Laman
Sabtu, 17 November 2012
INEFISIENSI PLN DALAM POLEMIK DAHLAN ISKAN DENGAN DPR (BI-01-SS-12)
Akhir-akhir ini kita sering melihat berita acara memuat kasus dahlan iskan yang berseteru dengan DPR,begitu kencangnya berita ini menjadi perbincangan di masyarakat sekitar.Dpr mengundang dahlan iskan untuk menghadri rapat yang dibentuk oleh Komisi VII,DPR mendapat keterangan dari audit yang menyatakan infefisiensi sebesar 37 triliun yang terjadi di PLN yang artinya ketidakmampuan PLN memaksimalkan penggunaan gas dalam menggerakkan pembangkitnya,PLN tidak mampu memaksimalkan pemafaatan seluruh sumber daya (gas) yang lebih murah dalam pembangunan pembangkitan lisrik berbahan gas. Hal itu karena tata niaga gas yang kurang mendukung penyediaan gas bagi PLN. Gas kita lebih banyak diekspor untuk memenuhi kontrak ekspor jangka panjang dengan negara lain. Selain itu dari hasil pemeriksaan BPK, PLN juga dinilai tidak tegas dalam melakukan kontrak dengan pemasok gas. Menurutnya, tidak ada klausul sanksi dalam kontrak, yakni ketika pemasok gas tidak memenuhi pasokan gasnya ke PLN sehingga PLN harus mengoperasikan pembangkit dengan BBM yang lebih mahal dan pemeliharaan pembangkit menjadi lebih tinggi. Semua itu menimbulkan pemborosan bagi PLN, yang pada akhirnya harus ditutup dengan subsidi dari APBMemang, tak menutup mata, celah korupsi terkait hal ini bukan mustahil ada, diantaranya dalam kontrak yang dianggap tidak tegas oleh BPK itu. Demikian juga, entah termasuk dalam hal yang diaudit oleh BPK saat itu atau tidak, yakni rahasia umum berkaitan dengan pencurian setrum. Tak ada salahnya, Dahlan Iskan nanti benar-benar bersedia meghadiri panggilan DPR tidak perlu emosi. Tetap santai kalau selama ini sudah merasa bekerja dengan benar. Kalau perlu ungkap juga oknum-oknum yang melakukan pemerasan.
Kesimpulan :
Jadi efisiensi yang terjadi di PLN gagal memperoleh pasokan bahan bakar murah yakni gas untuk pembangkit listriknya dan juga terkait gagalnya pembangunan pembangkit listrik baru berbahan bakar gas. PLN juga dinilai tidak tegas dalam melakukan kontrak dengan pemasok gas serta diketemukannya laporan audit PDTT dilaksanakan langsung atas permintaan Komisi VII DPR itu memang menyimpulkan “PLN kehilangan kesempatan untuk berhemat” atau banyak disebut inefisiensi di tubuh PLN Rp 37 triliun.oleh karena itu Dahlan Iskan diminta kejelasannya di DPR tetapi ia menolak datang karena ia berfikir itu hanya untuk memeras BUMN.Jika Dahlan Iskan memang merasa kinerjanya selama ini sudah benar hadapi dan datang ke DPR untuk memeberikan penjelasan yang transparan.Ungkap semua oknum-oknum yang disebutkan oleh Dahlan.lakukanlah semua dengan transparan jangan takut jika merasa benar dan jujur.Masyarakat ingin mengetahui secara transparan dari semua kasus jangan ditutup-tutupi seolah-olah tidak terjadi apa-apa.Kejujuran itu memang sangat sulit untuk diterapkan karna orang-orang bertindak jujur dalam pemerintahan akan dijatuhkan.
Referensi :
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/10/29/inefisiensi-belum-tentu-korupsi-bos-505107.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar