Laman

Rabu, 10 Oktober 2012

Berbagai Masalah Dengan Kehadiran Mobil Murah (BI 10-10-12)

Dibalik murahnya mobil murah,terdapat harga mahal yang harus dibayar. Kehadiran mobil murah ini akan meningkatkan konsumsi BBM yang ada. Data terbaru yang dirilis sektetaris jenderal gabungan industri kendaraan bermotor Indonesia (GAIKINDO), menyebutkan bahwa volume penjualan mobil tahun 2011 mencapai 894.000 unit dengan tingkat pertumbuhan yang naik 16,5% dibanding tahun sebelumnya. Tak sampai disitu, Badan Pusat Statistik (BPS),juga merilis angka yang fantastis dimana jumlah kendaraan bermotor yang beredar di Indonesia mencapai 76.907.127 untuk tahun 2010. Memang benar kenaikan laju kendaraan bermotor tidak terlalu tinggi, namun ingat bahwa laju konsumsi BBM naik 11,5% dari tahun 2010-2011 (dalam hal ini, penulis tidak ingin berspekulasi apakah BBM itu murni dikonsumsi ataukah diselundupkan). Pemerintahpun mengatakan bahwa 15 tahun kedepan, BBM kita akan benar-benar habis. Muncul pertanyaan, tapi mobil yang beredar saat ini bukan hanya mobil murah, mobil mewah pun banyak? Tepat sekali, makanya saya katakan mobil murah akan meningkatkan konsumsi BBM. Terlalu naif mungkin bila menyalahkan mobil murah. Tapi saya juga memiliki alasan tersendiri kenapa ikut menyalahkan mobil murah. Indonesia terkenal dengan sebagian masyarakatnya yang gengsi tinggi, makan tidak makan yang penting punya barang mewah. Selain didasarkan dengan urusan gengsi, masyarakat juga cenderung membeli barang berdasarkan tingkat daya beli, bukam berdasar kebutuhan. Mobil seharga ratusan juta bahkan lebih, mampu dibeli sebagian masyarakat kelas atas dengan gampang, apa jadinya bila bila mobil itu cuma seharga puluhan juta. Sebagai contoh, si A berpenghasilan besar, mampu membeli mobil seharga 300 juta. Lalu beredar mobil murah seharga 70 juta, bisa ditebak berapa jumlah mobil yang akan dibeli si A. Itu untuk mobil yang seharga 70 jutaan loh, belum lagi bila mobil itu seharga dibawah 50 juta (seperti mobil jenis “Moko” makassar yang akan diproduksi massal), bisa-bisa 6 mobil sekaligus akan dibeli. Bukan cuma masalah BBM saja yang kena imbas mobil murah, namun tingkat kemacetan akan bertambah. Masyarakat tiap hari mengeluh akan masalah kemacetan, namun tidak mau menyelesaikan masalah kemacetan itu bersama-sama. Bila sebagian orang serentak membeli mobil murah tersebut, saya tidak bayangkan berapa banyak mobil yang beredar sekaligus menambah deret panjang antrian mobil dijalan. Bayangka saja, mobil seharga 50 juta mulai diproduksi massal, maka tidak menutup kemungkinan bila satu keluarga memiliki minimal 5 mobil. Apa tidak terlalu berlebihan mengatakan seperti itu? Tentu tidak, mobil seharga ratusan juta saja gampang dikeluarkan dengan jalur kredit apalagi yang seharga 50 juta. Handphone bisa dijadikan conroh, dulu benda satu itu memang mahal hingga cuma orang tertentu yang memilikinya, namun apa yang terjadi ketika handphone murah jenis cina beredar, benar-benar diluar dugaan, barang mewah itupun dibeli seperti membeli kacang goreng. Tak pelak, 1 orang bisa memiliki 3 handphone sekaligus. Apakah sudah selesai efek negatif mobil murah? Tentu tidak, masalah-masalah lain yang akan terjadi adalah peningkatan pencemaran udara (global warming), naiknya tingkat kriminalitas, dan kesenjangan sosial makin terjadi. Sebagai konsumen yang bijak, kiranya kita mau bersama-sama untuk tidak menjadikan mobil murah ini sebagai ajang kekuasaan. Apalgi sebagai ajang menunjukan kekayaan material. Tapi, berpikir jugalah akan dampak yang ditimbulkan dari benda mewah tersebut SUMBER: http://regional.kompasiana.com/2012/04/16/harga-mahal-dibalik-mobil-murah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar