Laman

Minggu, 17 April 2011

SWASEMBADA PANGAN

SWASEMBADA PANGAN

1. PENGERTIAN SWASEMBADA PANGAN
Swasembada pangan berarti kita mampu untuk mengadakan sendiri kebutuhan pangan dengan bermacam-macam kegiatan yang dapat menghasilkan kebutuhan yang sesuai diperlukan masyarakat Indonesia dengan kemampuan yang dimilki dan pengetauhan lebih yang dapat menjalankan kegiatan ekonomi tersebut terutama di bidang kebutuhan pangan.Yang kita ketahui Negara Indonesia sangat berlimpah dengan kekayaan sumber daya alam yang harusnya dapat menampung semua kebutuhan pangan masyarakat Indonesia slah satu cara yaiutu dengan berbagai macam kegiatan seperti ini :
• Pembuatan UU & PP yg berpihak pada petani & lahan pertanian.
• Pengadaan infra struktur tanaman pangan seperti: pengadaan daerah irigasi & jaringan irigasi, pencetakan lahan tanaman pangan khususnya padi, jagung, gandum, kedelai dll serta akses jalan ekonomi menuju lahan tsb.
• Penyuluhan & pengembangan terus menerus utk meningkatkan produksi, baik pengembangan bibit, obat2an, teknologi maupun sdm petani.
• Melakukan Diversifikasi pangan, agar masyarakat tidak dipaksakan utk bertumpu pada satu makanan pokok saja (dlm hal ini padi/nasi), pilihan diversifikasi di indonesia yg paling mungkin adalah sagu, gandum dan jagung (khususnya Indonesia timur).

Jadi diversifikasi adalah bagian dr program swasembada pangan yg memiliki pengembangan pilihan/ alternatif lain makanan pokok selain padi/nasi (sebab di indonesia makanan pokok adalah padi/nasi). Salah satu caranya adalah dengan sosialisasi ragam menu yang tidak mengharuskan makan nasi seperti yang mengandung karbohidrat juga seperti nasi yaitu : singkong,ubi,kentang.



2. KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM SWASEMBADA PANGAN
Penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, menyediakan sumber pangan dan bahan baku industri/biofuel, pemicu pertumbuhan ekonomi di pedesaan, perolehan devisa, maupun sumbangan tidak langsung melalui penciptaan kondisi kondusif bagi pelaksanaan pembangunan dan hubungan sinergis dengan sektor lain. Dengan demikian, sektor pertanian masih tetap akan berperan besar dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Belajar dari pengalaman masa lalu dan kondisi yang dihadapi saat ini, sudah selayaknya sektor pertanian menjadi sektor unggulan dalam menyusun strategi pembangunan nasional.
Sektor pertanian haruslah diposisikan sebagai sektor andalan perekonomian nasional. Revitalisasi Pertanian dan Perdesaan, secara garis besar ditujukan untuk:
• meningkatkan peran sektor pertanian dalam perekonomian nasional
• menciptakan lapangan kerja berkualitas di perdesaan, khususnya lapangan kerja non-pertanian, yang ditandai dengan berkurangnya angka pengangguran terbuka dan setengah terbuka
• meningkatkan kesejahteraan petani, nelayan dan masyarakat perdesaan, yang dicerminkan dari peningkatan pendapatan dan produktivitas pekerja di sektor pertanian.

Selama periode 2004-2008 pertumbuhan produksi tanaman pangan secara konsisten mengalami peningkatan yang signifikan. Produksi padi meningkat rata-rata 2,78% per tahun (dari 54,09 juta ton GKG tahun 2004 menjadi 60,28 juta ton GKG tahun 2008 (ARAM III), bahkan bila dibanding produksi tahun 2007, produksi padi tahun 2008 meningkat 3,12 juta ton (5,46%). Pencapaian angka produksi padi tersebut merupakan angka tertinggi yang pernah dicapai selama ini, sehingga tahun 2008 Indonesia kembali dapat mencapai swasembada beras, bahkan terdapat surplus padi untuk ekspor sebesar 3 juta ton. Keberhasilan tersebut telah diakui masyarakat international, sebagaimana terlihat pada Pertemuan Puncak tentang Ketahanan Pangan di Berlin bulan Januari 2009. Beberapa negara menaruh minat untuk mendalami strategi yang ditempuh Indonesia dalam mewujudkan ketahan pangan.

Demikian pula produksi jagung meningkat 9,52% per tahun (dari 11,23 juta ton pipilan kering tahun 2004 menjadi 15,86 juta ton tahun 2008). Bahkan dibanding produksi jagung tahun 2007, peningkatan produksi jagung tahun 2008 mencapai 19,34% (naik 2,57 juta ton). Pencapaian produksi jagung tahun 2008 juga merupakan produksi tertinggi yang pernah dicapai selama ini.
Peningkatan produksi tanaman pangan yang spektakuler tahun 2008 (terutama padi, jagung, gula, sawit, karet, kopi, kakao dan daging sapi dan unggas), dapat dijelaskan oleh beberapa faktor. Pertama, Tingginya motivasi petani/pelaku usaha pertanian utnuk berproduksi karena pengaruh berbagai kebijakan dan program pemerintah meliputi penetapan harga, pengendalian impor, subsidi pupuk dan benih, bantuan benih gratis, penyediaan modal, akselerasi penerapan inovasi teknologi, dan penyuluhan.. Kedua, perkembangan harga-harga komoditas pangan di dalam negeri yang kondusif sebagai refleksi dari perkembangan harga di pasar dunia dan efektifitas kebijakan pemerintah. Ketiga, kondisi iklim memang sangat kondusif dengan curah hujan yang cukup tinggi dan musim kemarau relatif pendek.


3. PROGRAM PEMERINTAH SAAT INI DALAM SWASEMBADA PANGAN
Laju pertumbuhan penduduk yang positif membuat Indonesia harus terus menerus memacu produksi berasnya agar tetap swasembada beras. Sementara, fenomena banjir dan kekeringan yang semakin tidak terkendali dan tingginya laju konversi fungsi lahan sawah ke penggunaan yang lain di luar produksi beras akhir-akhir ini, mengisyaratkan bahwa resiko akan terjadinya kegagalan produksi beras di negeri ini telah semakin meningkat dari waktu ke waktu. Merosotnya kemampuan finansial pemerintah dalam melakukan rehabilitasi dan perluasan jaringan irigasi bahkan telah membuat kondisi resiko produksi semakin buruk.Sehingga, ke depan sangatlah mungkin terjadi pada suatu periode waktu tingkat produksi beras nasional jatuh pada level yang jauh di bawah target yang dibutuhkan untuk mencapai swasembada beras. Artinya, pada saat itu Indonesia akan kekurangan beras dalam jutaan ton. Bagi Indonesia, jelas kiranya bahwa jalan menuju ketahanan pangan nasional yang lestari bukanlah swasembada beras, tetapi swasembada pangan. Artinya, suka tidak suka, senang tidak senang penduduk negeri ini harus melakukan diversifikasi pangan apabila tidak mau berhadapan dengan ‘kiamat' pangan di masa depan. Sesungguhnya, pemerintah sudah lama menyadari pentingnya diversifikasi pangan, bahkan telah mempunyai berbagai program untuk mempromosikannya. Namun, suatu hal penting yang telah lama diabaikan oleh pemerintah adalah bahwa program swasembada beras tidak ‘compatible' dengan program diversifikasi pangan. Selama beras tersedia di mana saja, kapan saja dengan harga yang relatif murah seperti sekarang ini, masyarakat Indonesia tidak akan tertarik mengurangi konsumsi beras dan mengkompensasinya dengan penambahan konsumsi pangan lainnya, seperti jagung dan sagu.Hal inilah sesungguhnya yang membuat penduduk negeri ini doyan beras, bukanlah karena seleranya kaku. Sebab, faktanya, setiap harinya masyarakat Indonesia mengkonsumsi paket pangan yang merupakan campuran dari nasi dan bukan nasi. Artinya, ada ruangan untuk terjadinya substitusi beras dengan non-beras dalam paket konsumsi pangan masyarakat Indonesia. Namun, ruangan subsitusi ini telah menjadi sangat sempit saat ini. Sebagai akibatnya, nasi (beras) telah menjadi sangat dominan dalam paket konsumsi harian penduduk negeri ini. Hal ini terjadi karena pemerintah telah sejak lama mengimplementasikan kebijakan pangan yang keliru.
Mestinya, pemerintah segera melakukan koreksi atas kebijakan pangan yang keliru ini. Kelihatannya, kita sulit mengharapkan koreksi seperti itu terjadi dalam waktu yang dekat. Swasembada beras telah menjadi arena untuk memuaskan berbagai kepentingan yang berbeda. Ada pihak yang memanfaatkannya untuk kepentingan politik, sementara berbagai pihak lainnya memanfaatkannya untuk mendapatkan rente ekonomi (economic rent). Bagi industri yang membayar buruhnya dengan upah murah, swasembada beras yang menjamin ketersediaan beras dengan harga murah jelas sangat penting. Sebab, buruh yang dibayar murah tidak mungkin produktif apabila kebutuhan pangannya tidak cukup. Agar buruh tetap produktif meskipun dibayar murah, maka harga pangan harus murah. Sementara, bagi negara-negara maju yang mempunyai surplus bahan pangan dalam kuantitas yang sangat besar adalah penting untuk mendukung Indonesia terus mengejar swasembada beras dengan memberikan bantuan teknis dan finansial. Soalnya, dengan mengutamakan produksi beras, Indonesia akan tertinggal dalam produksi pangan lainnya, meskipun sesungguhnya permintaan dalam negerinya meningkat, seperti halnya dengan permintaan beras nasional. Defisit produksi nasional yang terjadi akan menjadi pasar eksport yang empuk bagi surplus produksi pangannya. Sejatinya, hal inilah yang merupakan penjelasan mengapa Indonesia saat ini sangat tergantung pada pasar import pangan non-beras, seperti jagung dan kedele, sebagaimana diungkapkan oleh media massa nasional pada akhir tahun 2009 lalu.
Tidak ada jalan keluar dari jebakan swasembada beras ini, selain ketegasan politik pemerintah untuk memberhentikan program swasembada beras dan menggantinya dengan program swasembada pangan yang berbasis aneka bahan pangan.



4. HAMBATAN DALAM PROGRAM SWASEMBADA PANGAN
Program swasembada pangan masih bergantung pada luasan lahan yang tersedia.Dalam menuju swasembada pangan nasional seperti kedelai, jagung, padi, gula, semuanya masih bergantung pada luas lahan yang ada. Tanpa ada realisasi perluasan lahan, mustahil target swasembada pangan 2014 terwujud.Dalam memenuhi swasembada pangan, Indonesia masih membutuhkan lahan sekitar 3 juta Ha. Target produksi padi (GKG) pada 2014 adalah 75 juta ton dari 64 juta ton sekarang. Jagung dari 17 juta ton menjadi 29 juta ton, kedelai pada 2014 ditargetkan 2,7 juta ton. Begitu industri gula sekarang baru 2,3 juta ton ditargetkan naik menjadi 3,6 juta ton pada tahun 2014.Target semua di atas tentu memerlukan tambahan lahan yang cukup signifikan. Apakah semuanya bisa tercapai, jika moratorium dilaksanakan. Secara teknis pemberlakuan moratorium, sejatinya tidak menguntungkan dalam menuju swasembada pangan. Pelaksanaan ini juga berimbas padakomoditas lain, seperti sektor perkebunan (CPO) dan kehutanan (HTI). Memang komoditas pangan ini diprioritaskan untuk pemenuhan domestik, sedangkan kedua sektor di atas masih menjadi andalan ekspor nasional.
Dengan terbatasnya lahan yang tersedia, pemberlakuan moratorium dikhawatirkan akan mengganggu target swasembada pangan 2014. Moratorium tidak hanya menghambat masalah teknis, tetapi menambah potensi kerugian dan uncertain dalam berinvestasi. Bandingkan "hadiah" yang diberikan dengan nilai kerugiannya ekonomi akibat moratorium. Pemberian dalam bentuk grant atau hibah ini juga belum tentu disetujui Stortinget (parlemen) di negaranya.Adapun, masa moratorium selama 2 (dua) tahun, tidak menjamin hutan tidak dijarah atau rusak, tapi akan malah menderukan suara chainsaw semakin kencang. Jadi dalam hal ini, siapa yang untung dan buntung? Akhirnya pemerintah telah menandatangani LoI dan segera melaksanakan 1 Januari 2011. Ini pertanda apa. Industri kita akan kiamat (buntung) atau industri mereka akan selamat (untung). Notabene negara pemberi hadian ini adalah kompetitor besar Indonesia pada komoditas hasil kehutanan.


5. KESIMPULAN
Jadi swaembada pangan bagi Indonesia lum mencukupi atau Indonesia belum dapat memenuhi swasembada pangan untuk Indonesia sendiri.Karena swasembada pangan apabila Negara tersebut telah mampu memenuhi kebutuhan pangan untuk seluruh masyarakatnya serta tidak tergantung terhadap impor pangan dari Negara lain.Pemerintah telah mengupayakan Indonesia untuk memeuhi kebutuhan pangan untuk seluruh penduduk Indonesia tetapi pada kenyataannya program yang telah dijalankan oleh pemerintah belum akurat dalam membantu program swasembada pangan.Hambatan yang terjadi dalam terciptanya swasembada pangan adalah kekurangan lahan untuk bercocok tanam karena penduduk Indonesia sangat banyak maka memerlukan di setiap daerah swasembada pangan yang cukup luas lahan.Solusinya adalah pemerintah harus menyisihkan di setiap provinsi maupun daerah-daerah untuk mempunyai lahan yang luas agar dapat menanam semua kebutuhan pangan disitu.Jangan setiap ada lahan kosong langsung menjadi proyek bisnis untuk menghasilkan keuntungan pihak tertentu atau pribadi.Sehingga lahan yang seharusnya digunakan dalam menjalakan program swasembada malah menjadi suatu bisnis yang menyebabkan kepadatan penduduk dengan didirikan rumah-rumah permanen,mol,hotel serta apartement. Menjadi salah satu hambatan dan Indonesia akan terus menerus kekurangan bahan pangan dan mengimpor dari Negara lain.











DAFTAR PUSTAKA :
• http://bataviase.co.id/node/278197
• http://www.iasa-pusat.org/artikel/strategi-dan-pencapaian-swasembada-pangan-di-indonesia.html
• http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080409213724AAuJk0F
• http://agrimedia.mb.ipb.ac.id/archive/viewAbstrakArchive?id=f7e4d153adc2a2e0de70cfb4484e9323

Rabu, 13 April 2011

download disini

USAHA MENENGAH KECIL,BOP SERTA PENANAMAN MODAL ASING

USAHA KECIL MENENGAH,BOP SERTA PENANAMAN MODAL ASING

A. DEFINISI USAHA KECIL DAN MENENGAH
Perkembangan usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia mendapat perhatian pemerintah dan masyarakat karena menjadi salah satu sumber bagi penciptaan pendapatan dan pertumbuhan PDB serta ekspor nonmigas terutama ekspor barang manufaktur.
(UM) usaha menengah adalah suatu badan usaha milik Negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200 juta sampai Rp 10 miliar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
(IDK) kegiatan ekonomi yang dilakukan perorangan/ rumah tangga maupun sutatu badab bertujuan memproduksi barang dan jasa untuk diperniagakan secara komersial yang mempunyai kekayaan bersih paling banyak Rp200 juta dan nilai penjualan per tahun 1 miliar/kuarang.


B. PERKEMBANGAN JUMLAH UNIT DAN TENAGA KERJA DI UKM
EKONOMI Indonesia dikenal dengan kegiatan bisnis informal yaitu usaha-usaha kecil dan menengah (UKM). Data stastistik tahun 2007 saja menunjukkan jumlah unit usaha UKM mendekatai 99,98 % terhadap total unit usaha di Indonesia. Sementara jumlah tenaga kerja yang terlibat mencapai 91,8 juta orang atau 97,3% terhadap seluruh tenaga kerja Indonesia.
Data ini mencerminkan peran serta UKM terhadap laju pertumbuhan ekonomi sangat berarti dan memiliki signifikansi yang cukup tinggi bagi pemerataan ekonomi Indonesia. Hal ini karena dunia UKM memang banyak berperan pada sektor riil.
Negara besar dan kaya akan sumberdaya alam seperti Indonesia dengan jumlah penduduk mendekati seperempat miliar membutuhkan kegiatan ekonomi yang berpijak pada sektor riil. Investasi swasta (termasuk asing) perlu diarahkan pada penanaman modal di sektor riil, bukan nonriil.
Aliran dana investasi yang berupa ‘hot money’ hanya akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang semu dan rentan terhadap gejolak politik. Jika ini terjadi maka dapat mengganggu perekonomian bangsa secara keseluruhan.
Upaya menumbuh-ratakan perekonomian Indonesia sebaiknya diarahkan pada perhatian terhadap tumbuh-kembangnya sektor UKM dan kegiatan ekonomi informal yang jumlah unit usahanya mendekati 100% dari jumlah unit usaha yang ada. Sementara itu, sudah menjadi rahasia umum bahwa perbankan lebih suka berbisnis dengan pengusaha besar dengan omset miliaran bahkan triliunan rupiah.
Secara logika memang berbisnis dengan pengusaha besar dapat membawa keuntungan yang cukup besar. Sayangnya yang dilihat lebih pada keuntungan besar semata. Padahal resiko kerugian tidak kalah besar apabila kerjasamanya dengan pengusaha besar itu tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Pengalaman empirik di Indonesia membuktikan kerugian pahit itu bagi perbankan. Kita masih ingat betapa perbankan terpuruk saat terjadi krisis moneter tahun 1998. Banyak usaha besar gulung tikar, sehingga juga mempengaruhi sektor perbankan. Sedangkan UKM tingkat resiko dan spekulasinya tidak setinggi usaha besar. Tambahan lagi UKM lebih banyak bermain di sektor riil yang memenuhi kebutuhan dan keperluan sehari-hari masyarakat.Jadi Usaha Menengah Kecil ini memang sangat banyak berpengaruh terutama terhadap pendapatan masyarakat yang menjalankan UKM karena UKM ini dapat dengan mudah dijangkau oleh masyarakat apabila mereka yang menjalankan kegiatan ekonomi.


• Buruknya kinerja UB (usaha besar) selama krisis
Tingkat ketergantungan UB terhadap impor lebih besar dibandingkan UKM ini menyebabkan banyak produksi dalam negeri mengalami kerugian,nilai tukar rupiah pada saat tahun 1997 sangat besar terhadap dolar ini meyebabkan biaya impor menjadi sangat mahal.Banyak perusahaan mengurangi produksinya karena tidak sanggup membiayai impor.Akibatnya banyak perusahaan termasuk UB mengalimi krisis.
Ketergantungan UB terhadap kredit perbankan,jalur melalui kredit perbankan sangat sulit karena bank sendiri pada saat itu lagi mengalami krisis besar dan meyebabkan suku bunga pinjaman menjadi sangat besar,mengalami inflasi.
• Perbedaan kinerja UKM di sector pertanian dan industri
UKM di sector pertanian tidak mengalami surplus karena tidak terlalu tergantung pada impor bahan baku,kredit perbankan,dan input lainnya.Sedangkan pada sector industri pengolahan bahan baku,alat-alat produksi,sangat tergantung pada impor dan yang membiayai produksinya melalui kredit perbankan atau dari UB melalui kemitraan.Industri pengolahan mengalami krisis akibatnya para pekerja kembali ke desa membuka lahan dan menjalani kembali UKM dengan begini meningkatkan jumlah unit UKM.
 Segi permintaan
Semakin banyak penduduk dan semakin besar tingkat kemiskinan atau semakin luas kesenjangan distribusi pendapatan disuatu wilayah.Semakin banyak UK di wilayah membuat barang dan jasa dengan harga yang relative murah sehinnga dapat meringngankan anggaran pengeluaran bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah.

 Segi penawaran
Semakin banyak jumlah pengagguran semakin besar angka kemiskinan di suatu daerah semakin banyak kegiatan UK .Negara yang berpendapatan rendah berfungsi sebagai sumber pendapatan tambahan.
Perkembangan UKM di industri pengolahan dan perdagangan berdasarkan Deperindag IKM dan DKM selama periode 1998-2001 mengalami peningkatan masing-masing 2,1 juta sampai 2,9 juta unit .
UKM di Indonesia sangat penting dalam penciptaan/pertumbuhan kesempatan kerja atau sumber pendapatan bagi masyarakat miskin . fakta empiris menunjukkan bahwa kelompok usaha ini mengerjakan jauh lebih banyak orang dibandingkan jumlah orang yang bekerja di UB.Pentingnya UKM sebagai sumber pertumbuhan kesempatan kerja di Indonesia tidak hanya tercermin pada:
 kondisi statis adalah jumlah orang yang bekerja di kelompok usaha tersebut lebih banyak dari pada orang yang bekerja di UB .
 kondisi dinamis adalah laju kenaikan dari orang-orang yang bekerja di sector UKM kenaikannya lebih tinggi dibandingkan dengan UB.

C. NILAI OUTPUT DAN NILAI TAMBAH
Peran UKM di Indonesia dalam bentuk kontribusi output pertumbuhan PDB cukup besar.Kontribusi UK terhadap pembentukan PDB lebih kecil dibandingkan kontribusinya terhadap kesempatan kerja/rasio NOL menunjukkan bahwa tingkat produktivitas di UK lebih rendah dibandingkan di UM dan di UB .Tingkat produktivitas diukur berdasarkan L dan K (PP/ dari TFP : produktivitas dari factor-faktor produksi secara total.Pasar yang dilayani UM berbeda dengan pasar UK.Pasar UM banyak melayani masyarakat berpenghasilan menengah ke atas dengan elastisitas pendapatan positif.Pasa yangdilayani UK lebih banyak kelompok pembeli berpenghasilan rendah dengan elastisitas pendapatan negative.

D. EKSPOR
Dalam UKM untuk merelisasikan potensi ekspor ditentukan dari kombinasi factor-faktor keunggulan yang dimiliki UKM Indonesia atas pesaing-pesaingnya.Keunggulan koperatif yang dimiliki Indonesia seperti padat karya dalam membuat produk-produk terutama barang-barang kerajinan ,bahan baku yang berlimpah.tap sanagt disayangkan SDM yang kita masih sangat lemah dalam hal mengembangkan kerajinan ini mereka kuarang mendapatkan wawasan tetang pemasaran suatu produk,manajemen dan dalam hal menggunakan proses produksi yang modern apabila mereka dapat menggunakan proses produk manajemen sangat membantu proses produksi menjadi lebih efisien.

E. PROSPEK UKM DALAM ERA PERDAGANGAN BEBAS DAN GLOBALISASI PEREKONOMIAN DUNIA
Berbagai unit usaha dalam setiap prospek perdagangan bebas akan mengusahakan sutau usaha yang benar-benar terbaru menciptakan usaha yang membuat konsumen tidak jenuh atau menciptakan inovasi produk terbaru dimana kita menghadapi perdagangan bebas didukung dari produk luar negeri yang sangat berpengaruh terhadap produk dalam negeri. Hal iniakan menyebabkan banyak menciptakan kesempatan kerja tetapi disisi lain perdagangan bebas dan globalisasi perekonomian Indonesia akan menghadipi tantangan yyang akan mucul berbeda-beda di kegiatan ekonomi.Globalisasi perekonomian dunia akan mengakibatkan semakin tinggi mobilisasi modal,manusia dan sumber daya produksi semakin terintegrasi kegiatan produksi,investasi dan keuangan antarnegara menimbulkan gejolak ekonomi berpengaruh langsung terhadap ketidakstabilan perekonomian di wilayah lain.
F. HUBUNGAN PERDAGANGAN INTERNASIOANAL, BOP DAN PENANAMAN MODAL ASING
Perdagangan bebas ini sudah berlangsung di era sekarang denagn kedatangan produk cina di Indonesia yang semakin bebas cina telah menguasai pasar Asia.Wajar saja karena perdagangan bebas yang dilakukan china dengan asean telah banyak menggambil alih keuntungan perdagangan Amerika serikat.Oleh karena itu Amerika sangat takut penganguran di negaranya semakin meningkat.AS tidak hanya tinggal diam amerika serikat berusaha menguasai Pasar Asia.Pangsa pasar dikawasan Asia tenggara menjadi pertolongan bagi Amerika Serikat dilihat Indonesia adalah Negara penting dalam kepentingan nasionalnya.Oleh karena itu obama melakukan kunjungan ke Indonesia dengan tujuan menjalin kerjasama Amerika Serikat-Indonesia,perbaikan terhadap investasi dan menawarkan kerja sama perdagangan asia pasifik.Dengan adanya penawaram tersebut Indonesia harus melakukan perhitungan untung dan rugi dalam bidang ekonomi adalah neraca Pembayaran(BOP) dan neraca perdaganagan (BOT).
Dari penjumlahan aritmetik pada BOP, diperoleh informasi apakah suatu negara
mengalami surplus, seimbang atau defisit dalam perdagangan internasional.
Selanjutnya, untuk neraca perdagangan (BOT), adalah sebuah ukuran selisih antara
nilai impor dan ekspor atas barang nyata dan jasa. Tingkat neraca perdagangan
dan perubahan ekspor dan impor diikuti secara luas dalam pasar valuta asing.

Secara empiris, data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa secara kumulatif
nilai ekspor Indonesia Januari-Juli 2010 mencapai US$85,01 miliar atau meningkat
42,26 persen dibanding periode yang sama tahun 2009, sementara ekspor nonmigas
mencapai US$69,97 miliar atau meningkat 36,94 persen. Ekspor nonmigas selama
periode Januari-Juli 2010, Jepang masih merupakan negara tujuan ekspor terbesar
dengan nilai US$9.010,2 juta (12,88 persen), diikuti Amerika Serikat dengan
nilai US$7.525,3 juta (10,75 persen), dan Cina dengan nilai US$6.975,5 juta
(9,97 persen).

Adapun untuk nilai impor Indonesia selama Januari-Juli 2010 mencapai US$75.558,5
juta. Hal ini berarti impor Indonesia mengalami kenaikan 50,93 persen dibanding
periode yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan negara asal barang utama, impor
nonmigas dari Cina merupakan yang terbesar, yaitu sebesar US$1.921,8 juta atau
18,28 persen dari keseluruhan impor nonmigas Indonesia, diikuti Jepang sebesar
US$1.714,6 juta (16,31persen), Amerika Serikat sebesar US$1.177,4 juta (11,20
persen), Singapura US$909,1 juta (8,65 persen),Thailand sebesar US$722,8 juta
(6,88 persen), Korea Selatan US$494,8 juta (4,71 persen), Malaysia sebesar
US$391,7 juta (3,73 persen), Australia sebesar US$376,7 juta (3,58 persen),
Taiwan US$272,8 juta (2,59 persen), dan Jerman sebesar US$242,1 juta (2,30
persen). Selanjutnya impor nonmigas dari Perancis sebesar US$179,2 juta (1,70
persen) dan Inggris sebesar US$75,4 juta (0,72 persen). Secara keseluruhan,
keduabelas negara utama diatas memberikan peran sebesar 80,65 persen dari total
impor nonmigas Indonesia (Berita Resmi Statistik No. 55/09/Th. XIII, 1 September
2010).

Diperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia di tahun 2010 akan mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2009 yang tentunya akan menyebabkan tekanan pada
neraca transaksi berjalan yang selanjutnya akan menekan neraca pembayaran
Indonesia. Proses pemulihan ekonomi global dikhawatirkan terhambat akibat
melambatnya kegiatan ekonomi di AS, China dan Jepang. Perlambatan ekonomi di AS
terutama disebabkan oleh tingkat pengangguran yang masih tinggi sehingga
konsumsi rumah tangga masih lemah. Daya beli rumah tangga yang masih lemah
tersebut menyebabkan kegiatan di sektor industri melambat.

Karenanya kedatangan Obama ke Indonesia dapat dipastikan bukan semata-mata untuk
kepentingan politik luar negerinya, tetapi justru karena adanya agenda untuk
melakukan rescheduling berbagai transaksi ekonomi/perdagangan serta untuk
memastikan agar perusahaan-perusahaannya tetap aman beroperasi di Indonesia.
Disamping itu kondisi perdagangan Amerika yang kian menurun daya saingnya
dibandingkan dengan negara lain, khususnya negara China dan ASEAN. Amerika
membuat strategi baru supaya Indonesia tetap setia untuk menjadi mitra-dagang
dengan Amerika. Oleh karena itu, Amerika berkeinginan agar Indonesia masuk dalam
blok ekonomi baru yang sedang digodok Gedung Putih. Blok baru dalam kerangka
perdagangan bebas itu bernama Trans Pasific Partnership (TPP). Indonesia masih
menimbang-nimbang tawaran Amerika tersebut. Sejauh ini kerja sama ekonomi
Indonesia dengan Amerika sudah sangat baik dengan tingginya arus modal masuk
dari Amerika ke Indonesia.

Gagasan atau isu yang diemban oleh Amerika tersebut adalah, mengajak Indonesia
untuk tetap membangun blok baru perdagangan bebas dengan delapan negara
terpilih. Antara lain Indonesia, Singapura, Brunei, Vietnam, Australia, Selandia
Baru, Chili dan Peru. Blok perdagangan bebas Trans Pasific Partnership ini akan
menjadi bahan utama gerilya yang dilakukan Presiden Barack Obama.

Tidak dapat dipungkiri bahwa, bagi Indonesia sendiri dari sisi ekspor keberadaan
Amerika menguntungkan dari sisi ekspor nonmigas. Pasalnya, pasar ekspor
non-migas Indonesia lebih besar ke Amerika dibanding ke negara China. Sehingga,
ekspor produk nonmigas Indonesia ke Amerika tahun 2009 mencapai 10,5 miliar
dollar Amerika dan ekspor non-migas ke China tumbuh dengan sebesar 8,9 miliar
dollar Amerika. Namun Indonesia tidak bisa berharap AS membuka pasar ekspor bagi
produk Indonesia. Saat ini perekonomian AS tidaklah sekuat dulu. Tingkat daya
beli wargaAS juga menurun.

Sebaliknya, dari sisi impor China lebih bisa menguasai pasar Indonesia dibanding
Amerika. Angka impor China itu akan menggelembung di tahun 2010 akibat
diterapkannya perjanjian perdagangan bebas ASEAN-China. Impor China ke Indonesia
tahun 2009 mencapai 13,5 miliar dolar. Sedangkan impor Amerika ke Indonesia
hanya mencapai angka 7 miliar dolar Amerika. Dengan kondisi seperti ini,
Indonesia seharusnya mempunyai sikap yang berdasarkan kepentingan negara dalam
bidang ekonomi. Apabila dilihat dari surplus neraca perdagangan Indonesia di
tahun ini, maka ternyata rupiah mengalami depresiasi terhadap nilai tukar, tentu
saja neraca pembayaran negara menjadi tertekan. Hal ini memberikan arti, bahwa
Amerika sudah tidak cukup prospek dalam membangun kerjasama perdagangan.

Selain semakin berkurangnya keuntungan hasil perdagangan antara Indonesia dan
Amerika pada tahun ini khususnya dalam ekspor-impor non migas, maka diharapkan
Indonesia mempunyai sikap untuk tidak melakukan berbagai kerjasama bidang
perdagangan yang tidak efisien, diseconomies, dan tidak prospektus dalam
menggenjot pendapatan nasional.

Indonesia harus segera mengambil keputusan untuk mengurangi berbagai kerjasama
yang ditawarkan Amerika, baik dari transaksi perdagangan maupun dari penanaman
modal asing melalui investasi-yang beresiko tinggi untuk jangka panjang. Apabila
negara Indonesia mempunyai keberanian untuk mengurangi kerjasama yang beresiko
tinggi, tentunya harus memulai dengan melakukan perdagangan yang dapat
meningkatkan produktivitas dalam negeri dan menaikkan jumlah tenaga kerja.
Dengan kata lain, Indonesia harus keluar dari kerjasama yang dapat merugikan
bangsa dan rakyat melalui orientasi ekonomi berbasis pada sumberdaya dan
produktivitas dalam negeri, baik sumberdaya manusianya.

Selain meningkatkan volume perdagangan Amerika Indonesia , aspek ekonomi lainnya
adalah peningkatan investasi dan keamanan investasi perusahaan-perusahaan AS di
Indonesia. Pemerintah Indonesia menginginkan adanya peningkatan investasi AS di
Indonesia, Pemerintah selalu beralasan bahwa peningkatan investasi asing akan
meningkatkan perekonomian Indonesia yang akhirnya akan meningkatkan
kesejahtertaa rakyat Indonesia.Tetapi dengan kenyataannya rakyat Indonesia belum sejahterh bahkan saat ini rakyat Indonesia terpuruk dan kecewa akibat kinerja dari anggota DPR yang seharunya melaksanakan pekerjaannya sesuai perwakilan dari jeritan rakyat tetapi malah berfoya-foya dengan membangun infrasruktur yang ada di kawasan Gedung DPR yang nominalnya mencapai triliun.Angota DPR hanya memikirkan kepentingannya masing-masing tanpa melihat bahwa tanggung jawab yang berat terhadap tugasnya sebagai perwakilan rakyat untuk dapat menjadi penghubung keluhan yang dialami rakyat dan mencari solusi yang tepat untuk memecahkan masalah yang terjadi di kehidupan rakyat Indonesia.

• Utang Luar Negeri
Selain sebagai mitra dagang dan penanam modal besar, Amerika juga menjadi salah satu kreditor besar Indonesia. Utang luar negeri Indonesia kepada Amerika juga mencakup porsi yang cukup besar jika dibandingkan dengan sejumlah kreditor lainnya.

Data terbaru statistik utang luar negeri Indonesia yang dirilis pada Oktober lalu oleh Ditjen Pengelolaan Utang menunjukkan tingginya utang negara ini pada Amerika.

Hingga Agustus 2010, total pinjaman luar negeri Indonesia baik pemerintah dan swasta mencapai US$191 miliar. Dari jumlah pinjaman tersebut, sebanyak US$131,4 miliar (68,6 persen) dari negara-negara kreditor, US$24 miliar (13 persen) dari organisasi keuangan internasional dan US$35,4 miliar (18,4persen).

Dari total pinjaman kepada negara kreditor sebanyak US$131,4 miliar, pinjaman terbesar berasal dari Jepang sebanyak US$39,7 miliar, kemudian disusul Singapura sebesar US$23,1 miliar. Amerika Serikat berada di posisi ketiga sebagai negara kreditor terbesar Indonesia dengan nilai pinjaman yang diberikanUS$21,7miliar.


Sedangkan, khusus pinjaman pemerintah yang totalnya mencapai US$101 miliar atau Rp909 triliun, Amerika merupakan kreditor terbesar kedua dengan total pinjaman sebesar US$17,7 miliar atau Rp159 triliun. Posisi kreditor pertama ditempati oleh Jepang dengan nilai pinjaman US$30,2 miliar atau Rp271,8 triliun.

G. KESIMPULAN
Setelah saya mebaca dan merangkum materi Usaha Kcil Menengah,neraca pembayaran (BOP) dan penanaman modal asing.UKM di Indonesia sangat bermanfaat bagi rakyat Indonesia yang masih berpenghasilan rendah di samping itu UKM juga sebagai sumber pendapatan nasional.Di Indonesia perkembangan dari UKM sangat pesat terutama di daerah jawa karena dekat dengan bahan baku UKM Indonesia yang terkenal adalah padat karya keterampilan membuat kerajinan tangan ini menghasilkan suatu karya seni yang banyak menarik para wisatawan asing maupun mancan Negara.Dari berkembangnya kerajinan tangan yang unik ini dapat menciptakan kesempatan kerja bagi para orang yang menganggur di desa dan menghasilkan pendapatan untuk kehidupan mereka.Tetapi UKM mempunyai kelemahan yang juga dapat berpengaruh dan menjadi suatu hambatan untuk memperkenalkan produk asli kerajinan tangan yang mempunyai nilai seni yang tinggi ke luar negeri.hambatan itu tidak lain dari SDM yang kurang berkualitas dalam hala ini manusia yang melakukan UKM seharunya memiliki pengetahuan tentang pemasaran produk,mengatur manajen keungannya serta mempunyai ide-ide yang cemerlang dalam menghadapi persaingan produk dalam negeri maupun luar negeri.Indonesia dalam hal perekonomian banyak menjalin kerjasama dengan Negara lain karena system perekonomian Indonesia terbuka.Salah satunya Indonesia menjalin hubun gan kerja sama perdagangan Asia Pasifik.Dengan kedatangan presiden Obama ke Indonesia bertujuan memperbaiki investasi yang terjadi di Indonesia dan menawarkan kerja sama perdagangan Asia.Amerika Serikat menjadi kreditor bagi Negara Indonesia dengan begitu secara tidak langsung Indonesia mempunyai hutang lagi kepada Amerika Serikat dengan alasan Presiden SBY apabila peningkatan investasi asing di Indonesia tinggi akan mensejahterahkan rakyat Indonesia.Tetapi kenyataan yang ada sampai saat ini rakyat Indonesia belum sejahtera.Lembaga-lembaga yang ada di ndonesia juga sekarang semakin terpuruk dengan kasus-kasus yang tak henti yaitu korupsi.Selama pemimpin-pemimpin Negara Indonesia masih korupsi Indonesia tidak akan maju dan rakyat Indonesia tidak akan sejahtera.Hak yang seharusnya dapat dinikmati rakyat Indonesia ini malah dinikmati secara individual oleh oknum-oknum tertentu yang hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri.Saya sangat berharap bagi pemimpin yang berkaitan dengan Negara ini marilah sadarkan bangsa kita sudah terpuruk jamgan membuat coretan hitam lagi kita harus bangkit dari keterpurukan ini dengan cara kerja sama dengan ikhlas dan jujur di bidang masing-masing.











Daftar Pustaka :
 PEREKONOMIAN INDONESIA Dr.TULUS T.H.TAMBUNAN,GHALIA INDONESIA
 http://bisnis.vivanews.com/news/read/187858-obama-pangling-lihat-jakarta
 http://groups.yahoo.com/group/ikatanguruindonesia/message/13611

Jumat, 08 April 2011

PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH

PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH

1. Pendahuluan
Pembangunan ekonomi krisia tahun 1997 memang telah memberi hasil-hasil positif bagi perekonomian Indonesia terutama sisi kinerja ekonomi makronya.Tinkat pendapatan nasional rata-rata perkapita mengalami peningkatan yang cukup sekitar U$ 50 pertengahan 1960 menjadi lebih dari U$$1000 pertengahan 1990.Indonesia sempat disebut sebagai calon Negara industri baru di Asia Tenggara.Tetapi dari kualitasnya pembangunan ekonomi selama Orde Baru menciptakan kesenjangan yang besar dalam distribusi pendapatan antarkelompok maupun kesenjangan ekonomi antardaerah. Pembangunan ekonomi yang tidak merata membuat sebagian provinsi ingin melepaskan diri dari IndonesiaSeperti timor timur yang sekarang bukan lagi menjadi bagian dari Negara Indonesia yang sudah berubah nama menjadi timor leste.


2. Pembahasan

• Distribusi PDB Nasional menurut Provinsi
Distribusi nasional merupakan indicator terutama di antara indicator yang lain digunakan untuk mengukur derejat penyebaran dari hasil pembangunan ekonomi disuatu Negara.PDRB nasional relative sama antar provinsi member indikasi distribusi PDB nasional relative merata. Terdapat tujuh provinsi yang mencapai pertumbuhan ekonomi di atas pertumbuhan nasional. Kenyataan ini menandakan masih terjadi ketimpangan pendapatan antardaerah. Dalam lima tahun terakhir terdapat tujuh provinsi yang berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Ketujuh daerah tersebut adalah Provinsi Papua Barat, Sulawesi Tenggara, Jambi, Sulawesi Tengah, Sumatra Barat, Sumatra Utara, dan DKI Jakarta.Menurut peneliti/ekonom Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latif Adam, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, indeks pemerataan antarwilayah memang makin baik. Ia menilai hal itu terjadi karena pemerintah berhasil melakukan akselerasi pembangunan di daerah, seperti membuka perkebunan sawit di daerah-daerah. Namun, jika dilihat dari peran masing-masing daerah dalam pembentukan PDB, ia menilai tetap masih ada ketimpangan.Peranan wilayah kawasan barat Indonesia, dalam lima tahun terakhir, masih tetap penyumbang PDBnasional terbesar.Data BPS menyebutkan peranan kawasan barat Indonesia terhadap PDB dalam lima tahun terahir masih di atas 80 persen bagi PDB nasional, sisanya kawasan timur.Berturut-turut, dari 2004-2008, kawasan barat menyumbang 81,74 persen, 80,95 persen, 81,76 persen, 82,00 persen, dan 80,90 persen. Sedangkan kawasan Timur dari 2004-2008, secara berturut-turut menyumbang 18,26 persen, 19,05 persen,18,24persen,18persen,dan19,1persen.Catatan LIPI menyebutkan walaupun dalam kurun lima tahun terakhir indeks pemerataan antarwilayah makin baik, namun sayangnya tidak dibarengi dengan perbaikan kesenjangan pendapatan antargolongan.Berdasarkan data LIPI, gini rasio dalam lima tahun terakhir persentasenya makin besar. Pada tahun 2005-2008, gini ratio berturut-turut tercatat sebesar 0,36 persen, 0,33 persen, 0,37 persen dan 0,37 persen.
Ketimpangan pendapatan terjadi terjadi karena, ternyata, akselerasi pembangunan di daerah, seperti pembukaan perkebunan sawit, dan kebun-kebun lainnya, bukanlah domain petani kecil tapi pengusaha kaya, sedangkan mayoritas petaninya hanyajadiburuhHalLazim tidak heran jika tujuh provinsi yang disebutkan Yudhoyono mengalami pertumbuhan ekonomi diatas pertumbuhan ekonomi nasional.Jakarta otomatis tinggi karena semua kantor pusat perusahaan ada di Jakarta, dan ditunjang oleh tumbuhnya sektor konstruksi dan telekomunikasi dalam lima tahun terakhirSedangkan daerah sisanya, pertumbuhannya ditopang dari kekayaan sumber daya alam. “Kalau melihat tren lima tahun terkahir, harga produk primer mengalami kenaikan, maka otomatis yang kaya SDA pertumbuhannya akan bagus
Namun yang menjadi pertanyaan, kata dia, jika suatu daerah kaya SDA namun ternyata pertumbuhannya tumbuh di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional. “Kalau yang tidak kaya SDA pasti akan sulit tumbuh, tapi kalau yang ternyata kaya SDA, namun tidak tumbuh juga, berarti ada permasalahan
untuk mengukur kinerja perekonomian di masa otonomi, sebaiknya SBY jangan memaparkan kinerja perekonomian provinsi. Hal ini dikarenakan, di masa otonomi daerah yang sudah berjalan sejak adanya UU 22/1999 yang diganti UU 32/2004 tentang otonomi daerah, dinamika perekonomian justru lebih aktif di kabupaten/kota. Oleh karena itu, dalam memaparkan keberhasilan, ke depan, yang disebutkan jangan provinsinya, tapi kabupaten/kotanya seperti apa
Gambaran pertumbuhan ekonomi provinsi sejak otonomi daerah sudah tidak mencerminkan realitas pertumbuhan ekonomi yang nyata.Harus dilihat, per kabupaten dalam provinsi itu seperti apa? Karena sejak otonomi, sebenarnya, makin banyak daerah kabupaten/kota yang makin terisolir dan tidak terurusKemampuan masing-masing daerah dalam menarik investasi, berbeda-beda. Hal ini dikarenakan di masing-masing daerah di Indonesia masih ditemui permasalahan ketersediaan SDM baik pemerintah maupun swasta yang mampu mengelola potensi ekonomi yang ada di daerahnya.
Secara keseluruhanketersediaan SDM dan pengusaha yang memunyai kecakapan masih rendah. Kondisi saat ini, kata dia, per 80 orang penduduk indonesia ditopang oleh 1 unit usaha pengolahan, dan per 10 orang penduduk ditopang oleh 1unit usahapertanian.
Idealnya rasio di masing-masing daerah, 1 untuk unit usaha pengolahan menopang 20 penduduk, dan 1 unit usaha pertanian menopang 6 penduduk.



• PDRB rata-rata per kapita dan tren pertumbuhannyaPemerintah optimistis bahwa pada akhir 2014 rata-rata pendapatan per kapita masyarakat Indonesia mencapai USD5.000. Angka ini diperoleh dengan asumsi produk domestik bruto (PDB) mampu menembus USD1 triliun.
Optimisme muncul berdasarkan data masa lalu di mana untuk 2004 PDB per kapita kita hanya USD1.184 dan meningkat sebesar USD3.000 pada akhir 2010.
Sementara untuk mengejar selisih total PDB sebesar USD300 selama tiga tahun (2011-2014) juga cukup besar melalui program percepatan pembangunan infrastruktur dan capital inflow untuk mendukung investasi sektor riil di Indonesia.
Besaran pendapatan per kapita merefleksikan kemakmuran , daya beli dan kemajuan pembangunan suatu negara. Angka ini didapatkan melalui pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Semakin besar PDB per kapita suatu negara, semakin makmur masyarakatnya.
Karena itu, PDB per kapita juga seringkali digunakan untuk membandingkan pertumbuhan ekonomi antarnegara. Namun, optimisme peningkatan PDB per kapita ini perlu dicermati dengan penuh kehati- hatian. Hal ini karena data PDB dihitung dengan menjumlahkan total output/pendapatan yang diproduksi di dalam negeri.
Hanya saja, data ini perlu dilengkapi dengan melihat distribusi dan kualitas kontribusi sektoral maupun kelompok pendapatan masyarakat sehingga pencapaian PDB per kapita perlu dilengkapi dengan indikator yang lebih mencerminkan pemerataan akses, kontribusi, dan distribusi agar PDB per kapita menjadi lebih berkualitas.
Beberapa data terakhir menunjukkan ada pola pertumbuhan ekonomi berdasarkan sektoral menunjukkan pertumbuhan positif untuk sektorsektor non-tradable seperti keuangan, transportasi dan telekomunikasi, hotel dan restoran, perdagangan, konstruksi, gas dan air bersih,listrik, serta jasa lain.
Sementara itu tren sebaliknya ditunjukkan oleh sektor tradable seperti pertanian, pertambangan dan galian, serta industri manufaktur nasional. Persoalan terjadi karena mayoritas tenaga kerja dan masyarakat Indonesia hidup dari sektor tradable.
Dikhawatirkan, ketimpangan kontribusi sektoral terhadap total pertumbuhan ekonomi nasional memunculkan persoalan atas ketimpangan pendapatan antara pekerja di sektor non-tradable dan tradable.
Menurut data BPS per Februari 2010, jumlah tenaga kerja Indonesia di sektor pertanian Rp42,8 juta orang (40 persen) dari keseluruhan angkatan kerja nasional yang mencapai 107,4 juta orang.
Kualitas kesejahteraan mayoritas tenaga kerja nasional yang bekerja di sektor pertanian juga perlu mendapatkan serius dari pemerintah pusat dan daerah. Berdasarkan pemantauan harga-harga di 32 pedesaan yang dilakukan BPS pada Desember 2010 menunjukkan nilai tukar petani (NTP) secara nasional turun 0,13 persen dibandingkan NTP November 2010.
Penurunan ini karena indeks harga hasil produksi pertanian lebih rendah dibandingkan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga petani untuk keperluan produksi. PDB per kapita tentu perlu mendapatkan pengayaan dari data dan indikator lain yang lebih bersifat sektoral dan riil di masyarakat.
Pola-pola ketimpangan akan semakin melebar apabila PDB per kapita yang tinggi hanya dikontribusikan oleh sektor yang lebih padat modal dan teknologi. Dengan begitu, penyerapan lapangan kerja juga menjadi terbatas.
Asumsi APBN 2011 telah menargetkan bahwa setiap satu persen tambahan pertumbuhan ekonomi akan menyerap tenaga kerja sebanyak 400 ribu orang. Perkembangan sektoral perlu menjadi acuan untuk mengembangkan strategi penciptaan lapangan kerja yang berkualitas. Pertumbuhan PDB per kapita adalah indikator yang mencerminkan bahwa Indonesia dapat menjadi kekuatan ekonomi utama di masa mendatang.
Namun, berbagai macam bentuk ketimpangan sepertinya akan terus membayangi peningkatan PDB per kapita Indonesia. Hal ini perlu juga mendapatkan perhatian khusus dari segenap pengambil kebijakan baik di tingkat pusat ataupun daerah.
Persoalan ketimpangan kepemilikan tanah dan lahan, kesenjangan gaji eksekutif puncak dan eselon yang ada di bawahnya, kesenjangan sektoral, serta pendidikan dan akses terhadap kualitas pelayanan publik yang lebih merata.
Selain itu juga mayoritas pola usaha dan tenaga kerja di Indonesia masih berada di sektor informal jelas akan menjadi tantangan tersendiri untuk dapat 'mendamaikan' antara sektor formal dan informal.
Ketika persoalan ketimpangan dapat kita kurangi, niscaya peningkatan PDB per kapita akan semakin dirasakan dan dinikmati oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Inilah tantangan kita bersama untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan inklusif.
• Konsumsi rumah tangga per kapita antar provinsi
Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita merupakan salah satu indicator alternative yang dapat dijadikan ukuran untuk melihat perbedaan dalam tingkat kesejahteraan penduduk antarprovinsi .semakin tinggi pendapatan per kapita di suatu daerah semakin tinggi pengeluaran konsumsi per kapita di suatu daerah itu. Provinsi di jawa mempunyai tingkat kesejahteraan yang lebih baik dibandingkan dengan provinsi diluar jawa .Terlihat dengan lebih rendahnya alokasi pengeluaran untuk makanan penduduk di jawa di bandingkan provinsi luar jawa.
• Indeks pembangunan manusia
Pembangunan manusia telah menjadi tema utama dunia seiring dengan diterbitkannya Laporan Pembangunan Manusia (Human Development Report) pertama kali oleh PBB pada tahun 1990. Orientasi pembangunan bergeser dari pembangunan ekonomi yang fokus pada pertumbuhan pendapatan semata menjadi pembangunan berorientasi manusia. Manusia atau penduduk harus menikmati hasil-hasil pembangunan secara nyata. Pertanyaannya, apa itu pembangunan manusia? Menurut United Nations Development Programme(UNDP), pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbanyak pilihan bagi penduduk, kebebasan untuk hidup lebih sehat, lebih berpendidikan, dan dapat menikmati standar hidup yang layak.

Kita tidak bisa hanya bangga dengan capaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi jika ternyata masih banyak penduduk yang belum bisa hidup secara layak. Meskipun angka pengangguran rendah, mungkin masih banyak yang bekerja tidak layak dengan upah yang rendah. Laju inflasi yang rendah seharusnya disertai dengan kemampuan penduduk dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yang lebih baik. Seorang sarjana kita anggap sudah berpendidikan tinggi, tetapi itu saja tidak cukup jika dirinya tidak memiliki banyak pilihan ketika memasuki pasar kerja. Menurut Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi, seseorang dapat dikatakan 'miskin' jika dirinya tidak memiliki banyak 'pilihan' dalam hidupnya. Pembangunan manusia akan dikatakan berhasil jika mampu memperbanyak pilihan-pilihan bagi penduduknya. Kita bersyukur bahwa kualitas kesehatan penduduk Indonesia yang dicerminkan dengan indikator angka harapan hidup sudah cukup baik. Diperkirakan, pada 2010 angka harapan hidup sudah mencapai 71,5 tahun. Artinya, orang yang lahir di tahun 2010 memiliki harapan untuk hidup hingga 71,5 tahun. Apa kunci keberhasilan angka harapan hidup? Salah satu kunci terpenting ialah menurunnya angka kematian bayi (infant mortality rate). Pada 2007, data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa angka kematian bayi (anak berusia 0-1 tahun) sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. Masih butuh upaya keras untuk mencapai target MDGs tahun 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup.

Namun, Indonesia dapat mengalami kesulitan dalam meningkatkan kinerja penurunan angka kematian bayi (AKB) jika angka kelahiran tidak terkendali. Indikasi ledakan penduduk hasil Sensus Penduduk 2010 harus disikapi dengan cermat jika ingin memperbaiki kinerja IPM bidang kesehatan. Semakin banyak anak yang dimiliki seorang ibu, semakin rendah kemampuan si ibu untuk memberikan nutrisi yang memadai bagi anaknya. Padahal, kemampuan bayi untuk dapat bertahan hidup dan berkembang ditentukan oleh asupan gizi atau nutrisi yang diterima para ibu menyusui. Oleh karenanya, kebijakan pengendalian jumlah penduduk tetap penting untuk mencapai kinerja pembangunan manusia yang lebih baik dibidang kesehatan.

Seperti telah diungkapkan sebelumnya, titik terlemah pembangunan manusia Indonesia ternyata berada di sektor pendidikan. Kinerja tertinggi bidang pendidikan di ASEAN diraih Malaysia, yang rata-rata penduduknya mampu menempuh pendidikan hingga SMP ke atas. Rata-rata lamanya bersekolah penduduk Indonesia di tahun 2010 hanya sekitar 5,7 tahun. Artinya, penduduk Indonesia secara rata-rata hanya 'hampir' lulus sekolah dasar (SD). Padahal, kita belum berbicara tentang kualitas pendidikan, baru sebatas kuantitas pendidikan. Tentunya, kualitas lulusan SD di kota mungkin jauh lebih baik ketimbang lulusan SD didaerah terpencil.

Dengan anggaran pendidikan yang sudah mencapai 20% dari APBN 2011, seharusnya Indonesia dapat segera memperbaiki tingkat pendidikan penduduknya. Jika titik terlemah pencapaian pembangunan manusia ini bisa segera diperbaiki, seharusnya Indonesia mampu 'mendongkrak' capaian IPM-nya serta mengalami peningkatan peringkat secara signifikan setidaknya dalam 10 tahun mendatang.
• Tingkat kemiskinan
Salah satu alat untuk mengukur tingkat ketimpangan ekonomi antar daerah yaitu presentase penduduk. Pulau jawa merupakan pusat kemiskinan di Indonesia dan kepadatan penduduk yang tinggi.Semakin tinggi jumlah penduduk per hektar semakin sempit ladang untuk bertani atau alokasi untuk membangun pabrik serta kegiatan ekonomi lainnya.Semakin kecil kesempatan kerja dan pendapatan juga semakin besar presentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan.
• Faktor-faktor penyebab ketimpangan
 Konsentrasi kegiatan ekonomi wilayah
Ekonomi dari daerah dengan konsentrasi kegiatan ekonomi tinggi cenderung tumbuh pesat.Sedangkan daerah dengan tingkat konsentrasi ekonomi rendah akan cenderung mempunyai tingkat pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah.Indonesia dengan strategi pembangunan ekonomi langsung maupun tidak langsung terpusatnya pembangunan ekonomi di jawa dengan berbagai alasan,ekonomis serta strategis membuat tebelakangnya pembangunan ekonomi di provinsi lainnya.
 Alokasi investasi
Dapat dikatakan bahwa kurangnya investasi langsung di suatu wilayah membuat pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan masyarakat di wilayah tersebut rendah karena tidak ada kegiatan-kegiatan ekonomi yang produktif seperti industri manufaktur.hal ini disebabkan terpusatnya investasi langsung di wilayah jawa atau lebih lambatnya perkembangan investasi langsung di luar jawa.oleh karena itu salah satu factor utama penyebab ketimpangan pembangunan di Indonesia.
 Tingkat mobilitas faktor produksi yang rendah antardaerah
Relasi antara mobilitas factor produksi dan perbedaan tingkat pembangunan atau pertumbuhan antarprovinsi dapat lebih jelas dipahami dengan pendekatan analisis mekanisme pasar output dan pasar input.perbedaan laju pertumbuhan ekonomi antarprovinsi membuat terjadinya perbedaan tingkat pendapatan per kapita dengan teori ini mekanisme pasar output dan input bebas.

 Perbedaan SDA antarprovinsi
Pembangunan ekonomi yang kaya akan SDA akan lebuh maju dan masyarakatnya lebih makmur dibandingkan dengan di daerah yang miskin SDA.Hingga tingkat tertentu SDA dilihat haya sebagai modal awal untuk pembanguan yang harusnya dikembangkan terus.
 Perbedaan kondisi demogarafi antarwilayah
Perbedaan geografi antarprovinsi merupakn factor utama ketimpangan ekonomi regional Indonesia.terutama dalam hal pendidikan,kesehatan,disiplin mempengaruhi tingkat pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
 Kurang lancarnya perdagangan antarprovinsi
Faktor keterbatasan transportasidan komunikasi yang meyebabkan ketidaklancaran perdagangan antarprovinsi yang menjadi salah satu devisa untuk Indonesia.

• Teori pembangunan ekonomi daerah
 Teori basis ekonomi
Berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah.produksi suatu barang atau jasa menggunakan sumber daya dalam negeri yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menjadi meningkat pendapatan per kapita di daerah tersebut.


 Teori lokasi
Menentukan suatu lokasi untuk dapat menghasilkan keuntungan terhadap produksi yang sedang dijalankan.Perusahaan akan memilih lokasi yang dekat dengan bahan baku dan pasar karena hal tersebut dapat mempermudah proses produksi serta pemasaran bagi produk tersebut.

 Teori daya tarik industri
NT tinggi per pekerja,industri-industri kaitan perkembangan industri akan terus diperhatikan supaya dapat lebih maju dan dapat mengurangi ketergantungan impor yang merugikan bagi pertumbuhan ekonomi,daya saing di masa depan mampu menetukan langkag tujuan dari industri mau seperti apa dan melihat kemajuan jaman melakukan pengembangan yang signifikan di bidang industri,spesialisasi industri perdagangan internasioanl suatu daerah lebih mengkhususkan bidang industri karena memiliki keunggulan koperatif dan dapat menguntungkan.









3. Kesimpulan
Jadi menurut pendapat sya pembangunan daerah yang berada di Indonesia belum cukup merata karena msaih banyak daerah-daerah terpencil yang infrastukturnya belum terpenuhi oleh pemerintah. Hal ini menyebabkan ketimpangan terhadap pembngunan daerah yang menimbulkan reaksi protes masyarakat pada pemerintah.Daerah yang kurang diperhatikan pemerintah melakukan aksi pemberontakan besar-besaran seperti timor timor yang dahaulu masih menjadi bagian Negara Indonesia karena daerahnya terpencil memang agak sulit menjangkaunya.Daerah ini sangat kekurangan air bersih.bahan makanan,pendidikan dan semua aspek di segala bidang mereka merasa pemerintah tidak peduli dengan keadaan mereka.Pada saat itulah timor timor melakukan pemberontakan melepaskan diri dari Negara Indonesia dan ingin menjadi Negara yang berdiri sendiri. Melalui berbagi proses dan akhirnya timor-tmor Negara yang dahulu merupakan Negara bagian Indonesia sekarang telah berdiri sendiri dan mengganti nama menhajdi Negara timor leste.Dari peristiwa ini seharusnya pemerintah dapat memetik pelajaran dan harus lebih memperhatikan Negara dan pulau-pulau yang berpenduduk miskin untuk menjadi lebih maju.Kita Negara kepulauan janganlah member ketidaknyaman terhadap penduduk yang masih sangat kurang terutama di bidang pembangunan daerah.Tetapi di balik itu semua pemerintah telah berhasil memusatkan pulau jawa sebgai sumber dari pembangunan dan segala aspek yang membuat perekonomian Indonesia tumbuh pesat. Solusi untuk pemerintah Indonesia ayolah bangun bersama-sama lihat masyarakat yang infrastukturnya belum terpenuhi ini dapat menyebabkan hambatan dalam menjalani aktivitas mereka serta berpengaruh terhadap kesejahteraan masyrakat,pendapatan Negara juga.Jalankan tugas sesuai amanat apa yang harus dilakukan untuk membangun negeri ini menjadi negeri yang maju.Dengan banyaknya pengetahuan tentang teori pembangunan pelajari pilihlah sesuai dengan apa yang dapat menjadikan pembangunan daerah Negara Indonesia lebih maju dan mempunyai prospek kedepan.

Daftar pustaka :
 http://www.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=15936
 http://www.mediaindonesia.com/read/2011/01/27/198895/68/11/Kinerja-Pembangunan-Manusia-Indonesiap
 http://news.id.msn.com/okezone/business/article.aspx?cp-documentid=4748457
 Perekonomian Indonesia Dr.Tulus Tambunan,Ghalia Indonesia