan global mutlak dibutuhkan.
Dari tatanan perekonomian dunia yang tidak aman dan tidak adil menyebabkan bumi kita dalam keadaan bahaya. Jika tatanan perkonomian seperti ini terus berjalan tanpa ada upaya untuk mengubah atau memperbaikinya, maka dapat dipastikan krisis setiap saat dapat terjadi. Oleh karena itu tatanan perekonomian dunia harus diperbaiki dan ditata kembali agar lebih mencari aman dan stabil, agar lebih adil dan memberikan manfaat secara merata pada semua bangsa.
Daftar pustaka :
http://portal.pi-umkm.net/id/pengembangan-sdm/bab-18-peningkatan-daya-saing-industri-manufaktur.html
http://www.investor.co.id/home/ketergantungan-terhadap-barang-modal-impor-masih-tinggi/6620
http://www.lintasberita.com/Nasional/Politik/Ketergantungan_pada_Impor_Sudah_di_Ambang_Mencemaska
http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=215&Itemid=76
Perekonomian Indonesia Dr.Tulus T.H Tambunan,Ghalia Indonesia
http://koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=77407
Laman
Selasa, 29 Maret 2011
Kamis, 24 Maret 2011
SEKTOR PERTANIAN
SEKTOR PERTANIAN
1. Pendahuluan
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam serta pembesaran hewan ternak meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.
2. Pembahasan
• Peranan sektor pertanian
Ekspansi sector ekonomi tergantung pada pertumbuhan output di sector pertanian. Permintaan terhadap sumber pemasok makanan dan penawaran sebagai sumber bahan baku bagi keperluan produksi disektor lain seperti manufaktur dan perdagangan ini disebut kontribusi produk.
Menurut Kuznets kontribusi pasar adalah Negara agraris yaitu Indonesia pertanian sumber penting bagi pertumbuhan permintaan domestic bagi produk sector lainnya.
Kontribusi factor-faktor produksi : penawaran tenaga kerja tidak terbatas, terbukti banyak kasusu surplus dari pertanian transfer ke industry sector lainnya.
Sumber penting bagi surplus neraca perdagangan sumber devisa meningkatkan hasil ekspor pertanian menggantikan impor
• Kontribusi produk
Kontribusi pertanian dilihat dari hasil relasi antara pertumbuhan dari kontribusi tersebut debgan pangsa PDB awal dari pertanian dan laju pertumbuhan relative dari produk-produk netto pertanian dan non pertanian.
Pertanian mempunyai kontribusi penting terhadap perekonomian yaitu kontribusi produk dalam sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan juga kontribusi pasar. Peran penting lainnya adalah dalam penyediaan kebutuhan pangan manusia apalagi dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk yang berarti bahwa kebutuhan akan pangan juga semakin meningkat. Di Indonesia sebagai Negara agraris, ada peran tambahan dari sektor pertanian yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat yang sebagian besar sekarang berada di bawah garis kemiskinan. Menurut BPS (Badan Pusat Statistik), jumlah penduduk miskin pada tahun 2004 mencapai 36,147 juta orang, dan 21,265 juta (58,8%) di antaranya bekerja di sektor pertanian.
Menurunnya tingkat kontribusi sektor pertanian terhadap PDB dan adanya ancaman kerawanan pangan yang disertai dengan ancaman ketergantungan terhadap pangan impor (food trap) serta masih banyaknya petani yang masih berada dibawah garis kemiskinan maka perubahan menuju yang lebih baik malalui pembangunan pertanian sangat diperlukan. Hakikat dari pembangunan adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat sehingga dalam pembangunan harus berlandaskan pada pemerataan. Jadi bukan masalah peningkatan materi sebagai tujuan yang pertama dan terutama. Demikian juga dalam pembangunan pertanian, yang pertama-tama adalah bukan masalah peningkatan produksi pertanian melainkan upaya pembebasan manusia petani, dan termasuk di dalamnya adalah peningkatan kesejahteraan pada umumnya. Peningkatan produksi pertanian menjadi faktor yang ada di dalamnya dan hasil yang mengikutinya.
• Kontribusi pasar
Indonesia seperti Negara agraris sangat merupakan peranan penting bagi pasar domestik produk-produk dari sector non pertanian seperti industry dan manufaktur.Pengeluaran petani untuk produk-produk industry baik barang consumer maupun barang perantara untuk kegiatan produksi memperlihatkan aspek kontribusi pasar dari sector pertanian terhadap pembangunan ekonomi lewat efeknya terhadap pertumbuhan.kontribusi pasar ini sangat tergantung pada dua factor yaitu :
Dampak dari keterbukaan ekonomi dimana pasar domestic tidak hanya diisi dengan barang-barang dalam negeri tetapi juga diisi dengan barang-barang impor.
Di system ekonomi tertutup kebutuhan petani akan barang-barang nonmakan harus dipenuhi oleh industry dalam negeri.Jadi tidak ada campur tangan dari factor-faktor pendukung barang-barang luar negeri.
Jenis teknologi yang digunakan pertanian menentukan tinggi rendahnya tingkat mekanisme di sector tersebut.Permintaan terhadap barang-barang produsen buatan indistri tradisional lebih kecil dibandingkan permintaan dari sector pertanian yang sudah modern.Jadi komposisi baik dalam jumlah maupun jenis barang industry buatan tradisional jarang yang berminat.Padahal buatan tradisional ini lah yang sangat alami walaupun banyak factor kekurangannya dibandingkan yang modern.
• Kontribusi faktor-faktor produksi
Selama periode sepuluh tahun terakhir kontribusi pertanian terhadap pendapatan nasional atau PDB Indonesia mengalami penurunan dari sekitar 50% pada tahun 60-an menjadi 20,2% pada tahun 1997. Pada tahun 1998 kontribusi sector pertanian terhadap pendapatan PDB secara absolute masih menurun, walaupun sector pertanian merupakan satu-satunya sector ekonomi yang mengalami pertumbuhan (0,26%), diantara perpaduan seluruh sector ekonomi yang mencapai minus 14%.
Sebelum krisis ekonomi berlangsung, pertumbuhan sector pertanian secara umum juga tidak secerah sector-sektor perekonomian lainnya, yaitu tidak lebih dari 3% pertahun selama pelita V khususnya, sangat jauh jika dibandingkan dengan sector industri yang mengalami pertumbuhan sampai 2 digit. Pada tahun 1996, pertumbuhan sector pertanian juga masih berkisar 3% pertahun, sedangkan pada tahun 1997 sektor pertanian juga masih belum mengalami lonjakan pertumbuhan yang berarti atau tumbuh tidak sampai mencapai 3% (Arifin, 2001).
Teori ekonomi pembangunan modern umumnya sepakat bahwa semakin berkembang suatu Negara, maka akan semakin kecil kontribusi sector pertanian atau sector tradisional dalam PDB. Jika pendapatan meningkat, maka proporsi pengeluaran terhadap bahan makanan akan semakin menurun. Dalam istilah ekonomi, elastisitas permintaan terhadap makanan semakin kecil dari satu atau tidak elastis (inelastic). Karena fungsi sector pertanian yang paling penting dalah untuk menyediakan bahan-bahan makanan, maka peningkatan terhadap bahan makanan tidaklah sebesar permintaan terhadap barang-barang hasil industri dan jasa. Dengan sendirinya kontribusi sector pertanian terhadap PDB akan semakin kecil dengan semakin besarnya tingkat pendapatan pada sector non-pertanian. Secara sederhana dapat dituliskan dalam bentuk persamaan:
Keterangan:
P = Net produk nasional
Pa = Net produk Pertanian
Pna = Net produk non-pertanian
Sebagai upaya untuk meningkatkan kontribusi sector pertanian dalam PDB khususnya dan gairah perekonomian pada umumnya, pemerintah harus mampu menciptakan integrasi kebijakan industrialisasi nasional yang berbasis pada pertanian. Kebijakan yang lebih memilih berpihak pada sector industri dengan mengabaikan integrasi antara industri dan pertanian harus diubah. Pengambil kebijakan selama ini menganggap bahwa pembangunan adalah identik dengan pertumbuhan ekonomi sehingga kebijakan yang diambil juga, menurut Lypton dalam Momose (2001), adalah bias perkotaan yang dicirikan: 1) mempriorotaskan industri daripada pertanian, 2) pengalokasian sumberdaya yang lebih besar ke masyarakat kota daripada masyarakat desa, 3) memprioritaskan industri daripada pertanian.
Sebagai Negara agraris seharusnya sector pertanian diprioritaskan lebih dulu, jika industrialisasi akan dilakukan. Keberhasilan sector industri tergantung dari suatu pembangunan pertanian yang dapat menjadi landasan pertumbuhan ekonomi. Menurut rahardjo (1990) ada dua alasan mengapa sector pertanian harus dibangun terlebih dahulu:
barang-barang hasil industri memerlukan dukungan daya beli masyarakat petani yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia, maka pendapatan mereka perlu ditingkatkan melalui pembangunan pertanian.
Industri juga membutuhkan bahan mentah yang berasal dari sector pertanian dan karena itu produksi hasil pertanian menjadi basis bagi pertumbuhan industri itu sendiri.
Alasan kedua diatas dapat memberikan petunjuk bahwa industri yang cocok untuk Negara agraris adalah industri yang berbasis pada pertanian atau agroindustri. Masing-masing industri harus mempunyai keterkaitan antara hulu sampai ke hilir.
Kenyataan sekarang ini dari ketiga subsistem yang ada – hulu (penyedia sarana produksi, onfarm/ (usahatani), dan hilir (pengolah hasil)- dalam semua subsektor komoditi berjalan tersekat-sekat. Maing-masing berjalan sendiri-sendiri dan memikirkan keuntungan sendiri. Sebagai pihak yang lemah petani sering menjadi objek eksploitasi dari subsistem hulu dan hilir.
Contoh kasus, produk pertanian sering ditolak atau dihargai murah oleh industry pengolahan hasil pertanian dengan alas an kandungan pestisida yang tinggi atau lasan lain semisal tidak terpenuhinya kualitas. Pada kasus pestisida sebenarnya sector hulu juga berperan dalam mendorong petani menggunakan pestisida, bagaimana mereka mempromosikan produksnya untuk digunakan dalam pemberantasan hama penyakit tanaman.
• Kontribusi devisa
Kontribusi peningkatan devisa suatu negara melalui peningkatan ekspor atau pengurangan tingkat ketergantungan Negara terhadap impor atas komoditi-komoditi pertanian.Kontribusi ekspor pertanian juga tidak bersifat langsung melalui ekspor pengurangan impor bahan makanan minuman dan yang lainnya untuk dikonsumsi.kontribusi devisa ini juga berkaitan dengan kontribusi produk yaitu kontribusi produk domestic tidak besar karena sebagian besar produk pertanian diekspor atau sebagian besar kebutuhan pasar dan industry dalam negeri dikuasai oleh produk-produk impor.Dengan begitu peningkatan ekspor pertanian dapat berakibat buruk terhadap pasokan pasar dalam negeri dan dapat menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekspor pertanian.
• Pertumbuhan output sejak tahun 1970
Pangsa output agregat (PDB) dari pertanian relative menurun sedangkan dari industry manufaktur dan sector lainnya meningkat.Perubahan stuktur ekonomi seperti ini juga terjadi di Indonesia selama periode 1990 pangsa PDB dari pertanian mengalami penurunan dari sekitar 17,9% tahun 1993 menjadi 16,4% sedangkan pangsa PDB dari industry manufaktur selama kurun waktu yang sama meningkat dari 22,3% menjadi 26,0%.Penurunan kontribusi output bukan berarti volume produksi berkurang tetapi laju outputnya lebih lambat disbanding laju pertumbuhan di sector-sektor lainnya.
• Pertumbuhan dan diversifikasi ekspor
Komoditas pertanian Indonesia yang diekspor cukup bervariasi mulai dari karet,kopi,udang,rempah-rempah hingga berbagai macam sayur dan buah.
Diantar komoditi tersebut yang paling besar nilainya adalah udang dengan rata-rata sedikit diatas 1 miliar dolar ASselama periode yang sama .Udang memeng merupakan komditas terpenting dalam ekspor hasil perikanan Indonesia.Selain itu, Indonesia juga mengekspor hasil perikanan bukan bahan makanan.Peran pertanian dalam pertumbyhan ekspor nasional, khususnya nonmigas sangat kecil. Tetapi sector ini mempunyai peran besar secara tidak langsung,melalui ekspor dari industry manufaktur Indonesia didominasi oleh produk-produk berbasis pertanian.Semakin tinggi tingkat pembangunan ekonomi yang terefleksi dengan semakin tingginya pendapatan perkapita semakin penting peranan secara tidak langsung dari sector pertanian.
Kontribusi terhadap kesempatan kerja
Pembangunan pertanian dalam kerangka pembangunan ekonomi nasional berarti menjadikan perekonomian daerah sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Sebagai agregasi dari ekonomi daerah, perekonomian nasional yang tangguh hanya mungkin diwujudkan melalui perekonomian yang kokoh. Rapuhnya perekonomian nasional selama ini disatu sisi dan tingginya disparitas ekonomi antar daerah dan golongan disisi lain mencerminkan bahwa perekonomian nasional Indonesia dimasa lalu tidak berakar kuat pada ekonomi daerah.
Pembangunan ekonomi lokal yang berbasis pada pertanian merupakan sebuah proses orientasi, yang meletakkan formasi institusi baru, pengembangan industri alternatif, peningkatan kapasitas pelaku untuk menghasilkan produk yang lebih baik, identifikasi pasar baru, transfer ilmu pengetahuan, dan menstimulasi bangkitnya perusahaan baru serta semangat kewirausahaan.
Diharapkan dalam pembangunan ekonomi lokal, kegiatan pertanian dalam perkembangannya akan berorientasi pada pasar (konsumen) apabila terjadi penyebaran sumberdaya dan faktor produksi yang merata serta adanya biaya transportasi yang relatif murah. Orientasi pasar ini akan menunjukkan bahwa setiap lokasi dapat menghasilkan komoditi pertanian tertentu. Suatu kegiatan pertanian akan lebih dapat berkembang pada lokasi tertentu yang disebabkan oleh adanya kemudahaan bagi konsumen yang berasal dari dalam atau dari luar lokasi untuk datang ke lokasi pemasaran komoditi pertanian tersebut.
Ketahanan pangan
Sektor pertanian pangan merupakan sektor strategis dilihat dari berbagai aspek antara lain :
sektor pertanian pangan merupakan sektor integral untuk mengurangi kemiskinan. Dimensi peran ini dapat dilihat dalam beberapa hal, yang pertama, kontribusi subsektor pertanian pangan dalam kemiskinan di Indonesia. Tidak kurang dari 60% orang miskin di Indonesia bergantung pada sektor pertanian pangan. Upaya untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian pangan akan mempunyai dampak yang signifikan terhadap penurunan kemiskinan di Indonesia. Pentingnya ekspansi sektor pertanian pangan terhadap penurunan kemiskinan hanya akan terjadi jika tiga hal berikut ini berlaku, yaitu : Sektor pangan menjadi sumber pendapatan bagi penduduk miskin pedesaan, cuaca dan kesuburan tanah memungkinkan potensi untuk peningkatan dan pertumbuhan produktivitas dan peningkatan keuntungan, serta distribusi tanah relatif merata. Dimensi kedua adalah kebutuhan untuk mengurangi jumlah rumah tangga yang bergantung pada sektor pangan untuk meningkatkan produktivitas pertanian pangan per tenaga kerja. Dilihat dari penyerapan tenaga kerja, sektor ini lebih dominan.
sektor pertanian adalah perannya yang integral dalam mencegah kelaparan dan kekurangan gizi. Sektor pertanian pangan dapat meningkatkan status ketahanan pangan dari berbagai cara, terutama dengan meningkatkan produksi pangan dan sekaligus memperluas opsi untuk keluarga Indonesia (terutama keluarga miskin) untuk memperoleh akses terhadap pangan.
peran sektor pertanian pangan terhadap lingkungan hidup. Pilihan-pilihan dalam mengembangkan sektor pertanian (khususnya pangan) akan menentukan pengaruh ekstensifikasi sektor pertanian terhadap lingkungan hidup menjadi positif atau negatif. Perubahan arah pengembangan sektor pertanian pangan memegang peran sentral dalam menentukan kontribusi ini kepada keadaan lingkungan hidup Indonesia di masa depan.
sektor pangan Indonesia dilihat dalam konteks posisi keseimbangan neraca perdagangan Indonesia. Defisit produksi pangan menyebabkan devisa yang harus dikeluarkan untuk mengimpor pangan cukup besar dan cenderung meningkat. Pengembangan sektor pangan diharapkan bukan hanya mengurangi impor tetapi mengembalikan status Indonesia menjadi salah satu pengekspor pangan.
pangan selalu menjadi isu ekonomi dan politik yang penting bukan hanya pada tingkat nasional tetapi juga internasional. Kegagalan putaran Doha untuk mendorong tercapainya kesepakatan internasional dalam perdagangan global berakar dari kompleksitas masalah dalam sektor pertanian khususnya baik di negara berkembang maupun negara maju.
kebutuhan panagn nasional
Sektor pertanian pangan adalah bagian dari subsektor pertanian yang ada di Indonesia yang memilik fungsi primer sebagai pemenuhan pokok masyarakat sehingga pangan sangat bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Ironisnya negeri yang seharusnya berjaya dan berkuasa untuk sektor pertaniannya saat ini disibukkan oleh berbagai permasalahan pertanian terutama pada bidang pangan. Bahkan Indonesia termasuk kedalam 36 negara yang dikategorikan oleh FAO termasuk ke dalam negara krisis pangan. Faktor utama yang menyebabkan terjadinya hal tersebut disinyalir adalah faktor cuaca dan bencana, selain itu faktor konversi lahan dari lahan pertanian pangan menjadi permukimanan juga turut berkontribusi besar terhadap permasalahan pangan dalam negeri.
Pangan akan identik dengan kesejahteraan dan kemiskinan dalam masyarakat. Masyarakat akan sangat sejahtera dan terbebas dari jera kemiskinan ketika kebutuhan pokok masyarakat tersebut terpenuhi. Akan terapi ketika terjadi permasalah pangan dalam negeri, maka masyarakat akan merasakan efek secara langsung. Hal ini disebabkan hampir 2/3 konsumsi masyarakat Indonesia dialokasikan untuk konsumsi pangan.
Permasalahan yang paling mencuat saat ini adalah melonjaknya harga pangan nasional. Akhir-akhir ini harga pangan dalam negeri melonjak tajam dan secara nominal, Indeks Harga Pangan FAO melampaui angka tertinggi pada krisis pangan Juni 2008 di level 213,5.
Permasalahn pangan ini tentunya akan memberikan pengaruh besar terhadap suatu negara dan memberikan multiplier efek terhadap semua bidang mulai dari ekonomi, bisnis, pertahanan dan keamanan, kesejahteraan dan lain-lain. Seperti kita ketahui bahwa terjadinya kerusuhan di Aljalzair akhir-akhir ini disebabkan oleh kenaikan harga pangan, kasus meninggalnya satu keluarga akibat keracunan pangan, dan sedikit menengok sejarah bangsa ini yaitu tritura yang salah satu isi dari tritura tersebut adalah turunkan harga dan perbaiki sandang dan pangan yang berpengaruh besar terhadap kestabilan politik dan keamanan dalam negeri saat itu.
Tentu masalah pangan menjadi masalah yang serius bagi negeri yang seharusnya tidak diderita oleh negeri ini. Masalah pangan menyangkut masalah kepentingn orang banyak sehingga perlunya penanganan-penanganan yang konket yang dilakukan oleh seluruh masyarakat Indonesia dan pemerintah untuk mengembalikan stabilitas pangan dalam negeri. Beberapa solusi yang dapat dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk mengurangi lonjakan pangan dalam negeri.
a. menahan laju pertumbuhan penduduk agar jumlah penduduk di Indonesia dapat terkontrol sehingga dapat menurunkan angka impor produk pangan Indonesia.
b. mengembangkan teknologi pertanian untuk menambah produktifitas tanaman pangan.
c. melakukan pengurangan pada sektor-sektor lainnya dan menambah luas sektor pertanian terutama sektor pertanian pangan agar sektor ini dapat memenuhi kebutuhan pangan nasional.
d. mengembangkan sektor-sektor lain baik pengolahan industry pangan untuk dapat berinovasi dalam pangan.
e. perlunya kontrol dari pemerintah dan pihak berwenang karena ada oknum-oknum yang memanfaatkan dan mencari keuntungan dari kenaikan harga pangan dan perlunya tindakan dan sanksi yang tegas dari pihak terkait. Keenam, perlunya perhatian lebih pemerintah terhadap kesejahteraan petani-petani di Indonesia dan pendanaan atau peminjaman dana yang lebih mudah untuk sektor pertanian sehingga petani dapat dengan mudah megembangkan usaha agribisnis. Ketujuh, perlunya organisasi petani yang memiliki manajemen organisasi yang baik sehingga petani saat ini tidak mengembangkan usahnya secara individu, tetapi secara kolektif.
Nilai tukar petani
Nilai tukar adalah nilai tukar suatu barang dengan barang lain jadi suatu rasio harga dari dua barang yang berbeda.Didalam perdagangan internasional pertukran dua barang yang berbeda di pasar dalam negeri dalam nilai mata uang nasional disebut dasr tukar dalam negeri sedangkan di pasr internasional dalam nilai mata uang internasional disebut dasar tukar intenasional.
Nilai tukar petani (NTP) adalah rasio antara indeks harga yang diterima petani yaitu indeks harga jual outputnya terhadap indeks harga yang dibayar petani.Input yang digunakan petani seperti pupuk.Jadi NTP hanya membedakan antara harga input dan output pertanian.
Semakin baik profit yang diterima petani semakin baik posisi pendapatan petani.
Perkembangan NTP di Indonesia
semakin tinggi nilai NTP semakin sejahtera tingkat kehidupan petani. Dan pada Januari 2011 ini NTP Babel mengalami peningkatan dibandingkan Desember 2010, selama Januari – Desember 2010 kemarin dilihat dari grafik perkembangan NTP memang mengalami kenaikan, garis grafiknya naik terus hingga ke Januari 2011, mudah-mudahan petani Bangka Belitung semakin sejahtera,” tukasnya seraya menunjukkan grafik perkembangan NTP Babel di layar televisi milik BPS yang digunakan sebagai media BRS.
tingkat kesejahteraan petani yang bisa dikatakan sejahtera adalah ketika angka NTP melewati angka 100, jika masih berada di bawah 100 masih belum sejahtera. Dan untuk di Babel, jika dilihat per subsektor, hanya subsektor tanaman perkebunan rakyat yang sudah melampaui angka 100, yakni mencapai 109,17 persen, sedanghkan subsektor lainnya belum mencapai angka standar kesejahteraan.
“Petani yang bergerak di subsektor tanaman perkebunan rakyat ini kelihatannya sudah sejahtera jika dibandingkan subsektor lainnya, angkanya mencapai 109,17 angka ini juga mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Desember 2010 kemarin, ada kenaikan 0,85 persen, ini disebabkan karena kenaikan indeks yang diterima petani lebih tinggi dibandingkan indeks yang dibayar petani, pemicu utama naiknya indeks yang diterima petani (IT) ini adalah naiknya indeks pada komoditi karet, kelapa belum dikupas dan lada yang saat ini mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan, sehingga lebih menguntungkan petani,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan Yomin, untuk subsektor padi dan palawija tercatat sebesar 84,77 masih jauh dari angka standar kesejahteraan, Subsektor Holtikultura sebesar 94,81, Subsektir Peternakan 94,97, dan Subsektor Perikanan sebesar 89,77.
“Jika dibandingkan antar Provinsi se-Sumbagsel (Sumatera Bagian Selatan), dari 5 Provinsi yang dihitung NTP nya, empat Provinsi mengalami kenaikan NTP dan satu provinsi mengalami penurunan, secara umum 3 Provinsi sudah mencapai standar kesejahteraan petani, diantaranya Provinsi Bengkulu tercatat sebesar 104,01, Provinsi Sumatera Selatan mencapai 108,17 dan Provinsi Lampung mencapai 118,10 merupakan provinsi yang paling sejahtera NTP nya dibandingkan empat Provinsi lainnya di Sumbangsel. Sementara itu, Provinsi Jambi masih berada di bawah Bangka Belitung dengan NTP 96,89,” pungkasnya.
Pada bulan yang sama di pedesaan, perubahan indeks konsumsi rumah tangga (KRT) mencerminkan angka inflasi sebesar 1,61 persen. Sama halnya denga di kota Pangkalpinang, inflasi ini disebabkan karena adanya kenaikan indeks kelompok bahan makanan sebesar 2,35 persen, kelompok makanan jadi naik 2,00 persen, sandang naik 1 persen, kesehatan naik 0,12 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga baik 0,06 persen, kelompok transportasi dan komunikasi naik 0,54 persen, sedangkan kelompok perumahan turun sebesar 0,22 persen.
Penyebab lemahnya NTP
Keterpurukan pertanian rakyat di Indonesia disebabkan karena pertanian rakyat dikuasai oleh petani kecil dengan produk pertanian dan mutu yang bervariasi. Unit-unit kegiatan skala kecil tersebut membawa konsekuensi dalam kegiatan, luas lahan, produksi yang dihasilkan, keragaman jenis kegiatan dan sebagai¬nya yang memberikan kontribusi terhadap pendapatan nasional. Kondisi ini juga dapat dilihat dalam subsistem pengolahan hasil dan subsistem pemasaran hasil. Kegiatan pertanian yang dilakukan oleh petani-petani kecil ini merupakan wajah pertanian Indonesia sampai saat ini.
Kondisi tersebut terjadi karena pertanian rakyat dibatasi oleh keterbatasan dalam permodalan, penguasaan lahan, keterampilan, teknologi, pengetahuan dan aksesibiltas pasar, bargaining position dan sebagainya. Semuanya akan mempengaruhi pengambilan keputusan dalam penentuan komoditas yang akan diusahakan yang pada akhirnya bermuara pada rendahnya tingkat pendapatan dan kesejahteraannya. Ketergantungan terhadap iklim dan pendekatan pemilihan komoditas pertanian yang bersifat historis menjadi penyebab ketidaksinambungan antara ketersediaan komoditi maupun mutu produk. Keadaan ini mempengaruhi fluktuasi harga dan ketersediaan produk pertanian di pasar.
Kondisi demikian sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Kim (1986) bahwa pola perkembangan pemasaran komoditi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tumbuhnya komersialisasi pada produksi, adanya pengadopsian teknologi, berkembangnya spesialisasi tenaga kerja dalam usahatani, terpisahnya secara geografis antara produksi dan konsumsi, berkembangnya populasi dan urbanisasi, adanya perubahan kebiasaan makan dan daya beli, adanya perubahan mobilitas konsumen serta kondisi peranan pemerintah. Berkaitan dengan itu, komoditi pertanian di Indonesia juga mengalami pola perubahan sesuai dengan dinamika dan pertumbuhan ekonomi yang ada, baik pada produksi, konsumsi dan pemasaran atau perdagangan.
Keterkaitan produksi antar sektor pertanian dengan sektor lainnya
sektor pertanian telah menjadi faktor utama yang mendorong ekspansi industri-industri hulu di sektor manufaktur seperti industri pupuk, kimia dan lain-lain dan juga sebagai utama yang mendorong ekspansi industri- industri hilir seperti industri-industri yang memproses bahan makanan. Sektor pertanian yang dinamis adalah juga merupakan pendorong utama bagi kegiatan perdagangan dan jasa-jasa. Keterkaitan sektor manufaktur dengan sektor pertanian yang telah didinamisasi secara luar biasa merupakan kunci pertumbuhan sektor manufaktur. Sebagai sektor inti berikutnya, sektor manufaktur ini menurut pandangan baru Berkeley ini hendaklah dikembangkan menurut model pengembangan sektor pertanian yaitu model yang didasarkan atas kesalingkaitan domestik. Dalam hal ini, Cohen dan Zysman mengemukakan: Rather than shifting up and out of manufacturing by moving production 'off shore' and resorting to importing, manufacturing activities should be kept on home soil. Menurut pandangan baru dari Berkeley ini mengenai teori transformasi struktural, sektor jasa- jasa bukanlah merupakan sektor inti dan oleh sebab itu tidak dianggap sebagai sektor yang mendinamisasi ekonomi. Sektor ini hanya merupakan sektor pendukung dan peranan ekonomis sektor ini tergantung kepada apakah sektor ini punya kaitan yang kokoh atau tidak dengan sektor-sektor inti yaitu sektor-sektor yang memproduksi barang nyata (material production).
Lebih lanjut pandangan ini mengemukakan bahwa apabila sektor-sektor ini mengalami kemunduran, maka sektor-sektor pendukungnya juga akan mengalami kemunduran. Ini terutama berlaku dalam situasi di mana terdapat ketergantungan spatial di antara kegiatan-kegiatan produksi dalam sektor- sektor inti ini. Agar supaya sektor-sektor inti tidak mengalami kemunduran kapasitas, maka perlu dikembangkan dalam sektor-sektor inti yaitu apa yang disebut learning curve economies. Ini hanya dapat diraih apabila pengembangan produk dan modifikasi-modifikasi dalam peralatan produksi secara terus-menerus berlangsung. Ini bermakna bahwa tanpa dinamika produksi ini, pergeseran yang masif tenaga kerja ke sektor jasa-jasa akan menimbulkan erosi terhadap proses akumulasi modal baik yang berbentuk human capital, technical capital maupun social output. Kalau tidak ada proses yang mencegah terjadinya pergeseran ini, maka struktur ekonomi akan terjadi overconcentration dalam sektor jasa-jasa dan menurunya produktivitas sektor- sektor initi. Juga akan timbul situasi di mana kegiatan sektor keuangan akan semakin tidak punya hubungan dengan produksi barang. Sukses ekonomi hanya bersifat semu dan tidak riil. Akar-akar ekonomi menjadi kropos dan rusak.
3. Kesimpulan
Jadi sector pertanian Indonesia belum dapat dikatakan stabil dan sejahterah.Kita tahu bahwa Indonesia tergolong Negara berkembang dan mempunyai sumber daya alam yang sangat melimpah terutama disektor pertanian.Penduduk yang tinggal dekat dengan gunung atau di daerah pedesaan yang sangat menghasilkan produk pangan yang baik dan melimpah seharusnya dapat memanfaatkan sumber daya alam tersebut untuk dapat menghasilkan suatu devisa untuk Negara tetapi kenyataan yang ada dengan system perekonomian terbuka produk dalam negeri masih sangat kurang diminati karena kualitas dari produk itu sendiri.Sedangkan produk dari luar negeri malah banyak diminati karena kulitas produk mereka lebih bagus,mereka menggunakan teknologi yang canggih dan sumber daya manusia yang sudah termpil serta professional dibidangnya.Indonesia seharusnya dapat meniru sisi positif ini dan mempelajari bagaiman suatu produk dalam negeri banyak diminati seperti sayuran yang berada di daerah pedesaan butlah sayur mayor tersebut tanpa memakai obat biarkanlah sayur mayor tersebut alami sehingga menhasilkan sayur yang berkualitas tinggi seperti sayuran organic tanpa pestisida.Lalu di pasarkan sesuai strategi yang sudah disusun.
Daftar Pustaka :
http://luk.staff.ugm.ac.id/kmi/kolom/Transformasi.html
http://pustaka.uns.ac.id/include/inc_print.php?nid=22
http://indoagribisnis.wordpress.com/2008/09/21/pentingnya-pembangunan-pertanian
http://www.mediaindonesia.com/citizen_read/1284
Perekonomian Indonesia Dr.Tulus T.H.Tambunan
1. Pendahuluan
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam serta pembesaran hewan ternak meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.
2. Pembahasan
• Peranan sektor pertanian
Ekspansi sector ekonomi tergantung pada pertumbuhan output di sector pertanian. Permintaan terhadap sumber pemasok makanan dan penawaran sebagai sumber bahan baku bagi keperluan produksi disektor lain seperti manufaktur dan perdagangan ini disebut kontribusi produk.
Menurut Kuznets kontribusi pasar adalah Negara agraris yaitu Indonesia pertanian sumber penting bagi pertumbuhan permintaan domestic bagi produk sector lainnya.
Kontribusi factor-faktor produksi : penawaran tenaga kerja tidak terbatas, terbukti banyak kasusu surplus dari pertanian transfer ke industry sector lainnya.
Sumber penting bagi surplus neraca perdagangan sumber devisa meningkatkan hasil ekspor pertanian menggantikan impor
• Kontribusi produk
Kontribusi pertanian dilihat dari hasil relasi antara pertumbuhan dari kontribusi tersebut debgan pangsa PDB awal dari pertanian dan laju pertumbuhan relative dari produk-produk netto pertanian dan non pertanian.
Pertanian mempunyai kontribusi penting terhadap perekonomian yaitu kontribusi produk dalam sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan juga kontribusi pasar. Peran penting lainnya adalah dalam penyediaan kebutuhan pangan manusia apalagi dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk yang berarti bahwa kebutuhan akan pangan juga semakin meningkat. Di Indonesia sebagai Negara agraris, ada peran tambahan dari sektor pertanian yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat yang sebagian besar sekarang berada di bawah garis kemiskinan. Menurut BPS (Badan Pusat Statistik), jumlah penduduk miskin pada tahun 2004 mencapai 36,147 juta orang, dan 21,265 juta (58,8%) di antaranya bekerja di sektor pertanian.
Menurunnya tingkat kontribusi sektor pertanian terhadap PDB dan adanya ancaman kerawanan pangan yang disertai dengan ancaman ketergantungan terhadap pangan impor (food trap) serta masih banyaknya petani yang masih berada dibawah garis kemiskinan maka perubahan menuju yang lebih baik malalui pembangunan pertanian sangat diperlukan. Hakikat dari pembangunan adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat sehingga dalam pembangunan harus berlandaskan pada pemerataan. Jadi bukan masalah peningkatan materi sebagai tujuan yang pertama dan terutama. Demikian juga dalam pembangunan pertanian, yang pertama-tama adalah bukan masalah peningkatan produksi pertanian melainkan upaya pembebasan manusia petani, dan termasuk di dalamnya adalah peningkatan kesejahteraan pada umumnya. Peningkatan produksi pertanian menjadi faktor yang ada di dalamnya dan hasil yang mengikutinya.
• Kontribusi pasar
Indonesia seperti Negara agraris sangat merupakan peranan penting bagi pasar domestik produk-produk dari sector non pertanian seperti industry dan manufaktur.Pengeluaran petani untuk produk-produk industry baik barang consumer maupun barang perantara untuk kegiatan produksi memperlihatkan aspek kontribusi pasar dari sector pertanian terhadap pembangunan ekonomi lewat efeknya terhadap pertumbuhan.kontribusi pasar ini sangat tergantung pada dua factor yaitu :
Dampak dari keterbukaan ekonomi dimana pasar domestic tidak hanya diisi dengan barang-barang dalam negeri tetapi juga diisi dengan barang-barang impor.
Di system ekonomi tertutup kebutuhan petani akan barang-barang nonmakan harus dipenuhi oleh industry dalam negeri.Jadi tidak ada campur tangan dari factor-faktor pendukung barang-barang luar negeri.
Jenis teknologi yang digunakan pertanian menentukan tinggi rendahnya tingkat mekanisme di sector tersebut.Permintaan terhadap barang-barang produsen buatan indistri tradisional lebih kecil dibandingkan permintaan dari sector pertanian yang sudah modern.Jadi komposisi baik dalam jumlah maupun jenis barang industry buatan tradisional jarang yang berminat.Padahal buatan tradisional ini lah yang sangat alami walaupun banyak factor kekurangannya dibandingkan yang modern.
• Kontribusi faktor-faktor produksi
Selama periode sepuluh tahun terakhir kontribusi pertanian terhadap pendapatan nasional atau PDB Indonesia mengalami penurunan dari sekitar 50% pada tahun 60-an menjadi 20,2% pada tahun 1997. Pada tahun 1998 kontribusi sector pertanian terhadap pendapatan PDB secara absolute masih menurun, walaupun sector pertanian merupakan satu-satunya sector ekonomi yang mengalami pertumbuhan (0,26%), diantara perpaduan seluruh sector ekonomi yang mencapai minus 14%.
Sebelum krisis ekonomi berlangsung, pertumbuhan sector pertanian secara umum juga tidak secerah sector-sektor perekonomian lainnya, yaitu tidak lebih dari 3% pertahun selama pelita V khususnya, sangat jauh jika dibandingkan dengan sector industri yang mengalami pertumbuhan sampai 2 digit. Pada tahun 1996, pertumbuhan sector pertanian juga masih berkisar 3% pertahun, sedangkan pada tahun 1997 sektor pertanian juga masih belum mengalami lonjakan pertumbuhan yang berarti atau tumbuh tidak sampai mencapai 3% (Arifin, 2001).
Teori ekonomi pembangunan modern umumnya sepakat bahwa semakin berkembang suatu Negara, maka akan semakin kecil kontribusi sector pertanian atau sector tradisional dalam PDB. Jika pendapatan meningkat, maka proporsi pengeluaran terhadap bahan makanan akan semakin menurun. Dalam istilah ekonomi, elastisitas permintaan terhadap makanan semakin kecil dari satu atau tidak elastis (inelastic). Karena fungsi sector pertanian yang paling penting dalah untuk menyediakan bahan-bahan makanan, maka peningkatan terhadap bahan makanan tidaklah sebesar permintaan terhadap barang-barang hasil industri dan jasa. Dengan sendirinya kontribusi sector pertanian terhadap PDB akan semakin kecil dengan semakin besarnya tingkat pendapatan pada sector non-pertanian. Secara sederhana dapat dituliskan dalam bentuk persamaan:
Keterangan:
P = Net produk nasional
Pa = Net produk Pertanian
Pna = Net produk non-pertanian
Sebagai upaya untuk meningkatkan kontribusi sector pertanian dalam PDB khususnya dan gairah perekonomian pada umumnya, pemerintah harus mampu menciptakan integrasi kebijakan industrialisasi nasional yang berbasis pada pertanian. Kebijakan yang lebih memilih berpihak pada sector industri dengan mengabaikan integrasi antara industri dan pertanian harus diubah. Pengambil kebijakan selama ini menganggap bahwa pembangunan adalah identik dengan pertumbuhan ekonomi sehingga kebijakan yang diambil juga, menurut Lypton dalam Momose (2001), adalah bias perkotaan yang dicirikan: 1) mempriorotaskan industri daripada pertanian, 2) pengalokasian sumberdaya yang lebih besar ke masyarakat kota daripada masyarakat desa, 3) memprioritaskan industri daripada pertanian.
Sebagai Negara agraris seharusnya sector pertanian diprioritaskan lebih dulu, jika industrialisasi akan dilakukan. Keberhasilan sector industri tergantung dari suatu pembangunan pertanian yang dapat menjadi landasan pertumbuhan ekonomi. Menurut rahardjo (1990) ada dua alasan mengapa sector pertanian harus dibangun terlebih dahulu:
barang-barang hasil industri memerlukan dukungan daya beli masyarakat petani yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia, maka pendapatan mereka perlu ditingkatkan melalui pembangunan pertanian.
Industri juga membutuhkan bahan mentah yang berasal dari sector pertanian dan karena itu produksi hasil pertanian menjadi basis bagi pertumbuhan industri itu sendiri.
Alasan kedua diatas dapat memberikan petunjuk bahwa industri yang cocok untuk Negara agraris adalah industri yang berbasis pada pertanian atau agroindustri. Masing-masing industri harus mempunyai keterkaitan antara hulu sampai ke hilir.
Kenyataan sekarang ini dari ketiga subsistem yang ada – hulu (penyedia sarana produksi, onfarm/ (usahatani), dan hilir (pengolah hasil)- dalam semua subsektor komoditi berjalan tersekat-sekat. Maing-masing berjalan sendiri-sendiri dan memikirkan keuntungan sendiri. Sebagai pihak yang lemah petani sering menjadi objek eksploitasi dari subsistem hulu dan hilir.
Contoh kasus, produk pertanian sering ditolak atau dihargai murah oleh industry pengolahan hasil pertanian dengan alas an kandungan pestisida yang tinggi atau lasan lain semisal tidak terpenuhinya kualitas. Pada kasus pestisida sebenarnya sector hulu juga berperan dalam mendorong petani menggunakan pestisida, bagaimana mereka mempromosikan produksnya untuk digunakan dalam pemberantasan hama penyakit tanaman.
• Kontribusi devisa
Kontribusi peningkatan devisa suatu negara melalui peningkatan ekspor atau pengurangan tingkat ketergantungan Negara terhadap impor atas komoditi-komoditi pertanian.Kontribusi ekspor pertanian juga tidak bersifat langsung melalui ekspor pengurangan impor bahan makanan minuman dan yang lainnya untuk dikonsumsi.kontribusi devisa ini juga berkaitan dengan kontribusi produk yaitu kontribusi produk domestic tidak besar karena sebagian besar produk pertanian diekspor atau sebagian besar kebutuhan pasar dan industry dalam negeri dikuasai oleh produk-produk impor.Dengan begitu peningkatan ekspor pertanian dapat berakibat buruk terhadap pasokan pasar dalam negeri dan dapat menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekspor pertanian.
• Pertumbuhan output sejak tahun 1970
Pangsa output agregat (PDB) dari pertanian relative menurun sedangkan dari industry manufaktur dan sector lainnya meningkat.Perubahan stuktur ekonomi seperti ini juga terjadi di Indonesia selama periode 1990 pangsa PDB dari pertanian mengalami penurunan dari sekitar 17,9% tahun 1993 menjadi 16,4% sedangkan pangsa PDB dari industry manufaktur selama kurun waktu yang sama meningkat dari 22,3% menjadi 26,0%.Penurunan kontribusi output bukan berarti volume produksi berkurang tetapi laju outputnya lebih lambat disbanding laju pertumbuhan di sector-sektor lainnya.
• Pertumbuhan dan diversifikasi ekspor
Komoditas pertanian Indonesia yang diekspor cukup bervariasi mulai dari karet,kopi,udang,rempah-rempah hingga berbagai macam sayur dan buah.
Diantar komoditi tersebut yang paling besar nilainya adalah udang dengan rata-rata sedikit diatas 1 miliar dolar ASselama periode yang sama .Udang memeng merupakan komditas terpenting dalam ekspor hasil perikanan Indonesia.Selain itu, Indonesia juga mengekspor hasil perikanan bukan bahan makanan.Peran pertanian dalam pertumbyhan ekspor nasional, khususnya nonmigas sangat kecil. Tetapi sector ini mempunyai peran besar secara tidak langsung,melalui ekspor dari industry manufaktur Indonesia didominasi oleh produk-produk berbasis pertanian.Semakin tinggi tingkat pembangunan ekonomi yang terefleksi dengan semakin tingginya pendapatan perkapita semakin penting peranan secara tidak langsung dari sector pertanian.
Kontribusi terhadap kesempatan kerja
Pembangunan pertanian dalam kerangka pembangunan ekonomi nasional berarti menjadikan perekonomian daerah sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Sebagai agregasi dari ekonomi daerah, perekonomian nasional yang tangguh hanya mungkin diwujudkan melalui perekonomian yang kokoh. Rapuhnya perekonomian nasional selama ini disatu sisi dan tingginya disparitas ekonomi antar daerah dan golongan disisi lain mencerminkan bahwa perekonomian nasional Indonesia dimasa lalu tidak berakar kuat pada ekonomi daerah.
Pembangunan ekonomi lokal yang berbasis pada pertanian merupakan sebuah proses orientasi, yang meletakkan formasi institusi baru, pengembangan industri alternatif, peningkatan kapasitas pelaku untuk menghasilkan produk yang lebih baik, identifikasi pasar baru, transfer ilmu pengetahuan, dan menstimulasi bangkitnya perusahaan baru serta semangat kewirausahaan.
Diharapkan dalam pembangunan ekonomi lokal, kegiatan pertanian dalam perkembangannya akan berorientasi pada pasar (konsumen) apabila terjadi penyebaran sumberdaya dan faktor produksi yang merata serta adanya biaya transportasi yang relatif murah. Orientasi pasar ini akan menunjukkan bahwa setiap lokasi dapat menghasilkan komoditi pertanian tertentu. Suatu kegiatan pertanian akan lebih dapat berkembang pada lokasi tertentu yang disebabkan oleh adanya kemudahaan bagi konsumen yang berasal dari dalam atau dari luar lokasi untuk datang ke lokasi pemasaran komoditi pertanian tersebut.
Ketahanan pangan
Sektor pertanian pangan merupakan sektor strategis dilihat dari berbagai aspek antara lain :
sektor pertanian pangan merupakan sektor integral untuk mengurangi kemiskinan. Dimensi peran ini dapat dilihat dalam beberapa hal, yang pertama, kontribusi subsektor pertanian pangan dalam kemiskinan di Indonesia. Tidak kurang dari 60% orang miskin di Indonesia bergantung pada sektor pertanian pangan. Upaya untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian pangan akan mempunyai dampak yang signifikan terhadap penurunan kemiskinan di Indonesia. Pentingnya ekspansi sektor pertanian pangan terhadap penurunan kemiskinan hanya akan terjadi jika tiga hal berikut ini berlaku, yaitu : Sektor pangan menjadi sumber pendapatan bagi penduduk miskin pedesaan, cuaca dan kesuburan tanah memungkinkan potensi untuk peningkatan dan pertumbuhan produktivitas dan peningkatan keuntungan, serta distribusi tanah relatif merata. Dimensi kedua adalah kebutuhan untuk mengurangi jumlah rumah tangga yang bergantung pada sektor pangan untuk meningkatkan produktivitas pertanian pangan per tenaga kerja. Dilihat dari penyerapan tenaga kerja, sektor ini lebih dominan.
sektor pertanian adalah perannya yang integral dalam mencegah kelaparan dan kekurangan gizi. Sektor pertanian pangan dapat meningkatkan status ketahanan pangan dari berbagai cara, terutama dengan meningkatkan produksi pangan dan sekaligus memperluas opsi untuk keluarga Indonesia (terutama keluarga miskin) untuk memperoleh akses terhadap pangan.
peran sektor pertanian pangan terhadap lingkungan hidup. Pilihan-pilihan dalam mengembangkan sektor pertanian (khususnya pangan) akan menentukan pengaruh ekstensifikasi sektor pertanian terhadap lingkungan hidup menjadi positif atau negatif. Perubahan arah pengembangan sektor pertanian pangan memegang peran sentral dalam menentukan kontribusi ini kepada keadaan lingkungan hidup Indonesia di masa depan.
sektor pangan Indonesia dilihat dalam konteks posisi keseimbangan neraca perdagangan Indonesia. Defisit produksi pangan menyebabkan devisa yang harus dikeluarkan untuk mengimpor pangan cukup besar dan cenderung meningkat. Pengembangan sektor pangan diharapkan bukan hanya mengurangi impor tetapi mengembalikan status Indonesia menjadi salah satu pengekspor pangan.
pangan selalu menjadi isu ekonomi dan politik yang penting bukan hanya pada tingkat nasional tetapi juga internasional. Kegagalan putaran Doha untuk mendorong tercapainya kesepakatan internasional dalam perdagangan global berakar dari kompleksitas masalah dalam sektor pertanian khususnya baik di negara berkembang maupun negara maju.
kebutuhan panagn nasional
Sektor pertanian pangan adalah bagian dari subsektor pertanian yang ada di Indonesia yang memilik fungsi primer sebagai pemenuhan pokok masyarakat sehingga pangan sangat bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Ironisnya negeri yang seharusnya berjaya dan berkuasa untuk sektor pertaniannya saat ini disibukkan oleh berbagai permasalahan pertanian terutama pada bidang pangan. Bahkan Indonesia termasuk kedalam 36 negara yang dikategorikan oleh FAO termasuk ke dalam negara krisis pangan. Faktor utama yang menyebabkan terjadinya hal tersebut disinyalir adalah faktor cuaca dan bencana, selain itu faktor konversi lahan dari lahan pertanian pangan menjadi permukimanan juga turut berkontribusi besar terhadap permasalahan pangan dalam negeri.
Pangan akan identik dengan kesejahteraan dan kemiskinan dalam masyarakat. Masyarakat akan sangat sejahtera dan terbebas dari jera kemiskinan ketika kebutuhan pokok masyarakat tersebut terpenuhi. Akan terapi ketika terjadi permasalah pangan dalam negeri, maka masyarakat akan merasakan efek secara langsung. Hal ini disebabkan hampir 2/3 konsumsi masyarakat Indonesia dialokasikan untuk konsumsi pangan.
Permasalahan yang paling mencuat saat ini adalah melonjaknya harga pangan nasional. Akhir-akhir ini harga pangan dalam negeri melonjak tajam dan secara nominal, Indeks Harga Pangan FAO melampaui angka tertinggi pada krisis pangan Juni 2008 di level 213,5.
Permasalahn pangan ini tentunya akan memberikan pengaruh besar terhadap suatu negara dan memberikan multiplier efek terhadap semua bidang mulai dari ekonomi, bisnis, pertahanan dan keamanan, kesejahteraan dan lain-lain. Seperti kita ketahui bahwa terjadinya kerusuhan di Aljalzair akhir-akhir ini disebabkan oleh kenaikan harga pangan, kasus meninggalnya satu keluarga akibat keracunan pangan, dan sedikit menengok sejarah bangsa ini yaitu tritura yang salah satu isi dari tritura tersebut adalah turunkan harga dan perbaiki sandang dan pangan yang berpengaruh besar terhadap kestabilan politik dan keamanan dalam negeri saat itu.
Tentu masalah pangan menjadi masalah yang serius bagi negeri yang seharusnya tidak diderita oleh negeri ini. Masalah pangan menyangkut masalah kepentingn orang banyak sehingga perlunya penanganan-penanganan yang konket yang dilakukan oleh seluruh masyarakat Indonesia dan pemerintah untuk mengembalikan stabilitas pangan dalam negeri. Beberapa solusi yang dapat dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk mengurangi lonjakan pangan dalam negeri.
a. menahan laju pertumbuhan penduduk agar jumlah penduduk di Indonesia dapat terkontrol sehingga dapat menurunkan angka impor produk pangan Indonesia.
b. mengembangkan teknologi pertanian untuk menambah produktifitas tanaman pangan.
c. melakukan pengurangan pada sektor-sektor lainnya dan menambah luas sektor pertanian terutama sektor pertanian pangan agar sektor ini dapat memenuhi kebutuhan pangan nasional.
d. mengembangkan sektor-sektor lain baik pengolahan industry pangan untuk dapat berinovasi dalam pangan.
e. perlunya kontrol dari pemerintah dan pihak berwenang karena ada oknum-oknum yang memanfaatkan dan mencari keuntungan dari kenaikan harga pangan dan perlunya tindakan dan sanksi yang tegas dari pihak terkait. Keenam, perlunya perhatian lebih pemerintah terhadap kesejahteraan petani-petani di Indonesia dan pendanaan atau peminjaman dana yang lebih mudah untuk sektor pertanian sehingga petani dapat dengan mudah megembangkan usaha agribisnis. Ketujuh, perlunya organisasi petani yang memiliki manajemen organisasi yang baik sehingga petani saat ini tidak mengembangkan usahnya secara individu, tetapi secara kolektif.
Nilai tukar petani
Nilai tukar adalah nilai tukar suatu barang dengan barang lain jadi suatu rasio harga dari dua barang yang berbeda.Didalam perdagangan internasional pertukran dua barang yang berbeda di pasar dalam negeri dalam nilai mata uang nasional disebut dasr tukar dalam negeri sedangkan di pasr internasional dalam nilai mata uang internasional disebut dasar tukar intenasional.
Nilai tukar petani (NTP) adalah rasio antara indeks harga yang diterima petani yaitu indeks harga jual outputnya terhadap indeks harga yang dibayar petani.Input yang digunakan petani seperti pupuk.Jadi NTP hanya membedakan antara harga input dan output pertanian.
Semakin baik profit yang diterima petani semakin baik posisi pendapatan petani.
Perkembangan NTP di Indonesia
semakin tinggi nilai NTP semakin sejahtera tingkat kehidupan petani. Dan pada Januari 2011 ini NTP Babel mengalami peningkatan dibandingkan Desember 2010, selama Januari – Desember 2010 kemarin dilihat dari grafik perkembangan NTP memang mengalami kenaikan, garis grafiknya naik terus hingga ke Januari 2011, mudah-mudahan petani Bangka Belitung semakin sejahtera,” tukasnya seraya menunjukkan grafik perkembangan NTP Babel di layar televisi milik BPS yang digunakan sebagai media BRS.
tingkat kesejahteraan petani yang bisa dikatakan sejahtera adalah ketika angka NTP melewati angka 100, jika masih berada di bawah 100 masih belum sejahtera. Dan untuk di Babel, jika dilihat per subsektor, hanya subsektor tanaman perkebunan rakyat yang sudah melampaui angka 100, yakni mencapai 109,17 persen, sedanghkan subsektor lainnya belum mencapai angka standar kesejahteraan.
“Petani yang bergerak di subsektor tanaman perkebunan rakyat ini kelihatannya sudah sejahtera jika dibandingkan subsektor lainnya, angkanya mencapai 109,17 angka ini juga mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Desember 2010 kemarin, ada kenaikan 0,85 persen, ini disebabkan karena kenaikan indeks yang diterima petani lebih tinggi dibandingkan indeks yang dibayar petani, pemicu utama naiknya indeks yang diterima petani (IT) ini adalah naiknya indeks pada komoditi karet, kelapa belum dikupas dan lada yang saat ini mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan, sehingga lebih menguntungkan petani,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan Yomin, untuk subsektor padi dan palawija tercatat sebesar 84,77 masih jauh dari angka standar kesejahteraan, Subsektor Holtikultura sebesar 94,81, Subsektir Peternakan 94,97, dan Subsektor Perikanan sebesar 89,77.
“Jika dibandingkan antar Provinsi se-Sumbagsel (Sumatera Bagian Selatan), dari 5 Provinsi yang dihitung NTP nya, empat Provinsi mengalami kenaikan NTP dan satu provinsi mengalami penurunan, secara umum 3 Provinsi sudah mencapai standar kesejahteraan petani, diantaranya Provinsi Bengkulu tercatat sebesar 104,01, Provinsi Sumatera Selatan mencapai 108,17 dan Provinsi Lampung mencapai 118,10 merupakan provinsi yang paling sejahtera NTP nya dibandingkan empat Provinsi lainnya di Sumbangsel. Sementara itu, Provinsi Jambi masih berada di bawah Bangka Belitung dengan NTP 96,89,” pungkasnya.
Pada bulan yang sama di pedesaan, perubahan indeks konsumsi rumah tangga (KRT) mencerminkan angka inflasi sebesar 1,61 persen. Sama halnya denga di kota Pangkalpinang, inflasi ini disebabkan karena adanya kenaikan indeks kelompok bahan makanan sebesar 2,35 persen, kelompok makanan jadi naik 2,00 persen, sandang naik 1 persen, kesehatan naik 0,12 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga baik 0,06 persen, kelompok transportasi dan komunikasi naik 0,54 persen, sedangkan kelompok perumahan turun sebesar 0,22 persen.
Penyebab lemahnya NTP
Keterpurukan pertanian rakyat di Indonesia disebabkan karena pertanian rakyat dikuasai oleh petani kecil dengan produk pertanian dan mutu yang bervariasi. Unit-unit kegiatan skala kecil tersebut membawa konsekuensi dalam kegiatan, luas lahan, produksi yang dihasilkan, keragaman jenis kegiatan dan sebagai¬nya yang memberikan kontribusi terhadap pendapatan nasional. Kondisi ini juga dapat dilihat dalam subsistem pengolahan hasil dan subsistem pemasaran hasil. Kegiatan pertanian yang dilakukan oleh petani-petani kecil ini merupakan wajah pertanian Indonesia sampai saat ini.
Kondisi tersebut terjadi karena pertanian rakyat dibatasi oleh keterbatasan dalam permodalan, penguasaan lahan, keterampilan, teknologi, pengetahuan dan aksesibiltas pasar, bargaining position dan sebagainya. Semuanya akan mempengaruhi pengambilan keputusan dalam penentuan komoditas yang akan diusahakan yang pada akhirnya bermuara pada rendahnya tingkat pendapatan dan kesejahteraannya. Ketergantungan terhadap iklim dan pendekatan pemilihan komoditas pertanian yang bersifat historis menjadi penyebab ketidaksinambungan antara ketersediaan komoditi maupun mutu produk. Keadaan ini mempengaruhi fluktuasi harga dan ketersediaan produk pertanian di pasar.
Kondisi demikian sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Kim (1986) bahwa pola perkembangan pemasaran komoditi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tumbuhnya komersialisasi pada produksi, adanya pengadopsian teknologi, berkembangnya spesialisasi tenaga kerja dalam usahatani, terpisahnya secara geografis antara produksi dan konsumsi, berkembangnya populasi dan urbanisasi, adanya perubahan kebiasaan makan dan daya beli, adanya perubahan mobilitas konsumen serta kondisi peranan pemerintah. Berkaitan dengan itu, komoditi pertanian di Indonesia juga mengalami pola perubahan sesuai dengan dinamika dan pertumbuhan ekonomi yang ada, baik pada produksi, konsumsi dan pemasaran atau perdagangan.
Keterkaitan produksi antar sektor pertanian dengan sektor lainnya
sektor pertanian telah menjadi faktor utama yang mendorong ekspansi industri-industri hulu di sektor manufaktur seperti industri pupuk, kimia dan lain-lain dan juga sebagai utama yang mendorong ekspansi industri- industri hilir seperti industri-industri yang memproses bahan makanan. Sektor pertanian yang dinamis adalah juga merupakan pendorong utama bagi kegiatan perdagangan dan jasa-jasa. Keterkaitan sektor manufaktur dengan sektor pertanian yang telah didinamisasi secara luar biasa merupakan kunci pertumbuhan sektor manufaktur. Sebagai sektor inti berikutnya, sektor manufaktur ini menurut pandangan baru Berkeley ini hendaklah dikembangkan menurut model pengembangan sektor pertanian yaitu model yang didasarkan atas kesalingkaitan domestik. Dalam hal ini, Cohen dan Zysman mengemukakan: Rather than shifting up and out of manufacturing by moving production 'off shore' and resorting to importing, manufacturing activities should be kept on home soil. Menurut pandangan baru dari Berkeley ini mengenai teori transformasi struktural, sektor jasa- jasa bukanlah merupakan sektor inti dan oleh sebab itu tidak dianggap sebagai sektor yang mendinamisasi ekonomi. Sektor ini hanya merupakan sektor pendukung dan peranan ekonomis sektor ini tergantung kepada apakah sektor ini punya kaitan yang kokoh atau tidak dengan sektor-sektor inti yaitu sektor-sektor yang memproduksi barang nyata (material production).
Lebih lanjut pandangan ini mengemukakan bahwa apabila sektor-sektor ini mengalami kemunduran, maka sektor-sektor pendukungnya juga akan mengalami kemunduran. Ini terutama berlaku dalam situasi di mana terdapat ketergantungan spatial di antara kegiatan-kegiatan produksi dalam sektor- sektor inti ini. Agar supaya sektor-sektor inti tidak mengalami kemunduran kapasitas, maka perlu dikembangkan dalam sektor-sektor inti yaitu apa yang disebut learning curve economies. Ini hanya dapat diraih apabila pengembangan produk dan modifikasi-modifikasi dalam peralatan produksi secara terus-menerus berlangsung. Ini bermakna bahwa tanpa dinamika produksi ini, pergeseran yang masif tenaga kerja ke sektor jasa-jasa akan menimbulkan erosi terhadap proses akumulasi modal baik yang berbentuk human capital, technical capital maupun social output. Kalau tidak ada proses yang mencegah terjadinya pergeseran ini, maka struktur ekonomi akan terjadi overconcentration dalam sektor jasa-jasa dan menurunya produktivitas sektor- sektor initi. Juga akan timbul situasi di mana kegiatan sektor keuangan akan semakin tidak punya hubungan dengan produksi barang. Sukses ekonomi hanya bersifat semu dan tidak riil. Akar-akar ekonomi menjadi kropos dan rusak.
3. Kesimpulan
Jadi sector pertanian Indonesia belum dapat dikatakan stabil dan sejahterah.Kita tahu bahwa Indonesia tergolong Negara berkembang dan mempunyai sumber daya alam yang sangat melimpah terutama disektor pertanian.Penduduk yang tinggal dekat dengan gunung atau di daerah pedesaan yang sangat menghasilkan produk pangan yang baik dan melimpah seharusnya dapat memanfaatkan sumber daya alam tersebut untuk dapat menghasilkan suatu devisa untuk Negara tetapi kenyataan yang ada dengan system perekonomian terbuka produk dalam negeri masih sangat kurang diminati karena kualitas dari produk itu sendiri.Sedangkan produk dari luar negeri malah banyak diminati karena kulitas produk mereka lebih bagus,mereka menggunakan teknologi yang canggih dan sumber daya manusia yang sudah termpil serta professional dibidangnya.Indonesia seharusnya dapat meniru sisi positif ini dan mempelajari bagaiman suatu produk dalam negeri banyak diminati seperti sayuran yang berada di daerah pedesaan butlah sayur mayor tersebut tanpa memakai obat biarkanlah sayur mayor tersebut alami sehingga menhasilkan sayur yang berkualitas tinggi seperti sayuran organic tanpa pestisida.Lalu di pasarkan sesuai strategi yang sudah disusun.
Daftar Pustaka :
http://luk.staff.ugm.ac.id/kmi/kolom/Transformasi.html
http://pustaka.uns.ac.id/include/inc_print.php?nid=22
http://indoagribisnis.wordpress.com/2008/09/21/pentingnya-pembangunan-pertanian
http://www.mediaindonesia.com/citizen_read/1284
Perekonomian Indonesia Dr.Tulus T.H.Tambunan
Kamis, 17 Maret 2011
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
A. Pendahuluan
Masalah kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adalah hal pokok untuk Negara Indonesia karena apabila dua maslah ini dibiarkan berlarut-larut akan semakin parah dan menimbulkan konsukuensi politik-sosial yang sangat serius.Suatu pemerintahan akan jatuh karena amukan rakyat miskin karena tidak tahan dengan kemiskinan yang dihadapinya,seperti kejadian di Indonesia pada awal pemerintahan orde baru yang dianut soeharto menerapkan pertumbuhan ekonomi tinggi salah satu cara dengan mencapai pusat pembangunan ekonomi nasional.tetapi seiring berjalan waktu Indonesia memang menenikmati laju pertumbuhan ekonomi pertahun yang cukup tinggi namun, strategi yang diterapkan oleh pemerintah pada saat itu mengalami krisis ekonomi yang sangat tajam dan jumlah orang miskin semakin banyak serta terjadi kesenjangan pembagian pendapatan yang semakin besar.Sehingga pada bulan Mei 1998 seluruh mahasiswa Indonesia berdemonstrasi hingga membuat pemerintahan soeharto jatuh.Mahasiswa melakukan demo tersebut karena tidak tahan melihat dan mengalami krisis ekonomi yang sangat besar berpengaruh terhadap rakyat Indonesia.
B. Pembahasan
Kemiskinan relatif adalah suatu kesenjangan dimana distribusi pendapatan yang bisasnya dapat di definisikan di dalam kaitannya rata-rata dari distribusi yang dimaksud.
Kemiskinan relatif di Negara maju diukur sebagai rata-rata pendapatan perkapita dan dapat berbeda dalam periode tertentu.
Kemiskinan absolute pengukurannya tidak mengacu pada garis kemiskinan,derajat dari kemiskinan dibawah dimana kebutuhan minimum tidak dapat terpenuhi. Kemiskinan absolute sering disebut kemiskinan extreme karena kebutuhan yang minimum saja tidak dapat terpenuhi untuk dapat bertahan hidup.Sehubung dengan pengertian diatas di Indonesia sangat banyak hal seprti itu yang dapat kita jumpai setiap hari di jalan raya,jembatan,dan lain-lain.Hal ini membuktikan sangat kurang perhatian sekali pemerintah terhadap warga Negara Indonesia yang dapat dikatakan kemiskinan absolute.
• Hubungan antara pertumbuhan dan kesenjangan
Mengenai pertumbuhan ekonomi dan distribusi pendapatan terutama di negara Indonesia yang pembangunan ekonominya sangat pesat ada suatu korelasi yang positif antara laju pertumbuhan ekonomi dengan tingkat kesenjangan dalam distribusi pendapatan semakin tinggi pertumbuhan ekonomi semakin besar pendapatan perkapitan semakin besar juga kesenjangan pendapatan antara kaum miskin dan kaum kaya. perubahan kesejangan pendapatan terjadi awalnya dengan hipotesis Kuznets dangan melekukan observasi ke Negara-negara menemukan adanya kesenjangan pendapatan dan tingkat pendapatan perkapita yang berbentuk huruf U terbalik .hal ini diterapkan sebagi evolusi dari distribusi pendapatan dalam proses transisi pendapatan ekonomi pedesaan dengan pendapatan ekonomi kota pada awal proses pembangunan,ketimpangan pendapatan bertambah besar sebagai akibat proses urbanisasi dan industrialisasi tetapi setelah itu pada tingkat pembangunan yang lebih tinggi dari proses pembanguan ketimpangan menurun.jadi hubungan antara pertumbuhan dan kesenjangan sangat bertolak belakang semakin besar pendapatan perkapita semakin besar pula kesenjangan pendapatan dan sekarang sudah dapat terlihat seperti banyak anak-anak Indonesia yang terkena penyakit busung lapar sampai ada yang tidak mampu bertahan hidup karena pendapatan yang di dapat tidak dapat terpenuhi untuk kehidupannya
• Hubungan antara pertumbuhan dan kemiskinan
Pertumbuhan pendapatan adalah suatu komponen dari perbedaaan antara efek bruto,efek netto dari pertumbuhan pendapatan terhadap kemiskinan.Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara pertumbuhan output agregat atau PDB atau PN maupun pertumbuhan output sektoral terhadap pengurangan jumlah orang miskin. Ravallion dan Datt (1996) di India : menemukan bahwa pertumbuhan output di sektor-sektor primer (pertanian) jauh lebih efektif terhadap penurunan kemiskinan dibandingkan sektor-sektor sekunder. Kakwani (2001, Filipina) : peningkatan 1% output di sektor pertanian dapat mengurangi jumlah org yg hidup di bwh garis kemiskinan sedikit di atas 1%. Sedangkan % pertumbuhan yg sama di sektor industri dan jasa hanya mengakibatkan pengurangan kemiskinan 0,25 – 0.3%.Di Indonesia, beberapa Pelaku Industri mulai menemukan ancaman deIndustrialisasi. Januari 2008 sektor industri menyumbang US7,6 milliar sedangkan Januari 2009 hanya menyumbang USD 4,9 milliar atau merosot 35,52%. Impor bahan baku Industri Januari 2008 mampu impor mencapai US$ 7,35 Milliar sedangkan Januari 2009 hanya mampu US$ 4,53 Milliar atau minus 38,33%. Selama 5 tahun terakhir memang pertumbuhan sektor industri cenderung menurun, realisasi pertumbuhan tahun 2004 sebesar 6,19% turun di tahun 2005 menjadi 4,63%% dan turun lagi di tahun 2006 menjadi 4,6 %., 2007 naik sedikit menjadi 4,7%, 2008 turun jatuh menjadi 3,7%. Selama 5 tahun terakhir laju pertumbuhan sektor industri turun hampir separuhnya. Sejak krisis ekonomi akhir masa ORBA memang sudah terlihat bahwa sektor industri mengalami penurunan. Kontribusinya untuk PDB semakin berkurang.
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Model Pertumbuhan Solow berangkat dari fungsi produksi agregat sebagai berikut (Dornbusch, Fischer, dan Startz,
Y = A.F(K,L)
Y output nasional (kawasan), K modal (kapital) fisik, L tenaga kerja, dan A merupakan teknologi. Faktor penting yang mempengaruhi pengadaan modal fisik adalah investasi.
Fungsi produksi agregat
Y = A.F(K, H, L)
H sumberdaya manusia merupakan akumulasi dari pendidikan dan pelatihan. Menurut Mankiw, Romer, dan Weil (1992) kontribusi dari setiap input pada persamaan tersebut terhadap output nasional bersifat proporsional. Investasi terhadap sumberdaya manusia melalui sector pendidikan akan menghasilkan pendapatan nasional yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara yang kurang berinvestasi pada sektor tersebut. Apabila investasi tersebut dilaksanakan relative merata, termasuk terhadap golongan berpendapatan rendah, maka kemiskinan akan berkurang.
Penyebab kurangnya kualitas pertumbuhan
diindikasikan oleh laju pengangguran yang masih relative tinggi dan sulit/lambat penurunannya (persistent). Sepanjang periode 1999-2006, rataan laju pengangguran justru positif yaitu sebesar 0.56 persen per tahun. Hal ini menandakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada kurun waktu tersebut terutama terjadi atau bersumber dari sektor-sektor yang cenderung padat modal. Kurangnya kualitas pertumbuhan ekonomi juga dicerminkan oleh angka kemiskinan (terutama kemiskinan di kawasan perdesaan) yang juga relatif persisten di atas 20 persen dalam delapan tahun terakhir.
Faktor –faktor yang mempengaruhi jumlah orang miskin antara lain :
a. Pendapatan (PDRB)
b. jumlah populasi penduduk (POPULASI)
c. pangsa sektor pertanian dalam PDRB (AGRISHARE)
d. pangsa sector industri manufaktur dalam PDRB (INDUSTRISHARE)
e. tingkat inflasi (INFLASI)
f. jumlah orang yang lulus sekolah setingkat SMP
g. jumlah orang yang lulus sekolah setingkat SMA(SMA)
h. jumlah orang yang lulus sekolah setingkat diploma (DIPLM)
i. dummy krisis ekonomi (DUMMYKRISIS).
Garis kemiskinan menjadi pertimbangan, maka inflasi menjadi variabel yang relevan. Laju inflasi akan menggeser garis kemiskinan ke atas.Pertumbuhan harus efektif mengurangi kemiskianan dengan cara menyebar disetiap golongan pendapatan dan termasuk pendapatan orang miskin.
Secara langsung
pertumbuhan perlu dipastikan terjadi disektor-sektor di mana orang miskin bekerja (pertanian atau sektor yang padat karya) jadi penaganguran seperti yang terjadi di pedesaan dapat teratasi dengan adnya cara seperti ini mereka mempunyai suatu pekerjaan yang dapat menghasilkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka walaupun tidak begitu besar tetapi cara ini cukup efektif untuk menanggulangi kemiskinan.
Secara tidak langsung
diperlukan pemerintah yang cukup efektif meredistribusi manfaat pertumbuhan yang boleh jadi didapatkan dari sektor moderen seperti jasa dan manufaktur yang padat modal ke golongan penduduk miskin.
• Indikator kesenjangan dan kemiskinan
Ada sejumlah cara untuk mrngukur tingkat kesenjangan dalam distribusi pendapatan yang dibagi ke dalam dua kelompok pendekatan, yakni axiomatic dan stochastic dominance. Yang sering digunakan dalam literatur adalah dari kelompok pendekatan pertama dengan tiga alat ukur, yaitu the generalized entropy (GE), ukuran atkinson, dan koefisien gini. Yang paling sering dipakai adalah koefisien gini. Nilai koefisien gini berada pada selang 0 sampai dengan 1. Bila 0 : kemerataan sempurna (setiap orang mendapat porsi yang sama dari pendapatan) dan bila 1 : ketidakmerataan yang sempurna dalam pembagian pendapatan.Ide dasar dari perhitungan koefisien gini berasal dari kurva lorenz. Semakin tinggi nilai rasio gini, yakni mendekati 1 atau semakin jauh kurva lorenz dari garis 45 derajat tersebut, semakin besar tingkat ketidakmerataan distribusi pendapatan. Ketimpangan dikatakan sangat tinggi apabilai nilai koefisien gini berkisar antara 0,71-1,0. Ketimpangan tinggi dengan nilai koefisien gini 0,5-0,7. Ketimpangan sedang dengan nilai gini antara 0,36-0,49, dan ketimpangan dikatakan rendah dengan koefisien gini antara 0,2-0,35.
Pada awal pemerintahan orde baru, perencanaan pembangunan ekonomi di Indonesia masih sangat percaya bahwa apa yang dimaksud dengan trickle down effect akan terjadi. Oleh karena itu, strategi pembangunan diterapkan oleh pemerintah pada awal periode orde baru hingga akhir tahun 1970-an terpusatkan pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pusat pembangunan dimulai di Pulau Jawa, khususnya Propinsi Jawa Barat, karena fasilitas seperti infrastruktur lebih tersedia dibandingkan dipropinsi lainnya di Indonesia dan di beberapa propinsi hanya dibeberapa sector saja yang bisa dengan cepat memberi pertumbuhan misalnya sector primer dan industri berat.
Setelah sepuluh tahun pelita I dimulai, mulai kelihatan bahwa efek yang dimaksud itu mungkin tidak dapat dikatakan sama sekali tidak ada, tetapi proses mengalir kebawahnya sangat lamban. Sebagai akibatnya, Indonesia menikmati laju pertumbuhan yang relatif tinggi, tetapi pada waktu yang bersamaan tingkat kesenjangan semakin membesar dan jumlah orang miskin semakin banyak. Tepatnya setelah pelita III, strategi pembangunan mulai diubah. Tidak hanya pertumbuhan tetapi juga kesejahteraan masyarakat, tidak hanya dijawa, tetapi juga diluar jawa, menjadi kesejahteraan masyarakat, misalnya dengan mengembangkan industri yang padat karya dan sector pertanian . hingga saat ini sudah banyak program pemerintah yang berorientasi mengurangi kemiskinan, seperti inpres pedesaan, transmigrasi, dan masih banyak lagi.
Masalah kesenjangan ekonomi (pendapatan) dan kemiskinan di Indonesia akan dibahas. Faktor-faktor yang menyebabkan kesenjangan dan kemiskinan tetap ada ditanah air walaupun pembangunan ekonomi berjalan terus dan Indonesia memiliki laju pertumbuhan yang relatif tinggi.
Dampak positif proses pembangunan ekonomi nasional
Semakin banyak kegiatan-kegiatan ekonomi di pedesaan diluar sector pertanian seperti industry,manufaktur.jadi dengan adanya kegiatan ekonomi pedesaan dapat menambah kesempatan kerja dipedesaan dan juga menambah pendapatan petani.
Tingkat produktivitas dan pendapatan disektor pertanian meningkat bukan saja akibat arus manusia dari sector tersebut,tetapi penerapan dan penggunaan input yang lebih baik seperti pupuk,permintaan pasar yang meningkat.
Sumber daya alam yang ada di pedesaan semakin dapat dimanfaatkan oleh penduduk desa secara optimal dan tidak lupa juga untuk merawat,menanam,memelihara kembali agar sumber daya alam di pedesaan agar tidak mudah habis.
• Kemiskinan
Di Indonesia kemiskinan merupakan masalah terbesarkemiskinan yang dapat diukur tanpa mengacu pada garis kemiskinan disebut kemiskinan relatif sedangkan kemiskinan absolute adalah kemiskinan yang pengukurannya tidak berdasarkan garis kemiskinan.kemiskinan yang berarti kekurangan makanan poko,sandang,pangan,papan utuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari tidak mencukupi.msalah kemiskinan di Indonesia berlarut-larut tidak ada habisnya ketidakmampuan sumber daya manusia yang harusnya dapat mengelolah sumber daya alam yang ada di Indonesia.di sektor ini dengan melalui pendidikan serta mendapat ilmu pengetahuan yang dapat membantu SDM untuk menghasilkan dan dapat memanfaatkan SDA.Sehingga pengetahuan masyarakat Indonesia tidak minim.
• Bank dunia mendefinisikan kemiskinan absolut sebagai hidup dengan pendapatan dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg batasan ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengkonsumsi kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengkonsumsi kurang dari $2/hari. Proporsi penduduk negara berkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001.Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari $1 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.
Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota dan ghetto yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhan negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini, negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara berkembang.
Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Indonesia
Setelah melewati masa krisis, pada periode 1999-2006, pertumbuhan ekonomi Indonesia walaupun menunjukkan trend yang meningkat namun belum bisa dikatakan berkualitas. Hal ini dicerminkan, oleh relatif besarnya ketimpangan aktivitas perekonomian antar wilayah. Pada periode 2000-2005, rataan kontribusi terhadap PDB nasional masih didominasi oleh wilayah Jawa-Bali sebesar 60.7 persen (16.95 persennya adalah di Jakarta), diikuti oleh Sumatera 22.39 persen, Kalimantan 9.28 persen, Sulawesi 4.17 persen, dan lainnya 3.46 persen.di kawasan perdesaan) yang juga relatif persisten di atas 20 persen dalam delapan tahun terakhir.
Faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan Indonesia seagai berikut :
1. belum optimalnya pertumbuhan ekonomi
2. lonjakan harga minyak dunia yang menimbulkan cost pushinflation yang signifikan
3. belum padunya para pengambilan kebijakan secara horizontal dan vertikal serta
4. berbagai terpaan bencana yang melanda Indonesia
Persebaran Jumlah Penduduk Miskin
Jumlah penduduk miskin di Indonesia terkonsentrasi di pulau Jawa (57.5 persen dari total penduduk miskin Indonesia), terutama di propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Sumatera menjadi daerah kedua setelah Jawa yang memiliki jumlah penduduk miskin yang cukup banyak (20.4 persen dari total penduduk miskin Indonesia). Secara persentase, jumlah penduduk miskin di Sumatera rata-rata terus mengalami peningkatan, di mana Lampung merupakan propinsi dengan jumlah penduduk miskin tertinggi di pulau Sumatera.
• Kebijakan antikemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah kritis yang terus dihadapi Indonesia dari waktu ke waktu. Begitu kronisnya permasalahan ini dalam pembangunan ekonomi Indonesia hampir-hampir nada pesimis muncul dalam setiap kebijakan baru yang dikeluarkan pemerintah. Kebijakan anti kemiskinan dapat diberikan berupa bantuan uang maupun dalam bentuk bahan kebutuhan pokok. Kebijakan pemberian pancing maupun stimulus seperti Operasi Pasar Tebuka, Inpres Desa Tertinggal, P2KP dan sebagainya bagi penduduk miskin merupakan kebijakan yang paling populer dan dianggap sesuai dengan karakteristik penduduk miskin Indonesia. Tetapi, ketika pemerintah dihadapkan pada sebuah gejolak ekonomi yang temporer, kebijakan yang diambil justeru pemberian uang tunai langsung (Bantuan Langsung Tunai/BLT). Cash transfer, sebenarnya bukan strategi baru bagi Indonesia untuk pengentasan kemiskinan. Namun, dalam tiga kali pelaksanaannya strategi ini terus menuai kritik dan kecaman.
Oleh karena itu, untuk mendesain sebuah strategi pengentasan kemiskinan dengan pendekatan transfer pendapatan melalui pemberian uang tunai, perlu menjadi perhatian penting. Penelitian ini akan mencoba mengevaluasi dan membandingkan kebijakan anti kemiskinan dengan pendekatan transfer pendapatan baik yang bersyarat maupun tanpa syarat, melalui telaah efektifitas program tersebut terhadap kondisi masyarakat Indonesia. Disamping itu
penelitian ini juga mencoba menyusun sebuah model yang mendesain sebuah program anti kemiskinan yang menggunakan transfer pendapatan dan transfer sosial, mulai dari penyusunan hingga bagaimana mengakhirinya dan menggantikannya dengan strategi yang baru, sehingga tumpang tindih kebijakan dapat dihindari.
Untuk mendukung strategi dalam memerangi kemiskinan diperlukan intervensi-intervensi pemerintah yang sesuai dengan sasaran atau tujuannya.Intervensi ini dibagi menurut waktu yaitu :
Intervensi jangka pendek : Terutama pembangunan sektor pertanian,usaha kecil dan ekonomi pedesaan.hal ini sanagt penting melihat wilayah Indonesia pedesaan dan sebagian besar penduduk Indonesia bekerja di sektor pertanian sehingga menjadi pendapatan untuk mereka.
Intervensi jangka menengah dan jangka panjang : pembanguan /penguatan sector swasta,kerjasama regional,manajemen pengeluaran pemerintah,desentralisasi,pendidikan dan kesehatan,penyediaan air bersih dan pembangunan kota,pembagian tanah pertanian yang merata.
C. Kesimpulan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan merupakan hal sangat terbesar di Indonesia dengan adanya sumber daya alam yang melimpah di Indonesia seharusnya bangsa Indonesia dapat mengelolah itu dan dapat menghasilkan SDM yang professional apabila orang-orang Indonesia secar individual mempunyai kemauan untuk maju menjadi orang yang sukses membangun bangsa tetapi semua itu terhalangnya oleh sikap masing-masing individu yang menginginkan lebih dari segalanya. Masalah ini hingga sekarang masih sangat sulit untuk ditanggulangi pemerintah sudah berupaya menanggulangi masalah ini tetapi hasilnya tidak sesuai yang kita harapkan. Apalgi ditambah di era modern ini yang berpendapatan lebih semakin kaya sedangkan yang berpendapatan rendah semakin miskin seperti Indonesia sangat banyak penduduk yang belum dapat memenuhi kebutuhan hidupnya menimbulkan berbagai penyakit diantaranya busung lapar,polio,cacat penyakit ini yang banyak terserang msayarakat miskin karena mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi dari semua pihak baik itu masyarakat,pemerintah,pejabat,politkus dan yang lainnya harus bisa bersama-sama memerangi kemiskinan yang melanda Negara Indonesia sudah sangat lama bangsa Indonesia di anggap sebagai bangsa miskin yang kurang berkualitas. Dengan kerjasam dan strategi yang sudah ada jalani dengan kejujuran nasib bangsa Indonesia ditangan kita sendiri.masih banyak hal dari berbagai sector yang harus ditata masing-masing sesuai dengan aturan yang berlaku.
D. Daftar Pustaka
i. http://www.ekonomi.lipi.go.id/informasi/penelitian/Dpenelitian_detil.asp?Vnomo=275
ii. http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
iii. http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2009/03/26/pertumbuhan-ekonomi-yang-berkualitas/
iv. http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/Siregar21agts07.pdf
v. Perekonomian Indonesia Dr.Tulus T.H.Tambunan
A. Pendahuluan
Masalah kemiskinan dan kesenjangan pendapatan adalah hal pokok untuk Negara Indonesia karena apabila dua maslah ini dibiarkan berlarut-larut akan semakin parah dan menimbulkan konsukuensi politik-sosial yang sangat serius.Suatu pemerintahan akan jatuh karena amukan rakyat miskin karena tidak tahan dengan kemiskinan yang dihadapinya,seperti kejadian di Indonesia pada awal pemerintahan orde baru yang dianut soeharto menerapkan pertumbuhan ekonomi tinggi salah satu cara dengan mencapai pusat pembangunan ekonomi nasional.tetapi seiring berjalan waktu Indonesia memang menenikmati laju pertumbuhan ekonomi pertahun yang cukup tinggi namun, strategi yang diterapkan oleh pemerintah pada saat itu mengalami krisis ekonomi yang sangat tajam dan jumlah orang miskin semakin banyak serta terjadi kesenjangan pembagian pendapatan yang semakin besar.Sehingga pada bulan Mei 1998 seluruh mahasiswa Indonesia berdemonstrasi hingga membuat pemerintahan soeharto jatuh.Mahasiswa melakukan demo tersebut karena tidak tahan melihat dan mengalami krisis ekonomi yang sangat besar berpengaruh terhadap rakyat Indonesia.
B. Pembahasan
Kemiskinan relatif adalah suatu kesenjangan dimana distribusi pendapatan yang bisasnya dapat di definisikan di dalam kaitannya rata-rata dari distribusi yang dimaksud.
Kemiskinan relatif di Negara maju diukur sebagai rata-rata pendapatan perkapita dan dapat berbeda dalam periode tertentu.
Kemiskinan absolute pengukurannya tidak mengacu pada garis kemiskinan,derajat dari kemiskinan dibawah dimana kebutuhan minimum tidak dapat terpenuhi. Kemiskinan absolute sering disebut kemiskinan extreme karena kebutuhan yang minimum saja tidak dapat terpenuhi untuk dapat bertahan hidup.Sehubung dengan pengertian diatas di Indonesia sangat banyak hal seprti itu yang dapat kita jumpai setiap hari di jalan raya,jembatan,dan lain-lain.Hal ini membuktikan sangat kurang perhatian sekali pemerintah terhadap warga Negara Indonesia yang dapat dikatakan kemiskinan absolute.
• Hubungan antara pertumbuhan dan kesenjangan
Mengenai pertumbuhan ekonomi dan distribusi pendapatan terutama di negara Indonesia yang pembangunan ekonominya sangat pesat ada suatu korelasi yang positif antara laju pertumbuhan ekonomi dengan tingkat kesenjangan dalam distribusi pendapatan semakin tinggi pertumbuhan ekonomi semakin besar pendapatan perkapitan semakin besar juga kesenjangan pendapatan antara kaum miskin dan kaum kaya. perubahan kesejangan pendapatan terjadi awalnya dengan hipotesis Kuznets dangan melekukan observasi ke Negara-negara menemukan adanya kesenjangan pendapatan dan tingkat pendapatan perkapita yang berbentuk huruf U terbalik .hal ini diterapkan sebagi evolusi dari distribusi pendapatan dalam proses transisi pendapatan ekonomi pedesaan dengan pendapatan ekonomi kota pada awal proses pembangunan,ketimpangan pendapatan bertambah besar sebagai akibat proses urbanisasi dan industrialisasi tetapi setelah itu pada tingkat pembangunan yang lebih tinggi dari proses pembanguan ketimpangan menurun.jadi hubungan antara pertumbuhan dan kesenjangan sangat bertolak belakang semakin besar pendapatan perkapita semakin besar pula kesenjangan pendapatan dan sekarang sudah dapat terlihat seperti banyak anak-anak Indonesia yang terkena penyakit busung lapar sampai ada yang tidak mampu bertahan hidup karena pendapatan yang di dapat tidak dapat terpenuhi untuk kehidupannya
• Hubungan antara pertumbuhan dan kemiskinan
Pertumbuhan pendapatan adalah suatu komponen dari perbedaaan antara efek bruto,efek netto dari pertumbuhan pendapatan terhadap kemiskinan.Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara pertumbuhan output agregat atau PDB atau PN maupun pertumbuhan output sektoral terhadap pengurangan jumlah orang miskin. Ravallion dan Datt (1996) di India : menemukan bahwa pertumbuhan output di sektor-sektor primer (pertanian) jauh lebih efektif terhadap penurunan kemiskinan dibandingkan sektor-sektor sekunder. Kakwani (2001, Filipina) : peningkatan 1% output di sektor pertanian dapat mengurangi jumlah org yg hidup di bwh garis kemiskinan sedikit di atas 1%. Sedangkan % pertumbuhan yg sama di sektor industri dan jasa hanya mengakibatkan pengurangan kemiskinan 0,25 – 0.3%.Di Indonesia, beberapa Pelaku Industri mulai menemukan ancaman deIndustrialisasi. Januari 2008 sektor industri menyumbang US7,6 milliar sedangkan Januari 2009 hanya menyumbang USD 4,9 milliar atau merosot 35,52%. Impor bahan baku Industri Januari 2008 mampu impor mencapai US$ 7,35 Milliar sedangkan Januari 2009 hanya mampu US$ 4,53 Milliar atau minus 38,33%. Selama 5 tahun terakhir memang pertumbuhan sektor industri cenderung menurun, realisasi pertumbuhan tahun 2004 sebesar 6,19% turun di tahun 2005 menjadi 4,63%% dan turun lagi di tahun 2006 menjadi 4,6 %., 2007 naik sedikit menjadi 4,7%, 2008 turun jatuh menjadi 3,7%. Selama 5 tahun terakhir laju pertumbuhan sektor industri turun hampir separuhnya. Sejak krisis ekonomi akhir masa ORBA memang sudah terlihat bahwa sektor industri mengalami penurunan. Kontribusinya untuk PDB semakin berkurang.
Teori Pertumbuhan Ekonomi
Model Pertumbuhan Solow berangkat dari fungsi produksi agregat sebagai berikut (Dornbusch, Fischer, dan Startz,
Y = A.F(K,L)
Y output nasional (kawasan), K modal (kapital) fisik, L tenaga kerja, dan A merupakan teknologi. Faktor penting yang mempengaruhi pengadaan modal fisik adalah investasi.
Fungsi produksi agregat
Y = A.F(K, H, L)
H sumberdaya manusia merupakan akumulasi dari pendidikan dan pelatihan. Menurut Mankiw, Romer, dan Weil (1992) kontribusi dari setiap input pada persamaan tersebut terhadap output nasional bersifat proporsional. Investasi terhadap sumberdaya manusia melalui sector pendidikan akan menghasilkan pendapatan nasional yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara yang kurang berinvestasi pada sektor tersebut. Apabila investasi tersebut dilaksanakan relative merata, termasuk terhadap golongan berpendapatan rendah, maka kemiskinan akan berkurang.
Penyebab kurangnya kualitas pertumbuhan
diindikasikan oleh laju pengangguran yang masih relative tinggi dan sulit/lambat penurunannya (persistent). Sepanjang periode 1999-2006, rataan laju pengangguran justru positif yaitu sebesar 0.56 persen per tahun. Hal ini menandakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada kurun waktu tersebut terutama terjadi atau bersumber dari sektor-sektor yang cenderung padat modal. Kurangnya kualitas pertumbuhan ekonomi juga dicerminkan oleh angka kemiskinan (terutama kemiskinan di kawasan perdesaan) yang juga relatif persisten di atas 20 persen dalam delapan tahun terakhir.
Faktor –faktor yang mempengaruhi jumlah orang miskin antara lain :
a. Pendapatan (PDRB)
b. jumlah populasi penduduk (POPULASI)
c. pangsa sektor pertanian dalam PDRB (AGRISHARE)
d. pangsa sector industri manufaktur dalam PDRB (INDUSTRISHARE)
e. tingkat inflasi (INFLASI)
f. jumlah orang yang lulus sekolah setingkat SMP
g. jumlah orang yang lulus sekolah setingkat SMA(SMA)
h. jumlah orang yang lulus sekolah setingkat diploma (DIPLM)
i. dummy krisis ekonomi (DUMMYKRISIS).
Garis kemiskinan menjadi pertimbangan, maka inflasi menjadi variabel yang relevan. Laju inflasi akan menggeser garis kemiskinan ke atas.Pertumbuhan harus efektif mengurangi kemiskianan dengan cara menyebar disetiap golongan pendapatan dan termasuk pendapatan orang miskin.
Secara langsung
pertumbuhan perlu dipastikan terjadi disektor-sektor di mana orang miskin bekerja (pertanian atau sektor yang padat karya) jadi penaganguran seperti yang terjadi di pedesaan dapat teratasi dengan adnya cara seperti ini mereka mempunyai suatu pekerjaan yang dapat menghasilkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka walaupun tidak begitu besar tetapi cara ini cukup efektif untuk menanggulangi kemiskinan.
Secara tidak langsung
diperlukan pemerintah yang cukup efektif meredistribusi manfaat pertumbuhan yang boleh jadi didapatkan dari sektor moderen seperti jasa dan manufaktur yang padat modal ke golongan penduduk miskin.
• Indikator kesenjangan dan kemiskinan
Ada sejumlah cara untuk mrngukur tingkat kesenjangan dalam distribusi pendapatan yang dibagi ke dalam dua kelompok pendekatan, yakni axiomatic dan stochastic dominance. Yang sering digunakan dalam literatur adalah dari kelompok pendekatan pertama dengan tiga alat ukur, yaitu the generalized entropy (GE), ukuran atkinson, dan koefisien gini. Yang paling sering dipakai adalah koefisien gini. Nilai koefisien gini berada pada selang 0 sampai dengan 1. Bila 0 : kemerataan sempurna (setiap orang mendapat porsi yang sama dari pendapatan) dan bila 1 : ketidakmerataan yang sempurna dalam pembagian pendapatan.Ide dasar dari perhitungan koefisien gini berasal dari kurva lorenz. Semakin tinggi nilai rasio gini, yakni mendekati 1 atau semakin jauh kurva lorenz dari garis 45 derajat tersebut, semakin besar tingkat ketidakmerataan distribusi pendapatan. Ketimpangan dikatakan sangat tinggi apabilai nilai koefisien gini berkisar antara 0,71-1,0. Ketimpangan tinggi dengan nilai koefisien gini 0,5-0,7. Ketimpangan sedang dengan nilai gini antara 0,36-0,49, dan ketimpangan dikatakan rendah dengan koefisien gini antara 0,2-0,35.
Pada awal pemerintahan orde baru, perencanaan pembangunan ekonomi di Indonesia masih sangat percaya bahwa apa yang dimaksud dengan trickle down effect akan terjadi. Oleh karena itu, strategi pembangunan diterapkan oleh pemerintah pada awal periode orde baru hingga akhir tahun 1970-an terpusatkan pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pusat pembangunan dimulai di Pulau Jawa, khususnya Propinsi Jawa Barat, karena fasilitas seperti infrastruktur lebih tersedia dibandingkan dipropinsi lainnya di Indonesia dan di beberapa propinsi hanya dibeberapa sector saja yang bisa dengan cepat memberi pertumbuhan misalnya sector primer dan industri berat.
Setelah sepuluh tahun pelita I dimulai, mulai kelihatan bahwa efek yang dimaksud itu mungkin tidak dapat dikatakan sama sekali tidak ada, tetapi proses mengalir kebawahnya sangat lamban. Sebagai akibatnya, Indonesia menikmati laju pertumbuhan yang relatif tinggi, tetapi pada waktu yang bersamaan tingkat kesenjangan semakin membesar dan jumlah orang miskin semakin banyak. Tepatnya setelah pelita III, strategi pembangunan mulai diubah. Tidak hanya pertumbuhan tetapi juga kesejahteraan masyarakat, tidak hanya dijawa, tetapi juga diluar jawa, menjadi kesejahteraan masyarakat, misalnya dengan mengembangkan industri yang padat karya dan sector pertanian . hingga saat ini sudah banyak program pemerintah yang berorientasi mengurangi kemiskinan, seperti inpres pedesaan, transmigrasi, dan masih banyak lagi.
Masalah kesenjangan ekonomi (pendapatan) dan kemiskinan di Indonesia akan dibahas. Faktor-faktor yang menyebabkan kesenjangan dan kemiskinan tetap ada ditanah air walaupun pembangunan ekonomi berjalan terus dan Indonesia memiliki laju pertumbuhan yang relatif tinggi.
Dampak positif proses pembangunan ekonomi nasional
Semakin banyak kegiatan-kegiatan ekonomi di pedesaan diluar sector pertanian seperti industry,manufaktur.jadi dengan adanya kegiatan ekonomi pedesaan dapat menambah kesempatan kerja dipedesaan dan juga menambah pendapatan petani.
Tingkat produktivitas dan pendapatan disektor pertanian meningkat bukan saja akibat arus manusia dari sector tersebut,tetapi penerapan dan penggunaan input yang lebih baik seperti pupuk,permintaan pasar yang meningkat.
Sumber daya alam yang ada di pedesaan semakin dapat dimanfaatkan oleh penduduk desa secara optimal dan tidak lupa juga untuk merawat,menanam,memelihara kembali agar sumber daya alam di pedesaan agar tidak mudah habis.
• Kemiskinan
Di Indonesia kemiskinan merupakan masalah terbesarkemiskinan yang dapat diukur tanpa mengacu pada garis kemiskinan disebut kemiskinan relatif sedangkan kemiskinan absolute adalah kemiskinan yang pengukurannya tidak berdasarkan garis kemiskinan.kemiskinan yang berarti kekurangan makanan poko,sandang,pangan,papan utuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari tidak mencukupi.msalah kemiskinan di Indonesia berlarut-larut tidak ada habisnya ketidakmampuan sumber daya manusia yang harusnya dapat mengelolah sumber daya alam yang ada di Indonesia.di sektor ini dengan melalui pendidikan serta mendapat ilmu pengetahuan yang dapat membantu SDM untuk menghasilkan dan dapat memanfaatkan SDA.Sehingga pengetahuan masyarakat Indonesia tidak minim.
• Bank dunia mendefinisikan kemiskinan absolut sebagai hidup dengan pendapatan dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg batasan ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengkonsumsi kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengkonsumsi kurang dari $2/hari. Proporsi penduduk negara berkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001.Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari $1 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.
Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota dan ghetto yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhan negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini, negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara berkembang.
Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Indonesia
Setelah melewati masa krisis, pada periode 1999-2006, pertumbuhan ekonomi Indonesia walaupun menunjukkan trend yang meningkat namun belum bisa dikatakan berkualitas. Hal ini dicerminkan, oleh relatif besarnya ketimpangan aktivitas perekonomian antar wilayah. Pada periode 2000-2005, rataan kontribusi terhadap PDB nasional masih didominasi oleh wilayah Jawa-Bali sebesar 60.7 persen (16.95 persennya adalah di Jakarta), diikuti oleh Sumatera 22.39 persen, Kalimantan 9.28 persen, Sulawesi 4.17 persen, dan lainnya 3.46 persen.di kawasan perdesaan) yang juga relatif persisten di atas 20 persen dalam delapan tahun terakhir.
Faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan Indonesia seagai berikut :
1. belum optimalnya pertumbuhan ekonomi
2. lonjakan harga minyak dunia yang menimbulkan cost pushinflation yang signifikan
3. belum padunya para pengambilan kebijakan secara horizontal dan vertikal serta
4. berbagai terpaan bencana yang melanda Indonesia
Persebaran Jumlah Penduduk Miskin
Jumlah penduduk miskin di Indonesia terkonsentrasi di pulau Jawa (57.5 persen dari total penduduk miskin Indonesia), terutama di propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Sumatera menjadi daerah kedua setelah Jawa yang memiliki jumlah penduduk miskin yang cukup banyak (20.4 persen dari total penduduk miskin Indonesia). Secara persentase, jumlah penduduk miskin di Sumatera rata-rata terus mengalami peningkatan, di mana Lampung merupakan propinsi dengan jumlah penduduk miskin tertinggi di pulau Sumatera.
• Kebijakan antikemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah kritis yang terus dihadapi Indonesia dari waktu ke waktu. Begitu kronisnya permasalahan ini dalam pembangunan ekonomi Indonesia hampir-hampir nada pesimis muncul dalam setiap kebijakan baru yang dikeluarkan pemerintah. Kebijakan anti kemiskinan dapat diberikan berupa bantuan uang maupun dalam bentuk bahan kebutuhan pokok. Kebijakan pemberian pancing maupun stimulus seperti Operasi Pasar Tebuka, Inpres Desa Tertinggal, P2KP dan sebagainya bagi penduduk miskin merupakan kebijakan yang paling populer dan dianggap sesuai dengan karakteristik penduduk miskin Indonesia. Tetapi, ketika pemerintah dihadapkan pada sebuah gejolak ekonomi yang temporer, kebijakan yang diambil justeru pemberian uang tunai langsung (Bantuan Langsung Tunai/BLT). Cash transfer, sebenarnya bukan strategi baru bagi Indonesia untuk pengentasan kemiskinan. Namun, dalam tiga kali pelaksanaannya strategi ini terus menuai kritik dan kecaman.
Oleh karena itu, untuk mendesain sebuah strategi pengentasan kemiskinan dengan pendekatan transfer pendapatan melalui pemberian uang tunai, perlu menjadi perhatian penting. Penelitian ini akan mencoba mengevaluasi dan membandingkan kebijakan anti kemiskinan dengan pendekatan transfer pendapatan baik yang bersyarat maupun tanpa syarat, melalui telaah efektifitas program tersebut terhadap kondisi masyarakat Indonesia. Disamping itu
penelitian ini juga mencoba menyusun sebuah model yang mendesain sebuah program anti kemiskinan yang menggunakan transfer pendapatan dan transfer sosial, mulai dari penyusunan hingga bagaimana mengakhirinya dan menggantikannya dengan strategi yang baru, sehingga tumpang tindih kebijakan dapat dihindari.
Untuk mendukung strategi dalam memerangi kemiskinan diperlukan intervensi-intervensi pemerintah yang sesuai dengan sasaran atau tujuannya.Intervensi ini dibagi menurut waktu yaitu :
Intervensi jangka pendek : Terutama pembangunan sektor pertanian,usaha kecil dan ekonomi pedesaan.hal ini sanagt penting melihat wilayah Indonesia pedesaan dan sebagian besar penduduk Indonesia bekerja di sektor pertanian sehingga menjadi pendapatan untuk mereka.
Intervensi jangka menengah dan jangka panjang : pembanguan /penguatan sector swasta,kerjasama regional,manajemen pengeluaran pemerintah,desentralisasi,pendidikan dan kesehatan,penyediaan air bersih dan pembangunan kota,pembagian tanah pertanian yang merata.
C. Kesimpulan
Kemiskinan dan kesenjangan pendapatan merupakan hal sangat terbesar di Indonesia dengan adanya sumber daya alam yang melimpah di Indonesia seharusnya bangsa Indonesia dapat mengelolah itu dan dapat menghasilkan SDM yang professional apabila orang-orang Indonesia secar individual mempunyai kemauan untuk maju menjadi orang yang sukses membangun bangsa tetapi semua itu terhalangnya oleh sikap masing-masing individu yang menginginkan lebih dari segalanya. Masalah ini hingga sekarang masih sangat sulit untuk ditanggulangi pemerintah sudah berupaya menanggulangi masalah ini tetapi hasilnya tidak sesuai yang kita harapkan. Apalgi ditambah di era modern ini yang berpendapatan lebih semakin kaya sedangkan yang berpendapatan rendah semakin miskin seperti Indonesia sangat banyak penduduk yang belum dapat memenuhi kebutuhan hidupnya menimbulkan berbagai penyakit diantaranya busung lapar,polio,cacat penyakit ini yang banyak terserang msayarakat miskin karena mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi dari semua pihak baik itu masyarakat,pemerintah,pejabat,politkus dan yang lainnya harus bisa bersama-sama memerangi kemiskinan yang melanda Negara Indonesia sudah sangat lama bangsa Indonesia di anggap sebagai bangsa miskin yang kurang berkualitas. Dengan kerjasam dan strategi yang sudah ada jalani dengan kejujuran nasib bangsa Indonesia ditangan kita sendiri.masih banyak hal dari berbagai sector yang harus ditata masing-masing sesuai dengan aturan yang berlaku.
D. Daftar Pustaka
i. http://www.ekonomi.lipi.go.id/informasi/penelitian/Dpenelitian_detil.asp?Vnomo=275
ii. http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
iii. http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2009/03/26/pertumbuhan-ekonomi-yang-berkualitas/
iv. http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/Siregar21agts07.pdf
v. Perekonomian Indonesia Dr.Tulus T.H.Tambunan
Kamis, 10 Maret 2011
NERACA PEMBAYARAN
NERACA PEMBAYARAN
A. Pendahuluan
Neraca pembayaran suatu Negara sangat menentukan keadaan perekonomian Negara tersebut. Indonesia merupakan negara membangun yang perekonomiannya masih bersifat terbuka, yang artinya masih rentan terhadap pengaruh dari luar. Oleh karena itu perlu adanya fundasi yang kokoh yang dapat membentengi suatu negara agar tidak sepenuhnya dapat terpengaruh dari dunia luar, seperti apa yang terjadi pada 10 tahun yang silam ketika negara Thailand mulai menunjukkan gejala krisis, orang umumnya percaya bahwa Indonesia tidak akan bernasib sama. Fundamental ekonomi Indonesia dipercaya cukup kuat untuk menahan kejut eksternal akibat kejatuhan ekonomi Thailand. Tetapi ternyata guncangan keuangan yang sangat hebat dari negara Thailand ini berimbas kepada perekonomian Indonesia, kekacauan dalam perekonomian ini menjadi awal dan salah satu faktor penyebab runtuhnya perekonomian Indonesia termasuk terjebaknya Indonesia ke dalam dilema utang luar negeri. Selain faktor dari luar, salah satu penyebab krisis yang terjadi di Indonesia juga berasal dari dalam negeri, yaitu proses integrasi perkonomian Indonesia ke dalam perekonomian global yang berlangsung dengan cepat dan kelemahan fundamental mikroekonomi yang tercermin dari kerentanan sektor keuangan nasional, khususnya sektor perbankan, dan masih banyak faktor-faktor lainnya yang berperan menciptakan krisis di Indonesia.Krisis keuangan di Thailand menyebar secara cepat ke Negara-negara Asia, termasuk Indonesia, karena pasar keuangan global, maka pasar keuangan domestik juga dengan cepat telah ikut terpengaruh krisis keuangan global yang terjadi pada saat itu. Krisis ekonomi telah membawa dampak yang serius terhadap perekonomian Indonesia, yang menimbulkan stagflasi dan instabilisasi perekonomian.
Penyebab utama terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, juga sebagian negara-negara di ASEAN, adalah ketimpangan neraca pembayaran internasional. Defisit current account ditutup dengan surplus capital account, terutama dengan modal yang bersifat jangka pendek (portofolio invesment), yang relatif fluktuatif. Sehingga, apabila terjadi rush akan mengancam posisi cadangan devisa negara, akhirnya akan mengakibatkan terjadinya krisis nilai tukar mata uang nasional terhadap valuta asing. Hal inilah yang menyebabkan beban utang luar negeri Indonesia, termasuk utang luar negeri pemerintah, bertambah berat bila dihitung berdasarkan mata uang rupiah.
1. NERACA PEMBAYARAN (BOP)
Neraca pembayaran adalah catatn sistematis dari semua transaksi ekonomi internasional seperti pinjaman,perdagangan,investasi yang selama ini terjadi antara penduduk dalam negeri suatu Negara dengan penduduk Negara lain selama jangka waktu tertentu dan biasanya dinyatakan dalam dolar AS.Oleh karena itu BOP sangat berguna karena dapat menunjukkan stuktur dan komposisi transaksi ekonomi serta posisi keuangan internasional dari suatu Negara.Lembaga keuangan internasional menggunakan BOP sebagai slah satu inikator dalam mempertimbangkan pemberian bantuana kepada suatu Negara.Selain itu BOP juga merupakan indicator fundamental ekonomi dari suatu Negara sebagi variable ekonomi makro seperti suku bunga,inflasi,laju pertumbuhan PDB
• BOP terdiri atas tiga saldo antara lain :
a) Neraca transaksi berjalan (TB)
Jumlah saldo dari neraca perdagangan(NP) yang mencatat ekspor (X) dan impor (M) barang neraca jasa(NJ), yang mencatat X dan M jasa termasuk pendapatan dan bunag deposito,transfer keuntungan bagi investor asing,pembayaran bunga utang luar negeri dan kiriman uang masuk dari TKI Indonesia.TB digunakan untuk fasilitas khusus dari IMF yang disebut SDRs (Special Drawing Rights).
b) Neraca modal (CA)
Neraca yang mencatat arus modal (K) jangka pendek dan jangka panjang masuk dan keluar terdiri dari modal pemerintah neto serta lalu lintas modal swasta.Modal pemerintah neto adalah selisih antara pinjaman baru yang di dapat dari luar negeri dan pelunasan utang pokok pada periode sebelumnya sudah jatuh tempo.Modal swasta neto adalah selisih antara dana investasi yang masuk pinjaman luar negeri dan pelunasan utang pokok swasta dan dana luar negeri.
c) Neraca moneter (MA)
Neraca yang mencatat perubahan devisa berdasarkan transaksi arus devisa yang masuk ked an keluar dari suatu Negara dalam suatu periode tertentu.
• Neraca pembayaran Indonesia
Surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) turun hingga US$1,2 miliar sepanjang triwulan II 2010. Kondisi tersebut lantaran nilai transaksi berjalan serta transaksi modal dan finansial dalam periode tersebut lebih kecil jika dibanding dengan triwulan I 2010.
Dilansir situs resmi Bank Indonesia (BI), NPI mencatat surplus sebesar US$5,4 miliar pada triwulan II. Pada triwulan sebelumnya, surplus NPI mencapai US$6,621 miliar.
Perolehan surplus NPI pada triwulan lalu ditopang oleh kinerja neraca perdagangan nonmigas, neraca perdagangan gas, dan neraca transfer berjalan. Kinerja ekspor nonmigas mampu melampaui kenaikan impor nonmigas karena didukung oleh berlanjutnya proses pemulihan ekonomi dunia.
Meski demikian, surplus transaksi berjalan kali ini, yaitu US$1,834 miliar, lebih rendah daripada surplus triwulan sebelumnya yang mencapai US$2,1 miliar. Hal itu disebabkan meningkatnya defisit pada neraca perdagangan minyak dan neraca pendapatan.
Impor minyak mengalami kenaikan signifikan akibat konsumsi BBM yang meningkat mengikuti akselerasi pertumbuhan ekonomi domestik. Sementara itu, kenaikan defisit neraca pendapatan lebih banyak bersifat musiman sesuai dengan jadwal pembayaran dividen dan bunga utang luar negeri.
Transaksi modal dan finansial selama triwulan II 2010 surplus US$3,3 miliar atau turun dari posisi US$4,274 miliar pada triwulan sebelumnya. Turunnya surplus lantaran imbas negatif dari krisis utang di Eropa yang mengerem arus masuk investasi portofolio ke Tanah Air.
Kendati begitu, terdapat kenaikan penarikan utang luar negeri oleh korporasi dan penarikan simpanan penduduk di luar negeri juga sebagai respons terhadap meningkatnya kebutuhan valuta asing dan kegiatan investasi di dalam negeri. Sejalan dengan hal tersebut, jumlah cadangan devisa pada akhir triwulan II 2010 bertambah menjadi US$76,3 miliar atau setara dengan 5,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri.
2. PRODUK DOMESTIK BRUTO(GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
PDB diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). PDB berbeda dari produk nasional bruto karena memasukkan pendapatan faktor produksi dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut. Sehingga PDB hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak.
• PDB dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu :
pendekatan pengeluaran : PDB = konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah + ekspor - impor
pendekatan pendapatan : PDB = sewa + upah + bunga + laba
• keterangan :
pendekatan pengeluaran : konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga, investasi oleh sektor usaha, pengeluaran pemerintah oleh pemerintah, dan ekspor dan impor melibatkan sektor luar negeri.
Pendekatan pendapatan : sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk pengusaha.
3. PRODUK NASIONAL BRUTO (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
Produk Nasional Bruto = PDB + hasil faktor produksi milik domestik yang ada di luar negeri - hasil output faktor produksi milik luar negeri yang ada di dalam negeri.
4. PENDAPATAN PERKAPITA
Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan perkapita juga merefleksikan PDB per kapita.
Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin makmur negara tersebut.
• Pendapatan perkapita Indonesia
Pendapatan per kapita 2010 diperkirakan naik sekitar US$3.000 atau Rp27 juta per tahun.
kenaikan itu disebabkan dua factor :
pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mencapai sekitar enam persen atau lebih, yang pada gilirannya akan meningkatkan PDB. Dampaknya akan lebih bagus jika pertumbuhan PDB lebih cepat dibanding laju pertumbuhan penduduk.
karena apresiasi rupiah. Hitungan pendapatan per kapita selama ini didasarkan pada kurs dolar. "Karena kita harus konversi dolar berdasarkan kurs, ada windfall juga,"
target pertumbuhan ekonomi pemerintah di tahun 2011 sebesar 6,4 persen bukan hanya bisa dicapai, bahkan dapat dilampaui. Jika momentum pertumbuhan terus dijaga.
pertumbuhan ekonomi bisa mencapai tujuh persen jika memenuhi antara lain :
a. pembangunan infrastruktur,
b. iklim usaha yang baik,
c. ekonomi dunia tidak membawa pengaruh negatif terhadap ekonomi Indonesia.
d. makin bergairahnya perekonomian nasional akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan per kapita.
B. Kesimpulan
Neraca pembayaran Indonesia tahun ini cukup solid untuk mengimbangi investasi asing yang portofolio.Perekonomian Indonesia tidak mengalami resiko terlalu besar dalam derasnya arus investasi portofolio.walaupun ditahun sebelumnya neraca pembayaran Indonesia mengalami deficit yang sangat tinggi yaitu kebanyakan dana keluar untuk surat utang Negara,membayar bunga utang negara dan perdangan minyak yang sangat pesat mengakibatkan Indonesia harus mengimpor BBM untuk memnuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Pendapata perkapita Indonesia juga belum mencapai target yang diinginkan karena Indonesia Negara kepulauan sangat bervariasi pekerjaan dan pendapatan yang mereka dapat sehari-hari. Jadi msalah masalah neraca pembayaran yang selalu nmengalami deficit harus diselesaikan satu persatu tanpa harus menambah masalah utang Indonesia kepada luar negeri.Serta masalah pendapatan perkapita maupun pendapatan yang lainnya Indonesia masih perlu menata perekonomian dan perhatian bagi pemerintah untuk lebih mensejahterahkan warga Indonesia sekarang dan yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17252/5/Chapter%20I.pdf
http://bisnis.vivanews.com/news/read/197429-mengapa-pendapatan-per-kapita-indonesia-naik-
www.wikipedia.com
Perekonomian Indonesia Dr.Tulus T.H.Tambunan
A. Pendahuluan
Neraca pembayaran suatu Negara sangat menentukan keadaan perekonomian Negara tersebut. Indonesia merupakan negara membangun yang perekonomiannya masih bersifat terbuka, yang artinya masih rentan terhadap pengaruh dari luar. Oleh karena itu perlu adanya fundasi yang kokoh yang dapat membentengi suatu negara agar tidak sepenuhnya dapat terpengaruh dari dunia luar, seperti apa yang terjadi pada 10 tahun yang silam ketika negara Thailand mulai menunjukkan gejala krisis, orang umumnya percaya bahwa Indonesia tidak akan bernasib sama. Fundamental ekonomi Indonesia dipercaya cukup kuat untuk menahan kejut eksternal akibat kejatuhan ekonomi Thailand. Tetapi ternyata guncangan keuangan yang sangat hebat dari negara Thailand ini berimbas kepada perekonomian Indonesia, kekacauan dalam perekonomian ini menjadi awal dan salah satu faktor penyebab runtuhnya perekonomian Indonesia termasuk terjebaknya Indonesia ke dalam dilema utang luar negeri. Selain faktor dari luar, salah satu penyebab krisis yang terjadi di Indonesia juga berasal dari dalam negeri, yaitu proses integrasi perkonomian Indonesia ke dalam perekonomian global yang berlangsung dengan cepat dan kelemahan fundamental mikroekonomi yang tercermin dari kerentanan sektor keuangan nasional, khususnya sektor perbankan, dan masih banyak faktor-faktor lainnya yang berperan menciptakan krisis di Indonesia.Krisis keuangan di Thailand menyebar secara cepat ke Negara-negara Asia, termasuk Indonesia, karena pasar keuangan global, maka pasar keuangan domestik juga dengan cepat telah ikut terpengaruh krisis keuangan global yang terjadi pada saat itu. Krisis ekonomi telah membawa dampak yang serius terhadap perekonomian Indonesia, yang menimbulkan stagflasi dan instabilisasi perekonomian.
Penyebab utama terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, juga sebagian negara-negara di ASEAN, adalah ketimpangan neraca pembayaran internasional. Defisit current account ditutup dengan surplus capital account, terutama dengan modal yang bersifat jangka pendek (portofolio invesment), yang relatif fluktuatif. Sehingga, apabila terjadi rush akan mengancam posisi cadangan devisa negara, akhirnya akan mengakibatkan terjadinya krisis nilai tukar mata uang nasional terhadap valuta asing. Hal inilah yang menyebabkan beban utang luar negeri Indonesia, termasuk utang luar negeri pemerintah, bertambah berat bila dihitung berdasarkan mata uang rupiah.
1. NERACA PEMBAYARAN (BOP)
Neraca pembayaran adalah catatn sistematis dari semua transaksi ekonomi internasional seperti pinjaman,perdagangan,investasi yang selama ini terjadi antara penduduk dalam negeri suatu Negara dengan penduduk Negara lain selama jangka waktu tertentu dan biasanya dinyatakan dalam dolar AS.Oleh karena itu BOP sangat berguna karena dapat menunjukkan stuktur dan komposisi transaksi ekonomi serta posisi keuangan internasional dari suatu Negara.Lembaga keuangan internasional menggunakan BOP sebagai slah satu inikator dalam mempertimbangkan pemberian bantuana kepada suatu Negara.Selain itu BOP juga merupakan indicator fundamental ekonomi dari suatu Negara sebagi variable ekonomi makro seperti suku bunga,inflasi,laju pertumbuhan PDB
• BOP terdiri atas tiga saldo antara lain :
a) Neraca transaksi berjalan (TB)
Jumlah saldo dari neraca perdagangan(NP) yang mencatat ekspor (X) dan impor (M) barang neraca jasa(NJ), yang mencatat X dan M jasa termasuk pendapatan dan bunag deposito,transfer keuntungan bagi investor asing,pembayaran bunga utang luar negeri dan kiriman uang masuk dari TKI Indonesia.TB digunakan untuk fasilitas khusus dari IMF yang disebut SDRs (Special Drawing Rights).
b) Neraca modal (CA)
Neraca yang mencatat arus modal (K) jangka pendek dan jangka panjang masuk dan keluar terdiri dari modal pemerintah neto serta lalu lintas modal swasta.Modal pemerintah neto adalah selisih antara pinjaman baru yang di dapat dari luar negeri dan pelunasan utang pokok pada periode sebelumnya sudah jatuh tempo.Modal swasta neto adalah selisih antara dana investasi yang masuk pinjaman luar negeri dan pelunasan utang pokok swasta dan dana luar negeri.
c) Neraca moneter (MA)
Neraca yang mencatat perubahan devisa berdasarkan transaksi arus devisa yang masuk ked an keluar dari suatu Negara dalam suatu periode tertentu.
• Neraca pembayaran Indonesia
Surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) turun hingga US$1,2 miliar sepanjang triwulan II 2010. Kondisi tersebut lantaran nilai transaksi berjalan serta transaksi modal dan finansial dalam periode tersebut lebih kecil jika dibanding dengan triwulan I 2010.
Dilansir situs resmi Bank Indonesia (BI), NPI mencatat surplus sebesar US$5,4 miliar pada triwulan II. Pada triwulan sebelumnya, surplus NPI mencapai US$6,621 miliar.
Perolehan surplus NPI pada triwulan lalu ditopang oleh kinerja neraca perdagangan nonmigas, neraca perdagangan gas, dan neraca transfer berjalan. Kinerja ekspor nonmigas mampu melampaui kenaikan impor nonmigas karena didukung oleh berlanjutnya proses pemulihan ekonomi dunia.
Meski demikian, surplus transaksi berjalan kali ini, yaitu US$1,834 miliar, lebih rendah daripada surplus triwulan sebelumnya yang mencapai US$2,1 miliar. Hal itu disebabkan meningkatnya defisit pada neraca perdagangan minyak dan neraca pendapatan.
Impor minyak mengalami kenaikan signifikan akibat konsumsi BBM yang meningkat mengikuti akselerasi pertumbuhan ekonomi domestik. Sementara itu, kenaikan defisit neraca pendapatan lebih banyak bersifat musiman sesuai dengan jadwal pembayaran dividen dan bunga utang luar negeri.
Transaksi modal dan finansial selama triwulan II 2010 surplus US$3,3 miliar atau turun dari posisi US$4,274 miliar pada triwulan sebelumnya. Turunnya surplus lantaran imbas negatif dari krisis utang di Eropa yang mengerem arus masuk investasi portofolio ke Tanah Air.
Kendati begitu, terdapat kenaikan penarikan utang luar negeri oleh korporasi dan penarikan simpanan penduduk di luar negeri juga sebagai respons terhadap meningkatnya kebutuhan valuta asing dan kegiatan investasi di dalam negeri. Sejalan dengan hal tersebut, jumlah cadangan devisa pada akhir triwulan II 2010 bertambah menjadi US$76,3 miliar atau setara dengan 5,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri.
2. PRODUK DOMESTIK BRUTO(GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
PDB diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). PDB berbeda dari produk nasional bruto karena memasukkan pendapatan faktor produksi dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut. Sehingga PDB hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak.
• PDB dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu :
pendekatan pengeluaran : PDB = konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah + ekspor - impor
pendekatan pendapatan : PDB = sewa + upah + bunga + laba
• keterangan :
pendekatan pengeluaran : konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga, investasi oleh sektor usaha, pengeluaran pemerintah oleh pemerintah, dan ekspor dan impor melibatkan sektor luar negeri.
Pendekatan pendapatan : sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk pengusaha.
3. PRODUK NASIONAL BRUTO (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
Produk Nasional Bruto = PDB + hasil faktor produksi milik domestik yang ada di luar negeri - hasil output faktor produksi milik luar negeri yang ada di dalam negeri.
4. PENDAPATAN PERKAPITA
Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan perkapita juga merefleksikan PDB per kapita.
Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin makmur negara tersebut.
• Pendapatan perkapita Indonesia
Pendapatan per kapita 2010 diperkirakan naik sekitar US$3.000 atau Rp27 juta per tahun.
kenaikan itu disebabkan dua factor :
pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mencapai sekitar enam persen atau lebih, yang pada gilirannya akan meningkatkan PDB. Dampaknya akan lebih bagus jika pertumbuhan PDB lebih cepat dibanding laju pertumbuhan penduduk.
karena apresiasi rupiah. Hitungan pendapatan per kapita selama ini didasarkan pada kurs dolar. "Karena kita harus konversi dolar berdasarkan kurs, ada windfall juga,"
target pertumbuhan ekonomi pemerintah di tahun 2011 sebesar 6,4 persen bukan hanya bisa dicapai, bahkan dapat dilampaui. Jika momentum pertumbuhan terus dijaga.
pertumbuhan ekonomi bisa mencapai tujuh persen jika memenuhi antara lain :
a. pembangunan infrastruktur,
b. iklim usaha yang baik,
c. ekonomi dunia tidak membawa pengaruh negatif terhadap ekonomi Indonesia.
d. makin bergairahnya perekonomian nasional akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan per kapita.
B. Kesimpulan
Neraca pembayaran Indonesia tahun ini cukup solid untuk mengimbangi investasi asing yang portofolio.Perekonomian Indonesia tidak mengalami resiko terlalu besar dalam derasnya arus investasi portofolio.walaupun ditahun sebelumnya neraca pembayaran Indonesia mengalami deficit yang sangat tinggi yaitu kebanyakan dana keluar untuk surat utang Negara,membayar bunga utang negara dan perdangan minyak yang sangat pesat mengakibatkan Indonesia harus mengimpor BBM untuk memnuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Pendapata perkapita Indonesia juga belum mencapai target yang diinginkan karena Indonesia Negara kepulauan sangat bervariasi pekerjaan dan pendapatan yang mereka dapat sehari-hari. Jadi msalah masalah neraca pembayaran yang selalu nmengalami deficit harus diselesaikan satu persatu tanpa harus menambah masalah utang Indonesia kepada luar negeri.Serta masalah pendapatan perkapita maupun pendapatan yang lainnya Indonesia masih perlu menata perekonomian dan perhatian bagi pemerintah untuk lebih mensejahterahkan warga Indonesia sekarang dan yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17252/5/Chapter%20I.pdf
http://bisnis.vivanews.com/news/read/197429-mengapa-pendapatan-per-kapita-indonesia-naik-
www.wikipedia.com
Perekonomian Indonesia Dr.Tulus T.H.Tambunan
Rabu, 02 Maret 2011
KEGUNAAN INTERNET DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
TUGAS :PENGANTAR KOMPUTER TI/2C
KELAS :1EBO7
NPM :28210752
Internet saya gunakan sebagai berikut :
• Sebagai sumber informasi dalam kehidupan sehari-hari
Contohnya :
Google
di google saya dapat mencari ilmu pengetahuan yang belum saya ketahui untuk menambah wawasan saya seperti mencari berita terbaru tentang perkembangan ekonomi Indonesia dan mencari tugas yang lainnya.
Yahoo
Yahoo saya dapat mengetahui berita terbaru tentang selebriti dalam negeri maupun luar negeri, saya dapat chatting dengan teman-teman saya di yahoo messenger dengan yahoo saya dapat mengirim email dan lain-lain.
• Sebagai jejaring sosial
Contohnya :
Facebook
Dengan adanya facebook saya dapat menjalin pertemanan lebih luas dan dapat menyambung silahturahmi dengan teman lama.
Twitter
Twitter dan facebook fungsinya sama saya dapat menjalin hubungan pertemanan.
• Sebagai salah satu memperluas jaringan berbisnis
Contohnya :
Bisnis online
seperti sepatu lukis,tas atau produk yang lainnya dengan adanya internet dapat mempromosikan produk tersebut secara luas dan dapat melakukan pemesanan via internet .
• Sebagai sarana belajar dan mengajar
Contohnya :
Blog
Dengan mempunyai blog saya dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen serta dapat mengembangkan tulisan saya melalui blog pribadi saya.
Studentsite
Dengan fasilitas yang terdapat di universitas gunadarma yaitu studentsite saya dapat mengirim tugas ke dosen dan dosen dapat mengecek tugas mahasiswa masing-masing sesuai dengan namanya.
KELAS :1EBO7
NPM :28210752
Internet saya gunakan sebagai berikut :
• Sebagai sumber informasi dalam kehidupan sehari-hari
Contohnya :
di google saya dapat mencari ilmu pengetahuan yang belum saya ketahui untuk menambah wawasan saya seperti mencari berita terbaru tentang perkembangan ekonomi Indonesia dan mencari tugas yang lainnya.
Yahoo
Yahoo saya dapat mengetahui berita terbaru tentang selebriti dalam negeri maupun luar negeri, saya dapat chatting dengan teman-teman saya di yahoo messenger dengan yahoo saya dapat mengirim email dan lain-lain.
• Sebagai jejaring sosial
Contohnya :
Dengan adanya facebook saya dapat menjalin pertemanan lebih luas dan dapat menyambung silahturahmi dengan teman lama.
Twitter dan facebook fungsinya sama saya dapat menjalin hubungan pertemanan.
• Sebagai salah satu memperluas jaringan berbisnis
Contohnya :
Bisnis online
seperti sepatu lukis,tas atau produk yang lainnya dengan adanya internet dapat mempromosikan produk tersebut secara luas dan dapat melakukan pemesanan via internet .
• Sebagai sarana belajar dan mengajar
Contohnya :
Blog
Dengan mempunyai blog saya dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen serta dapat mengembangkan tulisan saya melalui blog pribadi saya.
Studentsite
Dengan fasilitas yang terdapat di universitas gunadarma yaitu studentsite saya dapat mengirim tugas ke dosen dan dosen dapat mengecek tugas mahasiswa masing-masing sesuai dengan namanya.
Langganan:
Postingan (Atom)